Getar Kematian

1791 Words

. Angkasa hampir mencapai sisi tribun tempat Faritzal. Napasnya pendek-pendek. Medan yang terjal, naik turun puing dan retakan tribun menjadi rintangan yang memperlambat langkah. Angkasa tak ingin berhenti tapi napasnya tak sampai. Terpaksa, ia melambatkan jejaknya dan berhenti sejenak di atas sebuah puing balok besar yang runtuh dari atap. Ia harus stabilkan napasnya secepat mungkin untuk melanjutkan perjalanannya. Titik ini sudah lebih dekat menuju raja, juga pria Vocksar yang sepertinya belum berbuat apa-apa. Angkasa masih memantaunya sambil mengatur napas. Wajahnya bermandi keringat dengan mata melebar membuka penuh pupilnya untuk menajamkan penglihatan.             “Apa yang mereka bicarakan?” gumam Angkasa disela deru napasnya. Faritzal terduduk di tribun dengan wajah tegang, j

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD