Fans

969 Words
Setelah berdamai dengan diri dan menyelesaikan hajatnya, diapun keluar dari toilet. Di depan toilet wajahnya beradu pandang dengan Setyawan. Ada tatapan tanda Tanya, “ngapa pula di kunci toilet umum?” Rudi menatap dengan tajam seakan masih menyisakan rasa cemburu. “Silahkan”. Katanya berbasa-basi, padahal dia tahu bahwa ada yang tidak beres diantara mereka. Sesampai di mobil di lihatnya wanita yang telah membakar hatinya, namun tetap diberikan senyuman. “Setyawan Nunggu depan toilet”. Kata Nirmala sembari memarahinya “maaf”. Katanya tenang, sedangkan jiwanya masih saja marah “kamu baik-baik saja kan?” “yess, its good”. “ada yang menganggu?” insting Nirmala mulai bermain, biasanya temannya biasa saja sekarang terasa berbeda. Rudi hanya diam sejenak, pura-pura tidak mendengar. Dia mengetahui dengan pasti pertanyaan itu berjawaban “iya”. “ada yang mengganggu?” ulang Nirmala “nggak ada kok”. Jawab Rudi sembari tersenyum ke Nirmala. “ok”. Keduanya terdiam, Nirmala dengan instingnya selalu mudah merasakan perubahan mood, Rudi dengan sikap gentleman berusaha tenang, semua bisa diselesaikan. “kalau ada sesuatu cerita”. “pasti itu”. Terlihat dari jauh Setyawan hendak masuk ke dalam mobil dan hendak melanjutkan perjalanan. “siap?”. Akhirnya mereka meninggalkan pom bensin. “Bentar lagi kita sampai ini”. “music dulu”. Mereka menyetel lagu-lagu yang hits lewat kanal online. Sembari mendengarkan mereka juga mengikuti, bernyanyi bersama. Melupakan obrolan yang sempat memanas dan membakar hati Rudi diam-diam. “Hampir sampai”. Kata Setyawan menyela music yang diputar, namun kedua temannya masih saja menikmati music tersebut menghiraukan ucapan Setyawan. Mereka memasuki Villa yang sejuk. Tertata rapi dan sangat asri. Terlihat terdapat beberapa mobil terparki menandakan bahwa villa ini ramai dan sering dikunjungi oleh wisatawan. “Pilihan yang tepat”. Gumam Nirmala yang sembari tadi memperhatikan lingkungan. “Spot camping ada dibelakang”. “Langsung saja kebelakang”. “udah di urus pembayarannya?” “udah ada yang ngurus”. “Siapa, kan kita bertiga”. “ada”. Nirmala menebak-nebak, hmm siapa lagi kalau bukan yang punya Cakrawala? Namun dia tidak menjawab biarkan fakta lapangan yang menjawab. Saat melihat hamparan lokasi camping terlihat banyak tenda yang berdiri dengan jarak yang tidak berjauhan. Semua terlihat mencari spot terbaik”. “Yuk, udah ditunggu”. Mereka bertiga berjalan beriringan menuju lembah, disana ada seorang yang dikenal dan sedang bersantai membaca buku. Seakan dunia hanya milik dia saja. “Hi, sudah datang rupanya”. Sapanya ketika melihat mereka Sesuai dugaan, dia ada disini dan akan menghabiskan waktu bersama. “Gimana kabar?” “Enjoy man”. Mereka bertiga tampak akur, sedangkan Nirmala kikuk. Selalu saja kikuk jika harus bersama dengan Budi Harun. Nirmala hanya bisa senyum dan mulai meletakan barang bawaannya. Memasang sendiri tendanya. “sini saya bantu”. Budi Harun menawarkan bantuannya, sedangkan kedua teman lainnya sibuk memasang tenda dan saling berhadapan satu sama lainnya. “terimakasih”. “tidak salah pilih lokasi disini”. “bagus banget viewnya, jadi otak lebih encer”. “seger”. “betah disini”. Setelah menyelesaikan tenda merekapun duduk melingkar mengeluarkan semua amunisinya. Menyalakan kompor untuk menghangatkan air. Seperti biasa hal yang paling nikmat adalah kopi hitam, plus s**u untuk Nirmala. Berbagai macam Biskuit, roti, snack dan coklat, mie instan, kornet, sarden dan sosis, minuman kaleng. Sudah mirip dengan toko yang dipindahkan. Mereka mulai bersenda gurau, menceritakan pengalaman mendaki mereka masing-masing. semua tertawa dan bahagia, terblend satu sama lain terbangun kemistri yang baik. Nirmala juga mulai melarutkan diri dalam obrolan receh yang membuat mereka senang. Benar-benar pilihan cerdas. Kopi panas telah dihidangkan bersama biskuit, bersama dengan itu mereka menikmati beragam snack yang mereka bawa. Sembari menikmati makanan Rudi mengeluarkan gitar dan mulai memetik dan menyetel gitar. Memainkan lagu yang lagi hits dan di sahut dengan nyanyian bersama seolah-olah jiwa mereka menyatu dengan petikan gitar Rudi yang senada dengan romantisnya kehidupan alam terbuka. Setelah memainkan dua lagu Rudi mengoper gitarnya kepada Budi Harun, Dia mulai memainkan beberapa kunci dan disambut oleh nyanyian merdu dari Nirmala, seakan menghapal semua lagu-lagu kesukaan mereka. Tidak luput Rudi dan Setyawan mengekoor diantara lagu lagu tersebut. Sungguh sangat romantis, Petikan gitar mengalun bersama suara lembut Nirmala begitu menyatu. Aplagi mereka berdua saling berpandangan seakan menyelaraskan permintaan lagu yang begitu indah. Tidak terasa mata Nirmala berkaca-kaca seakan mengingat masa lalu yang telah menyeret jauh memasuki lubang waktu yang tidak pernah ingin diingatnya dan tetap membayangi perjalanan hingga kini. Nirmala menahan dengan sangat agar tidak sampai meneteskan air matanya, karena ini bisa sangat menganggu suasan yang begitu sahdu menjadi nestapa. Dia terus menyanyi dan terus tersenyum menghilangkan nestapa yang merakit dengan sendirinya dalam hatinya. Sungguh, hatinya sangat mudah merasakan dan sangat sensitif. Ataukah Budi Harun menyengaja mentrigger hatinya dengan masa lalu? Saya rasa tidak agar kehidupan momen ini masih sahdu seperti diawal. Lagu kedua dipetiknya, sangat indah dan seperti dialamatkan kepada Nirmala dan dengan spontan Nirmala menyanyikannya dengan baik dan disusul oleh Setyawan dan Rudi. Lagu ini lumayan meredam gejolak dihatinya, karena Rudi dan Setyawan mengambil posisi vocal dengan baik. Selanjutya Setyawan mengambil alih gitar, dia memtikan lagu yang sangat cocok dengan pengambaran saat ini, lagu yang dinyanyikan berulang-ulang sampai mereka tidak mau lagi. Mereka sudah menyanyikan lagu berulang sampai tiga kali dan setyawan masih saja memtikkan kunci yang sama untuk lagu ke-empat. Alhasil semua temannya yang sekarang jadi fans mengamuk. Selanjutnya Nirmala memegang gitar dan mulai memetiknya secara beracak sampai menemukan lagi yang pas, lagu nasional. Semuanya pun ikut bernyanyi padamu negeri sebagai bentuk rasa cinta kepada tanah air yang sangat indah. Lagu diakhiri dengan tepuk tangan yang meriah dari ketiga kawannya, sebagai bentuk apresiasi lagu penutupan yang pas untuk hari ini. Mereka sungguh bahagia dan sangat menikmati kehidupan ini.

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD