"Jangan nakal, Birru!" seru Prisma memprotes. Tangan Birru menggerayangi tubuh Prisma dan sengaja membuat rangsangan di area-area sensitif. Meski memeluk, tetapi bibirnya menggerilya di telinga dan tengkuk membuat sang empu kewalahan. "Tapi enak, kan?" tanya Birru tersenyum genit. "Tidak!" Prisma mendorong tubuh Birru menjauh. "Aku harus pulang sekarang," imbuhnya dengan nada merengek. "Nanti setelah kita bermain-main di sini," ujar Birru tegas. Hampir lima bulan mereka menjalin hubungan kerjasama, tidak sekalipun melakukannya di kamar mandi. Prisma selalu menolak dengan alasan tidak suka berlama-lama di sana. Jadi, Birru hanya bisa mengalah dan melakukan hal lain seperti, memeluk dan mengecup bibir Prisma sampai bengkak. "Ini sudah sangat sore, Birru," kata Prisma bersikeras. "Kare