Asya tersenyum saat akhirnya ia tiba di bandara Soekarno-Hatta, ia menghirup dalam-dalam udara di bandara. Rasanya sudah agak lama ia tidak ke sini, ia rindu mengirup aroma khas negeri ini. Selain itu, ia juga merindukan seseorang yang tinggal di sini, ia sangat merindukan Iza. Ia berharap kalau Iza pun merasakan hal yang sama. Asya melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul lima sore, wanita itu berjalan menuju sebuah taksi yang sedang nganggur. Ia meminta sopir taksi itu untuk mengantarnya ke sebuah hotel yang akan menjadi tempat tinggalnya untuk sementara. Ia akan beristirahat beberapa jam sebelum nanti ia ingin bertemu dengan Iza, ah ia sudah sangat merindukan pria itu. Pria yang amat ia cintai. "Makasih udah ajarin istri gue," ucap Iza yang kala itu menjemput Ika da