Rasa ini masih sama

1067 Words
Hari-hari selanjutnya dia habiskan untuk mengerjakan pekerjaan yang benar-benar menyita semua fokusnya. Persaingan terlalu berat dalam dunia corporate. Dia selalu harus bisa membaca segala lini kehidupan yang membuat dia tidak boleh kalah dalam segala jenis kehidupan. Strategi baru harus terus dilakukan, dikaji, dianalisis dan disesuaikan dengan keadaan kehidupan manusia. Seperti menegak air, kehidupan yang dijalani tidak boleh hilang dari genggaman tangannya. Dia harus terus bekerja keras, membanting segalanya demi mewujudkan cita-cita perusahaanya. Menjadi terdepan, mampu mengatasi segala masalah tentu saja profit terbaik yang harus tetap dipertimbangkan untuk dimilikinya. Semua dilakukan demi menjaga reputasi, kredibilitas dan kinerja dari cakrawala group. Yang dimilikinya hanyalah sepotong tubuh yang sudah diabdikan kepada cakrawala group sejak lahir. Kelahirannya tanpa saudara membuat dia enggan untuk memiliki saudara, cukup relasi yang dijalinnya dengan cukup professional. Hubungan saling menguntungkan, dia memantain semua relasinya dengan baik. Menjaga mereka agr selalu loyal dan royal kepadanya. Tentu berbeda dengan hubungan asmara yang tidak bisa dia realisasikan, semua tidak sesuai dengan kebutuhan dan angannya. Membuat dia menarik diri dari kehidupan agar tidak lebih menyulitkannya. Meeting dengan Uwing akan segara dilaksanakan, itulah target utamanya dalam menanggani banyak kasus. Dia sudah menyiapkan banyak hal dan membaca beragam strategis agar bisa masuk dalam permainan digital yang telah menjadi demonisasi kedepannya. Permainan yang membuat dia tidak boleh hilang arah dari perusahaanya. Pemilik utamanya adalah mantannya sendiri, mantan yang tidak pernah selesai. Tentu saja, ini berbeda. Dia perempuan yang berbeda. Tidak mungkin uang yang banyak, perhiasaan mampu meluluhkan hatinya. Apa yang harus dilakukan? Sedari awal, ini terlihat sulit jika memang harus beruursan dengan perempuan. Perempuan yang membuat dia setengah gila dan pernah menjadi setengah tergila-gila dengannya. Bagaimana dia bisa menjalankan semua ini? Tentu dengan pendekatan yang berbeda dan belum terpikirkan sebelumnya. Hari berlalu tanpa ada kepastian, semua berjalan seperti sedia kala. Semua informasi mengenai Uwing sudah terkumpul dalam map dan siap di pelajari untuk digunakan sebagai pertimbangan yang mungkin diambil dalam kemajuan. Ini adalah permainan yang serius, salah strategis bisa membuat bangkrut dan tentu saj itu tidak pernah diingin oleh para pelaku bisnis tua maupun pebisnis muda. Mereka memang harus bisa membaca strategis, permintaan dan penawaran yang semakin mengecil atau membesar. Membuat pasar dengan strategi terbaru. Hari ini ada makan siang yang akan dia hadiri dengan salah satu perusahaan sebelah yang namanya mulai diperhitungkan oleh semua orang. Jeremiah, nama pemiliknya. Itu bukan nama asli tentunya. Itu adalah nama pasang yang sengaja dipasang agar bisa menarik kolega baru. Jeremiah merupakan pesaing berat. Sedari awal dia selalu membuat strategi baru untuk membuat semua mengakui kemampuannya. Jeremiah inilah yang pertama menyarankan dia berkenalan dengan Uwing. Menurut Jeremiah, Uwing masih terlalu mentah dan tidak jelas kemana pasarnya. Membuat Jeremiah enggan mengambil produk baru yang belum jelas asal usulnya. Meskipun demikian dia juga ikut andil dalam games digital yang tengah digandrungi oleh para remaja. Awalnya, Budi Harun juga tidak tertarik, namun setelah mempelajari lebih dalam lewat kajian bersama pamannya. Dia pun mempertimbangkan Uwing dan mau memberikan dana. Sayangnya, tanpa diketahui semua terjadi flash-back yang cepat. Memutar semua rasa yang pernah ada. Jam menunjukan pukul sebelas pas, Ika sedang sibuk di mejanya menonton video animasi kesukaannya, Sin-chan. Dia hanya diam menyaksikan dan melanjutkan pekerjaanya. Jam 11.30 dia akan segera berangkat, tentu saja bersama Ika. Ika yang akan membantu mengatur semua. Ada waktu 30 menit tersisa untuk menyelesaikan pekerjaanya. Ika pun terlihat bersiap, mempersiapkan diri dengan berdandan seperti biasanya. Tampil menawan untuk mempercepat semua proses dalam transaksi. “Kita berangkat sekarang, Ika”. “Iya, Pak”. “Tentu saja, Ika langsung menelpon sopir untuk mengantar mereka ke Hotel ASOKA yang terletak ditengah kota. Tidak lebih dari sepuluh menit mereka telah duduk di mobil BMW. Mobil meluncur perlahan dengan kecepatan sedang. Mereka telah sampai di hotel Asoka, Jeremiah menyambut mereka yang kebetulan berada disana. “Hai, kawan. Asisten kamu ?” “Kamu ambil saja, kalau mau”. Ika hanya terdiam tersenyum manis. Kecantikannya memang tidak ada celanya. Apalagi kemampuanya bersolek mumpuni, membuat dia menjadi semakin menawan. “Ayo, saya sudah menyiapkan tempat duduk untuk kamu, agar kamu tidak perlu berdiri terlalu lama. Ika kamu duduk bersama saya saja”. Ika tidak menyahut, dia hanya mengekori kedua lelaki itu yang berjalan sambil berbisik-bisik. Diantara meja-meja terlihat perempuan duduk bersama dengan beberapa orang lainnya yang saya kenali, diantaranya Rudi dan Setyawan. Tentu saja perempuan itu Nirmala. “Silahkan duduk bersama, tentu ini sangat menyenangkan makan bersama dengan Pak Bin, Pak Rudi, Pak Andi, ini Setyawan, ini Rudi dan yang terakhir yang paling cantik Nirmala. Selamat menikamti”. Terlihat wajah kaget Nirmala melihat Budi Harun disana namun, segera dibuat datar dengan senyum manisnya. Tentu saja ini tidak terduga. Nirmala belum sanggup menatap wajah itu. Budi Harun menyapa para koleganya dengan menanyakan kabar. Menanyakan keluarga. Menanyakan kemajuan usaha yang digeluti. Tentu saja semua dijawab dengan positif dan penuh harap akan kemajuan dengan progresif. Semua selalu mengabarkan kebaikan-kebaikan yang ada, menunjukan progresif dan mendorong untuk terus maju. Ini sangat menyenangkan makan bersama dengan mereka bertiga, Ketiganya tampak cangung dan mengamati semua. Ikut serta dalam pembicaraan yang mereka buat, penuh kelakar untuk menghangatkan mereka semua, menyatukan dalam pembicaraan yang tidak penting. Makanan mulai dihidangkan dengan lengkap, para tamu dipersilahkan untuk makan dengan hidangan yang ada. Mereka terlihat menikmati makanan dengan senandung beberapa music pengantar yang dibawakan oleh musisi ibu kota. Suaranya mendayu membuat orang menikmati makanan dengan senang hati. Mengisi perut mereka dengan mempersilahkan semua untuk makan dengan tenang dan penuh kenikmatan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan selama perut terisi dengan penuh. Semua akan nampak baik dan Nampak erat, meskipun sebagai pemain baru, Setyawan, Rudi dan Nirmala bisa membawa diri dengan mengatakan hal-hal yang positif dan penuh dengan semangat. Darah masih muda, darah masih menggelora. Makan siang berakhir dengan baik, semua merasa senang dengan jamuan. Mereka segera akan meninggalkan Hotel Asoka. “La, bisa kita bicara berdua”. “Kita akan membicarakan Uwing pekan mendatang”. “Apakah kamu siap dengan persentasinya?” “Iya, persentasi sudah siapkan dengan baik”. “saya ingin membicarakan hal lain” “Ok” “Mari ikut”. Nirmala dan Budi Harun pun meninggalkan hotel berdua lebih dahulu. Mereka menuju café yang letaknya tidak jauh. Setelah memesan minuman berupa teh panas mereka duduk di salah satu meja yang memang disiapkan hanya untuk dua orang. “La, bagaiaman kabar kamu selama ini?”. “semua seperti yang kamu lihat, saya dalam keadaan baik dan lagi fokus dengan Uwing”.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD