Arseno menghentikan mobil yang dikendarainya tepat di depan gedung apartemen tempat Zevanya tinggal. Disampingnya saat ini duduk keponakannya Alviano yang sedang membuka sabuk pengaman dan bersiap turun dari mobil. “Alviano,” panggil Arseno. Mendengar namanya dipanggil, pria tersebut segera menghentikan pergerakannya dan menatap Omnya untuk menunggu kelanjutan perkataannya. “Biar bagaimanapun dia adalah putri dari musuh kamu, akan sangat sulit kedepannya jika kamu punya perasaan lebih pada wanita itu,” ujar Arseno memberi sebuah nasehat pada keponakannya itu. “Aku rasa Om sendiri sudah mengenal dengan baik bagaimana sifatku Om, kesulitan apapun bukan hal yang menakutkan untuk aku,” jawab Alviano dengan nada santai. Ia kemudian segera membuka pintu mobil, namun sebelum benar-benar kelua