Bab 11 Masa Orientasi Siswa (MOS)

530 Words
"Semua berbaris sambil jongkok menghadap tiang bendera lalu hormat!" ucap kakak panitia MOS sekolahku. Ya kakak panitia sedang menghukum peserta MOS yang tidak membawa peralatan yang harus di bawa meski hanya terlewat satu benda pun, akan tetap di hukum. Sedangkan yang tidak di beri hukuman, sekarang sudah boleh istirahat. "Hai An, kenalkan namaku Naina, namamu Ani kan?" kata temanku yang bernama Naina sambil mengulurkan tangan kepadaku, aku pun menyambutnya. "Ani" kataku. "Sedang apa?" tanyanya lagi. "Ini sedang membaca buku" jawabku. "Buku apa? Kayaknya seru" ucap Naina lagi. "n****+" kataku sambil tersenyum ke arah Naina. "Ya sayangnya aku gak suka n****+" ucap Naina sambil tersenyum membalas senyumanku. "Apakah aku boleh berteman denganmu?" tanyanya. "Tentu saja boleh, kenapa tidak?" jawabku lagi. "Mulai sekarang kita berteman ya" kata Naina sambil mengaitkan jari kelingkingnya ke arahku. "Eh ya udah lanjutkan bacanya aku mau ke kantin, nanti aku kesini lagi." ucap Naina sambil berlalu pergi. Selama masa MOS belum ada pelajaran umum, kegiatan kami dari pagi hanya kegiatan MOS ke kantin ke perpustakaan berkenalan. Udah seputar itu-itu saja. Tak lama Naina datang lagi sambil membawa jajan ciki serta minuman. "An, kamu mau jajan nggak. Kalau mau ambil aja." kata Naina memulai obrolan. Aku pun meletakkan n****+ yang tadi k****a ke rak buku. "Iya, makasih ya Na," ucapku kepada Naina. "Alamat rumahmu di mana An?" Kalau rumahku deket sini An," ucap Naina duluan padahal aku belum jawab pertanyaannya dan juga belum kembali bertanya kepadanya. "Agak jauh harus naik angkot" ucapku sambil ikut makan jajan yang di tawarkan Naina. "Nanti main ke rumahku yuk!" ajak Naina sambil tetap makan jajannya. "Emmm" belum sempat aku menjawab Naina bicara lagi. "Udah, lagian deket ini nanti aku anterin pulang kalau nggak berani." Akhirnya aku mengangguk karena tak enak menolak. Tak lama bel pun berbunyi tanda pulang sekolah. Kami pun masuk kelas. Sebelum pulang kami pun mencatat tugas yang ada di mading untuk di bawa besok pagi. Akhirnya aku main ke rumah Naina, Ibunya sangat baik dan ramah. "Bikinin temanmu minuman dulu Na! Ibu mau belanja sebentar!" perintah Ibu Naina kepada Naina. "Iya Bu" ucap Naina sambil berlalu ke dapur. "Nak Ani, tante mau ke warung sebentar mau belanja" pamit Ibunya Naina kepadaku. "Iya tante." Tak lama kemudian Naina datang membawa dua minuman di atas nampan serta kue di dalam toples. "Dimakan An, aku mau ganti baju dulu, gerah." Ucap Naina. "Silahkan" jawabku kemudian. Sambil menunggu Naina aku makan kue yang di suguhkan Naina tadi. Tiba-tiba. "Di mana ibumu" ucap seorang pria sambil berjalan sempoyongan sepertinya mabuk. Mungkin di kiranya aku Naina, belum sempat aku menjawab Naina sudah keluar dari kamar dan menjawab. "Ibu sedang belanja ke warung Pak" jawab Naina agak menahan emosi. Lalu pria itupun masuk ke kamar, mungkin tidur karena mabuk. "Siapa itu Na?" tanyaku kepada Naina. "Itu tadi Bapakku An," jawab Naina dengan wajah sedih. "Ya seperti itulah An, bapakku sering mabuk, judi. Terlebih main perempuan. Bapakku juga kasar An, aku dan ibuku selalu jadi tempat sasaran amukannya ketika apa yang dia mau tidak terpenuhi, ucap Naina sambil menangis. Aku menenangkan Naina dengan menepuk bahunya pelan. Tapi kenapa pria itu mirip teman Ibu waktu itu, apakah cuma mirip. Ah barangkali emang mirip. Aku pun pamit untuk pulang.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD