Kings Jay

1101 Words
Sang asisten Rumah tangga yang masih memasukkan barang barang majikannya ikut terkejut melihat sang majikan ternyata tidak menyukai sopir baru mereka ini. Dan perlakuan sang majikan sama saja padahal sopir barunya itu adalah wanita dan sangat cantik dengan bentuk tubuh sempurna. Sang asisten itu menutup pintu lalu berjalan pelan pelan menuju dapur dan mereka berdua bahkan bertaruh, mereka mempertaruhkan akan berapa lama sang sopir majikannya itu bertahan, biasanya sopir tidak akan bertahan lebih dari seminggu, dengan sang majikan pria ini. Hebohlah suasana di dapur karena taruhan itu. Sedangkan posisi di luar rumah, dimana Kanaya tampak shock dengan kata-kata majikannya barusan, dia merasa kalimat ini tak asing di telingannya, lalu dia memberanikan diri mengangkat wajah. Astagfirullah! Gak salah lihat ini aku? Kenapa dunia sesempit ini. Haruskah orang itu majikanku. Bagaiamana aku harus menghadapinya. Aku harus tetap bekerja disini karena ini peluang satu-satunya untukku. Kerja ringan gaji gede. Ya Tuhan. Tolong aku kali ini. Bismillah… Kanaya menatap wajah seorang mahluk ciptaan Tuhan yang paling ingin dia musnahkan kemarin sore. Dimana wajah itu tengah menegang, merah padam dengan mata menatap tajam kearahnya. Ya, ternyata Majikan barunya itu adalah orang yang mobilnya ingin dia hancurkan menggunakan batu. Mati aku! Tamat sudah riwayatku. Jurus apa yang harus aku lakukan? Apapun ceritanya aku harus mampu meraih hatinya agar tetap bekerja disini. Mau dimana lagi aku mencari gaji sebesar ini dengan kerjaan ringan, turun naik mobil mewah gitu.. Keringat dingin mengucur dari tubuhnya yang sudah terbalut baju dinas khas sopir di rumah itu. Ya baju safari warna navy. Kanaya mengepalkan tangannya dan memejamkan mata sejenak mencari kekuatan. " Ma-Maaaf Tuan. Soal kekhilafan saya kemarin, saya memang benar-benar ceroboh telah memperlakukan Tuan seperti kemarin. Saya mohon maafkan saya Tuan…” Ucap Kanaya terbata-bata seraya tangannya meminta maaf. Tapi sang majikan yang sudah terlanjur tidak menyukainya itu lebih memilih mengabaikan permintaan maafnya dan langsung menekan ponselnya lalu menghubungi seseorang, " Mam…Jay mau protes! Jay ogah ma supir macem ondel-ondel kesurupan gini mam. Bisa mati berdiri Jay mam sport jantung punya sopir macem gini, Gimana kalau wajah Jay jadi keripuy karena ngeliat orang-orangan sawah setiap hari mam. Bisa pensiun dini Jay, Mam…” Rengekan manja Justin Gerrard. Aktor Sekaligus penyanyi dan pengusaha yang terpopuler saat ini di Indonesia dan mulai di perhitungkan di Hollywood. " Ayoolah sayang mama, Jay anak mama paling keren pasti tau dong, kalau mama bakal kasih yang terbaik untuk handsome mama, nah dia itu adalah sosok yang pas buat sopir kamu nak, pekerja keras dan pantang menyerah. Kamu bakal menyukainya nanti percaya sama mama…” Bujuk sang mama yang sudah cocok dengan Kanaya sejak pertama kali bertemu. Selain memiliki sopan santun yang tinggi, Kanaya juga supel, dan mudah akrab dengan siapapun orang yang berada di dekatnya menjadi nyaman terhadapnya di tambah semangat pantang menyerahnya yang membuat ibunda Jay yakin bahwa Kanaya yang akan dapat menakhlukan keegoisan Jay sehingga putranya tak lagi bergonta-ganti sopir, karena jujur itu sangat merepotkannya. " Maamm…come on! Jay kaga bisa ngadepin gembel keras kepala macem gini, mual Jay mam, pokoknya ganti. Wajib ganti mam gak pake tapi!” Bujuk Justin Gerrard lagi, penyanyi dengan nama panggung J atau Jay. " Ada masalah apa sih kamu sayang, sampai mental di hari pertama. Jangan ngejudge dulu sayang, coba dulu seminggu ini ya, seperti biasa. Kalau memang gak cocok, ya mau gimana, mama akan carikan lagi, sekarang mama lagi meeting nih, kamu lapangkan hati dulu ya handsome mama. You know kan, kalau nyari sopir yang cocok itu gak gampang, apalagi buat kamu. Nah sekarang nikmati dulu yng ada, oke? See You my Son…” Sang ibu memberi pengertian panjang lebar kepada sang putra. Setelah itu memutuskan sepihak sebelum sang putra dapat menjawab kata-kata sang ibu. Jay hampir tidak pernah menginterupsi pendapat sang ibu. Sehingga dia akan menjawab begitu sang ibu selesai berbicara. Tentu saja hal ini membuatnya kesal, terlebih ketika dia kembali menghubungi sang ibu tapi nomor ponsel sang ibu mati. Lalu ida melirik Jam di tangannya, matanya terbelalak lebar, ternyata waktu sudah mepet untuk Jadwal performnya di salah satu stasiun televisi swasta. Akhirnya dengan kesal, Jay memasuki mobil sambil berkata " Hehh! Undur- undur. Jangan macem-macem lo ma gue ya. Kemarin lu foto gue kan? buat apa coba kalau bukan niat jahat mo meres gue kan lo? Hapus tuh! Trus sekarang lo jalanin mobil ini. Inget! gue kaga suka musik yang kuat, jangan kampungan ngidupin music kuat-kuat. Masih bisa denger kan telinga baja lo itu? “ Setelah berkata lalu Jay memejamkan matanya menggunakan penutup mata yang kekinian itu. Kalimat yang terkesan kasar yang di lontarkan Jay kepada Kanaya, tak membuat Kanaya sakit hati. Justru dia bersyukur karena meski kata-kata mutiara terlontar dari bibir sang majikan, setidaknya dia masih di pekerjakan oleh sang majikan walau dalam keadaan terpaksa. Kini saatnya dia membuktikan diri kepada sang majikan, bahwa dirinya profesional dalam bekerja dan dapat di andalkan. " Si-siap Tuan! Saya mah sudah faham mengenai foto dan kesalahan saya kemarin sore. Hari ini kita clear kan, Tuan. Saya akan hapus foto Tuan. Sekarang tujuan kita mau kemana tuan?” Ujar kanaya masih dengan keringat dingin yang membanjiri, ketakutannya takut di pecat sang majikan, yang telah mengingatnya karena insiden buruk kemarin sore. Kanaya memasang sabuk pengaman sembari menoleh kearah belakang dan memperagakan dirinya tengah menghapus foto sang majikan. " Sudah saya hapus ya Tuan " Ucap Kanaya di buat selembut mungkin, walau suaranya masih bergetar. " Ya! Tapi tar dulu. gua mikir dulu mo ngeclearin ato kaga. Yang jelas jalan aja menuju stasiun View TV dan jangan banyak tingkah. Jalanin mobil setenang mungkin, gue mo tidur…” Kanaya mengangguk paham mendengar stasiun televisi yang kata orang-orang di tempat mangkalnya tengah naik daun. Yah Jujur saja, Kanaya hampir tidak pernah menonton televisi. Maklum saja, aktivitasnya terlalu padat dari pagi hingga sore menjelang malam demi mengumpulkan rupiah. Biasanya setelah di rumah dia akan langsung bersiap untuk istirahat. Kanaya melajukan mobilnya sesuai permintaan sang majikan yang sangat sayang kepadanya. Kasih sayang yang berlimpah dari sang majikan hingga dia menghadiahkan panggilan untuknya berbesa-beda. Mulai dari panggilan Gembel, ondel-ondel, orang-orangan sawah sampe ke undur-undur. Tapi jangan lupa, orang itu adalah Kanaya. Dia tidak akan pernah keberatan orang memanggilnya apa, yang terpenting baginya rupiah mengalir dan Halal. *** Setibanya di di stasiun televisi yang di maksud sang majikan pemurah hati itu. Kanaya memarkirkan mobil di area parkir depan yang masih kosong, sembari berkata dalam hati. " kay! Sabar ya. Majikan lo emang orangnya ribet, lihat aja. Ngantor deket gini doank, yang dibawa sekoper lebih, berasa mo pindahan. Jadi gak perlu sakit hati. Mubazir! Kanaya tersenyum simpul sembari menggelengkan kepalanya, lalu perlahan dia membangunkan sang Majikan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD