Chapter 9

606 Words
Flashback, 5 tahun silam. Ciara terdiam menatap ke selilingnya. Yakni rumah beton 1 lantai dengan ukuran sedang yang menjadi tempat tinggalnya bersama Adelard. Di saat yang sama, suara Adzan zuhur berkumandang. Kebetulan tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari mesjid. "Suara panggilan orang beribadah umat muslim.. " ucap Ciara pelan. "Bahkan pakaian orang-orang disini juga rapi dan sopan." Pintu terbuka pelan. Adelard masuk dengan membawa dua tas plastik yang ada di tangan kanan kirinya. "Kau darimana?" tanya Ciara begitu mendekati pria itu. "Aku tadi singgah ke minimarket." "Apakah kau tahu dimana lokasinya? Padahal kita baru sampai di kota ini beberapa jam yang lalu." "Awalnya aku tidak tahu. Tapi seorang pria usia paruh baya membantuku." "Kau tidak takut?" "Untuk apa? Bahkan dia terlihat baik." "Semua orang baik. Bahkan penjahat pun ketika belum melakukan aksinya juga terlihat baik. Kau lupa janji kita sebelum tiba di negara ini? Jangan percaya-" "Pada orang asing apalagi lawan jenis yang tiba-tiba menyukai kita, kan? Kau lupa kalau kita juga penjahat?" sahut Adelard begitu saja. "Ya, ya, kau benar. Ntah kapan atau dimana, aku hanya antisipasi kalau kita perlu waspada, itu saja. Bahkan kita sama-sama single dan tidak memiliki pasangan. Menyukai atau di sukai seseorang di negara ini bisa terjadi kapan saja." Adelard tertawa pelan. Ia berjalan menuju dapur lalu mengeluarkan semua isi belanjaannya. Ada perlengkapan dapur, bahan makanan, dan perlengkapan mandi sesuai kebutuhan mereka saat ini. "Kau yakin, pria paruh baya yang kau temui itu bukan sedang memata-matai kita?" "Aku bisa bedakan yang mana intel atau bukan. Dia terlihat orang biasa yang tinggal di sekitar sini." "Bagaimana cara kalian bertemu?" "Kebetulan aku bertanya padanya dimana minimarket. Lalu kami berbasa-basi sejenak kemudian dia menawariku bantuan dan aku menerimanya." "Dia membantumu?" "Iya, bahkan dia memberiku nomor ponsel. Tidak hanya itu, dia juga memberitahuku tentang banyak hal yang ada di kota ini karena dia menganggap diriku pendatang." "Astaga, kalian bertukar nomor ponsel juga?" "Apakah salah? Bagiku tidak. Justru malah semua ini membantu kita. Kau lupa kalau pelarian kita di negara ini bahkan mulai beradaptasi dengan orang-orang di sekitar tidaklah mudah?" Ciara terdiam. Bahkan ia hampir lupa kalau sekarang namanya sudah berganti dengan Sofia. Sementara Adelard mengganti identitasnya menjadi Daniel. Tiba-tiba Ciara mengerutkan dahinya begitu Adelard mengeluarkan tasbih dari dalam saku celana jeansnya. "Apa itu?" "Ah ini, aku menemukan ketika melewati pemakaman." "Oh ya?" "Ada salah satu warga muslim yang di kuburkan disana. Lalu seorang wanita keluar dari area pemakaman itu kemudian tanpa sadar menjatuhkan ini.." "Benda ini mirip seperti gelang. Kau tidak mengembalikannya?" "Aku mau mengembalikannya. Tapi begitu aku ingin mendatanginya, dia sudah pergi." Adelard memasukkan tasbih berjumlah 33 butir mutiara tersebut kedalam dompetnya. "Kota ini tidak luas. Aku yakin suatu saat aku kembali bertemu dengannya lalu mengembalikan ini padanya." * Daniel terdiam. Ia membuka genggaman tangannya. Menatap benda yang selama ini ia sangka gelang ternyata bernama tasbih untuk berdzikir dan bersholawat. Tasbih itu ternyata milik Nafisah yang telah lama ia simpan selama 5 tahun ini. "Nak Daniel?" "Ya, Pak?" Ayahanda Nafisah duduk di sebelahnya. Buru-buru Daniel kembali mengantongi tasbih tersebut. "Bagaimana perasaanmu?" "Hm, campur aduk." "Tapi, apakah kamu bahagia?" "Tentu. Justru saya bersyukur." "Saya titipkan Nafisah padamu. Jaga dia baik-baik." "Tapi, saya takut," "Saya mengerti apa yang kamu takutkan nak Daniel. Tapi saya yakin Insya Allah kamu bisa membahagiakannya dan perlahan-lahan Nafisah bisa menerima kamu. Saya tahu bagaimana anak saya. Saat ini dia sedang trauma soal pernikahan. Tapi Sekuat-kuatnya dia, tetap saja dia wanita yang membutuhkan sandaran, perlindungan, dan imam dari pendamping hidup.. " **** Apa yang sebenarnya terjadi?? Tetap stay sama cerita ini dan.. Tunggu chapter selanjutnya ya ? Makasih sudah baca. Jgn lupa beri vote ya ? With Love, Lia Instagram : lia_rezaa_vahlefii
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD