Naviza sampai di jalanan rumah Talana. Dia berhasil mendapatkan kembali kakinya setelah mengistirahatkannya sebentar sambil terus melatihnya bergerak. Kesemutan parah yang menjadi kram itu tak bisa ia anggap remeh jika berpotensi terjadi lagi kapan pun. Tapi sekarang, ia merasa sembuh sepenuhnya. “Kita lewat belakang?” ajak Naya melirik pada Naviza. Melihat jalanan penuh berjubel para penonton dan pencari berita di depan gerbang rumah, membuat Naviza enggan mendekat. Usul Naya tentu sangat ia setujui. Apalagi mereka sudah sering masuk ke pesanggrahan mewah itu lewat pintu yang menurut Talana hanya keluarganya yang mengetahuinya. Naviza dan Naya mengambil jalan pintas kecil, gang sempit di antara dua rumah tetangga Talana. Celahnya benar-benar sempit sampai mereka harus be