“Kamu ingin sekali kan melindungi Mama kamu, kalau begitu biar kamu temani dia saja merasakan penderitaan dari saya.” Sintia segera menyerahkan tongkat yang diambilnya pada Natalia tantenya. Tanpa menunggu lama, setelah menerima benda tersebut, ia langsung melakukan ancang-ancang dan siap mengayunkan tongkat besi itu ke arah Zevanya dan Mamanya. Zevanya tentu saja refleks bergerak memeluk Mamanya untuk melindungi wanita yang melahirkannya itu dari pukulan besi tersebut. Ia memilih mengorbankan punggungnya yang baru saja sembuh untuk melindungi Mamanya. Beberapa detik menunggu, sama sekali tidak ada tanda-tanda hantaman keras di area punggungnya. Merasa penasaran Zevanya segera berbalik untuk melihat apa yang terjadi. Begitu dirinya berbalik, ia tentu saja terkejut saat melihat sebuah ta