16. Bercak Darah Keperawanan

1129 Words

Prisma hanya diam. Meski kehabisan napas, ia tidak berani menghentikan permainan bibir Birru. Ia takut pria itu akan merasa terganggu dan marah. Sampai ketika Prisma berpikir akan kehabisan napas, akhirnya Birru berhenti. Napas mereka berdua terengah-engah dengan raut yang memerah. Kabut tebal sudah menyelimuti bola mata coklat Birru. "Ada apa dengan kepalamu?" tanya Birru penasaran. Ketika sedang menikmati bibir Prisma, tangannya bergerak ke sana ke mari. Ingin menarik handuk dan bermain-main di tubuh bagian depan Prisma, tetapi ia tidak ingin terlalu terburu-buru. Jadi, tangannya bergerak ke tengkuk hingga kepala dan menemukan sesuatu di sana. "Oh, ini?" Prisma menyentuh perban yang tersembunyi di balik rambutnya, "Satu bulan yang lalu, Carl mengirim orang untuk membunuhku dan aku b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD