Arman duduk tertegun di ruang kerjanya. Ia baru saja mengadakan pertemuan dengan para staf karyawan dari beberapa cabang restoran miliknya. Ia juga mengangkat satu orang dari mereka untuk menggantikan Reno. Hari ini Arman cukup lelah membenahi restoran yang hampir satu bulan luput dari pengawasannya. Malam sudah larut, Arman masih sibuk di depan komputrernya. Mengatur strategi untuk meningkatkan penjualan. Saat jarum jam sudah menunjuk angka sepuluh, Arman menutup laptopnya. Diraihnya kunci mobil di dalam laci lalu beranjak pergi. Jalanan mulai lengang, tidak sampai sepuluh menit, Arman sudah sampi di rumah. “Kemana saja kamu, Mas, jam segini baru pulang?” tanya Maya yang sejak tadi menunggunya. Arman hanya diam, ia kesal pada Maya yang baru menampakkan batang hidungnya. “Harusnya aku