Cahaya masih menemani Erlando menghabiskan nasi gorengnya, sedangkan Ericksan sudah kembali ke kamar di antarkan oleh Bela. Cahaya tak pernah tahu bagaimana cara Bela memikirkannya, namun Cahaya tetap merasa bahwa ia tidak memiliki kesalahan apa pun. “Kelihatannya kamu suka banget nasi goreng buatanku,” kata Cahaya melihat piring makan Erlando kosong. “Karena udah nggak ada yang mau dimakan, makanya lahap.” “Susah banget ya ngomong enak.” “Semua makanan emang enak, ‘kan?” “Ya udah. Yang penting kamu habisin,” kata Cahaya. Erlando tersenyum melihat wajah Cahaya yang ngambekkan, Erlando menggelengkan kepala. Nasi goreng buatan Cahaya memang sangat enak, namun sulit sekali mengatakan enak didepan Cahaya. “Bagaimana dengan kakimu? Masih sakit?” tanya Erlando. “Perasaan sejak tadi yang