Nadine POV. Kita tinggalkan dulu tuan muda, dia juga mulai sibuk lagi dengan pekerjaannya. Bagian sering telponnya masih sama dan selalu menanyakan soal aku yang masih belum melakukan perintahnya untuk mulai meminta bantuan bunda, maminya atau dua kakak iparku, untuk mempersiapkan acara pertunangan kami. “Masih sibuk akunya, nanti dulu ya. Kamu taukan kalo mamimu, bunda, dan dua kakak iparku kolaburasi, pasti aku gak akan bisa nafas Yang….” kataku meminta pengertian. “Loh kalo ikutin kesibukanmu, memang gak akan pernah bisa melakukan persiapan apa pun. Lagipula kamu tinggal bilang, mau pesta seperti apa, tanpa perlu kamu ikut terlibat, untuk itu aku memintamu untuk minta bantuan mamiku, bundamu dan dua kakak iparmu” jawabnya. Aku menghela nafas. “Aku sudah pakai cincin punya mamimu, a