Malam ini, Arman pulang lebih cepat kumuh dalam gang sempit yang ia sewa. Arman tidak lagi tinggal di apartemen, ia khawatir uangnya tidak akan cukup untuk membuka usaha. Uangnya hampir habis terpakai untuk bermain saham di bursa efek Jakarta. Awalnya ia hanya coba-coba karena memang belum punya pengalaman apa-apa di sana. Tapi karena hari pertama ia beruntung, Arman memasukkan hampir semua unagnya membeli saham. Tidak butuh waktu lama, hanya dalam satu bulan ia kehilangan banyak uang. Untungnya ia masih punya sisa uang untuk membuka usaha bebek geprek. Hanya saja, sudah beberapa pelangan yang komplen padanya karena sambal buatannya rasanya cemplang. Arman memang tidak pernah belajar membuat sambal. Dulu, ia tidak sempat belajar dari Nayla. Saat usaha restoran mereka berkembang, Nayla