Pagi hari yang sedikit mendung. Gadis manis yang masih bergelung nyaman dengan selimut tebalnya, masih bermalas-malasan untuk bangun. Setelah sholat subuh tadi, Malika kembali naik keatas ranjang. Padahal, Arina sudah menyuruhnya packing mulai dari sekarang. Penerbangan mereka yang harusnya pukul 5 sore, diganti dengan pukul 7 malam. Karena Ady masih ada sedikit pekerjaan yang harus di selesaikan sebelum berangkat ke semarang. Membuat anak gadisnya memiliki waktu bersantai lebih lama. “Kak Nadhief ...” ucapnya, saat melihat layar ponselnya yang berdering. Malika bangun dengan merapikan rambutnya yang sangat berantakan, sebelum mengangkat panggilan video dari kekasihnya. “Pagi, Poo,” sapanya dengan tersenyum. “Masih di atas ranjang, Bee?” “Iya, malas sekali mau bangun.” “Penerbangann