Part 17

1208 Words

Suara bel berbunyi, Nayla menahan napas sesaat. Jantungnya berdegup lebih cepat. Matanya lekat menatap Widi. "Tunggu sebentar, ya. Biar aku buka." ujar Widi melepas pelukannya dari pinggang Nayla. Nayla bergegas masuk ke kamar Bian. Ia butuh waktu untuk menenangkan diri. Bian yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya, menoleh. "Papa sudah datang, Ma?" tanya Bian yang memang sudah diberitahu jika malam ini, papanya akan datang. "Mungkin, mama belum lihat. Bian mau lihat?" tanya Nayla balik. Bian mengangguk lalu bergegas beranjak dari kursinya. Bocah kecil itu segera menghampiri lelaki yang biasa ia panggil papa. "Papa ..." sapanya mendekat tanpa beban memeluk Arman. "Bian? Kok kamu ada di sini?" tanya Maya yang terkejut melihat kemunculan bocah kecil itu. Dadanya bergemuruh.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD