Part 15

1129 Words

Mama diam, raut wajahnya datar. Lalu kembali merangkai bunga. Tidak seperti dugaanku, mama terlihat biasa saja. "Kamu sudah dewasa, kamu berhak menentukan jalan hidup sendiri. Mama dan papa hanya bisa mengingatkan ... Tapi kalau kamu tetap bersikeras dengan keinginan kamu, mama doakan, semoga kamu bahagia dengan pilihan kamu ... Kemarin mama dan papa sudah membahas soal Widi. Papa sudah angkat tangan. Papa bilang, papa tidak akan menghalagi jika kamu nekat memilih Widi menjadi suami kamu." Aku mendengarkan dengan seksama setiap kalimat yang terlontar dari mulut mama. Aku tidak tahu harus sedih atau bahagia dengan reaksi mama dan papa. Aku tahu mereka kecewa padaku. Sebagai anak tunggal, harusnya aku bisa membuat mereka bangga dan bahagia di hari tuanya. Tapi nyatanya, masalahku terus s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD