Part 43

1965 Words

Arman menatap Maya kesal, tanpa berkata apapun ia menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Ditatapnya Bian yang tertidur dengan lelap. Maya tertegun melihat Arman menutup pintu. Kesal ia menggedor pintu dengan keras, tidak peduli jika harus membangunkan seisi rumah. “Maya!” sergah Arman membuka pintu. “Apa?!” sahut Maya menantang. Wajahnya mendongak menatap Arman. Ia gemas pada Arman yang lebih peduli pada Bian ketimbang Aqny. “Pelankan suaramu! Bian sedang tidur!” Desis Arman menahan suaranya agar tidak menggelegar. “Bian! Bian! Bian saja yang di kepalamu, Mas! Bawa anakmu itu pergi dari sini, ini rumahku!” teriak Maya meluapkan emosinya. Suara tangis Aqny terdengar memecah kesunyian malam. Arman menoleh ke pintu kamar Aqny, tapi enggan beranjak dari tempatnya berpijak. Ia takut

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD