bc

Pengantin Bayaran Sang CEO (ON GO)

book_age16+
40.7K
FOLLOW
391.8K
READ
billionaire
dark
possessive
contract marriage
arrogant
CEO
drama
sweet
office/work place
like
intro-logo
Blurb

JUARA 4 WRITTING CONTEST CEO❤

MATURE CONTENT, PLEASE JAUH-JAUH YANG MASIH DINI!

INI KISAH PERTAMA CAHAYA DAN ERLANDO! KALIAN WAJIB BACA INI SEBELUM MELANJUTKAN SEASON 2-nya.

Blurb

Menjadi pengantin bayaran bukan impianku, aku ingin menikah dengan seorang lekaki yang memang aku cintai, agar pernikahan kami bahagia dan sesuai sunnah Rasul. Namun, takdir membawaku ke sisi seorang pria yang tak memiliki agama, bahkan ia tak tahu ia memeluk agama apa. Karena membutuhkan uang, juga demi nenekku yang sudah menua, aku setuju menikah dengannya, dengan imbalan agar memberikan kesejateraan pada keluargaku.

Setelah menikah, entah mengapa segala yang ku genggam termaksud lelaki yang ku cintai, ku lepas begitu saja.

Sakit? Tentu saja sakit, karena aku adalah benda yang sudah dibeli dan harus digunakan.

Mau tahu kisahku?

Silahkan bersama penulis.

chap-preview
Free preview
Prolog
Sebuah mobil lamborghini veneno roadster berwarna merah melintasi kawasan elit Jakarta. Mobil mahal tersebut memasuki pelataran parkir sebuah gedung 23 lantai, semua orang berpakaian serba hitam sigap berdiri didepan gedung. Iya. Dia adalah Erlando Maxivel, pria berusia 28 tahun, yang bekerja sebagai CEO di perusahaan domestik ini. Dia adalah sang ahli waris tunggal kakeknya pemilik JK Group, kedua orangtuanya meninggal dunia karena kecelakaan 20 tahun yang lalu, ia di asuh dan dirawat oleh kakeknya yang kaya raya, dan yang mengajarkan padanya tentang bisnis dan usaha yang harus dia tekuni. Erlando adalah pria yang berasal dari Spanyol, namun karena perusahaan dan bisnisnya sedang maju di sini, terpaksa Erlando dan kakeknya memilih menetap di Jakarta sejak dua tahun yang lalu. Erlando keluar dari mobilnya dengan setelan berwarna putih, menyilaukan mata dan memberikan kesan terbaik dimata semua orang yang melihatnya, khususnya para wanita. Seorang pria berkacamata bening menghampirinya. Damian Herlie—sang asisten yang selama ini menemaninya dalam menjalankan perusahaan. "Bacakan saja jadwalku, Damian. Aku sedang sibuk," sergah Erlando, membuat Damian menganggukkan kepala. "Anda ada jadwal makan siang dengan Tuan Sadjaya, lalu meeting di sore hari dengan pihak Rajasi." "Lalu?" "Anda juga ada jadwal berkunjung ke rumah sakit, Tuan Remax menjalani operasi tulang belakang pagi tadi." "Baiklah. Atur semuanya. Aku akan menghadiri semuanya." "Baik, Tuan," jawab Damian sigap. Erlando masuk ke ruangannya menggunakan lift pribadi khusus untuknya. Erlando adalah pria tampan yang posisinya di atas rata-rata, kepintarannya pun terbilang sangat luar biasa, ia bisa mendapatkan wanita mana saja, namun meski tampan Erlando tak memiliki seorang kekasih. Ia seorang jomblo yang hanya menikmati tubuh para wanita jika membutuhkannya. Hanya dengan mengedipkan mata, semua wanita akan berbondong-bondong menghampirinya. Namun sayang tak satu pun wanita yang menggetarkan hatinya yang sekeras batu itu. *** Seorang gadis cantik dengan kemeja berwarna putih tulang, memasuki sebuah perusahaan besar, ia berjalan dengan kaki jenjangnya, dengan pelan menghampiri meja resepsionis. "Permisi, Mbak, saya mau bertemu Bu Rinda," kata gadis itu membawa map coklat di tangannya. "Iya. Silahkan ke ruangannya. Anda bisa lurus dan belok kanan," kata wanita berambut merah tersebut. "Terima kasih." Gadis itu lalu berjalan sesuai apa yang di arahkan wanita berambut merah itu. Cahaya Almiera—gadis berusia 23 tahun, yang kini sedang melamar kerja dengan ijazah S1 di tangannya. Karena sangat susah untuk mencari pekerjaan di kota besar ini, Cahaya diperkenalkan oleh temannya kepada Rinda—kepala Office Girl di perusahaan ini. Cahaya janjian bertemu Rinda di kantor. Berat rasanya melangkahkan kakinya memasuki perusahaan ini dan melamar menjadi salah satu office girl di tempat ini. Namun, tak ada cara lain, sudah hampir 1 tahun ia menganggur dan tidak mendapatkan pekerjaan apa pun. Terpaksa ia harus menerima tawaran dari temannya agar ia bisa bertahan di kota besar ini. Cahaya meninggalkan Banjarmasin, dan ke Jakarta demi mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai ijazah S1 miliknya, namun takdir berkata lain, semua tak berjalan sesuai ekspetasinya. "Permisi, Bu," ucap Cahaya. "Ya?" "Saya ... Cahaya Almiera," ucap Cahaya lagi. "Oh kamu Cahaya? Ayo duduk," kata Rinda mempersilahkan. Cahaya lalu duduk dihadapan Rinda. "Saya dengar dari Kaila, kamu lulusan S1?" Cahaya menganggukkan kepala. "Sayang sekali dengan ijazah S1 milikmu, kamu harus bekerja di bagian ini, apa tidak masalah bagimu?" Cahaya menganggukkan kepala. "Iya. Tidak masalah." "Jika memang tidak masalah, kalau begitu seperti yang saya katakan lewat telpon, kamu bisa mulai bekerja hari ini," kata Rinda, membuat Cahaya menganggukkan kepala. "Kamu akan mulai membersihkan dinding kaca yang ada di lantai 17, bisa?" "Bisa, Bu," jawab Cahaya. Bukan persoalan pekerjaan apa yang akan ia kerjakan, yang terpenting ia bekerja, dan tidak menganggur, dan menjadi beban Kaila. "Ya sudah. Kamu bisa ganti baju," kata Rinda, membuat Cahaya mengangguk dan beranjak dari duduknya. Cahaya menghela napas panjang, tak ada yang bisa ia lakukan selain menjalani kehidupan yang sangat keras. Cahaya mengganti pakaiannya, seragam berwarna biru langit itu akan menjadi seragam yang menemaninya bekerja. Sampai di lantai 17, Cahaya melihat ruangan yang begitu besar, hanya ada dinding kaca dan dua ruangan lainnya, ada ruangan staf dan CEO. Cahaya menghela napas panjang dan berusaha melupakan keinginannya menjadi salah satu staf di perusahaan ini. Suara ponsel Cahaya terdengar, ia melihat nama neneknya. Segeralah Cahaya mengangkat telpon tersebut. Zulaika adalah Nenek dari Cahaya, yang selama ini merawat Cahaya dengan baik, semenjak ibunya Cahaya meninggal, Cahaya dan adiknya Kanaya di asuh oleh neneknya, mereka tinggal di satu atap dengan kehidupan yang sangat keras. 'Assalamu'alaikum, Nek,' ucap Cahaya di balik telpon. 'Wa'alaikumssalam, Nduk, kamu udah dapat kerja, Nduk?' 'Udah, Nek. Bagaimana kabar Kanaya, Bu?' 'Kanaya semalam sempat kambuh lagi sakitnya, Nduk, tadi nanyain kamu,' jawab Zulaika. 'Jadi sekarang Kanaya baik-baik saja, Nek?' 'Iya, Nduk, sekarang baik-baik saja. Tapi Nenek takut jika kambuh lagi sakitnya. Nenek mau bawa ke rumah sakit, tapi izin dulu sama kamu. Nenek nggak punya uang, dan--" 'Dan apa, Nek?' 'Tadi Kang Jamil datang nagi hutang kita, Nduk.' Cahaya menghela napas panjang, Kanaya mengidap sakit kanker hati, karena keterbatasan biaya, terpaksa Cahaya dan neneknya mengutang pada rentenir yang memberi bunga begitu besar, salah satu alasan Cahaya meninggalkan Banjarmasin adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, selama ini ia kuliah dengan kerja kerasnya sendiri, berharap setelah lulus kuliah dan menjadi sarjana ia bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar, namun nyatanya tidak. 'Kamu denger, Nduk?' 'Denger, Nek. Hari ini Aya baru masuk kerja, Nek, jadi belum bisa mendapatkan uang, masalah Kanaya, Nenek bisa membawanya ke rumah sakit, nanti Aya coba minjem uang sama Bos, semoga dikasih. Lalu masalah Kang Jamil, Nenek bisa kan beritahu akhir bulan kita mulai nyicil.' 'Kang Jamil beri waktu satu minggu, Nduk.' 'Apa? Satu minggu?' 'Iya, Nduk,' jawab Zulaika. 'Kita jual saja rumah ini ya, Nduk? Walau nggak bisa bayar Kang Jamil semuanya, namun setidaknya bisa mengurangi bebanmu.' 'Jangan, Nek. Nenek sama Kanaya mau tinggal dimana kalau rumah Nenek di jual. Jangan, Nek, biarkan Aya cari pinjeman dulu.' 'Nduk, Nenek sama Kanaya minta maaf karena bebanin kamu.' 'Nenek ngomong apaan sih, jangan ngomong gitu, Nek. Nenek dan Kanaya nggak pernah bebanin Aya.' "Hei kamu," teriak seseorang membuat Cahaya menoleh dan melihat seorang pria tampan berdiri jauh didepannya. 'Nek, sudah dulu ya. Nanti Aya telpon lagi.' Cahaya mengakhiri telponnya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Cahaya menundukkan  kepala. Seraya menghela napas panjang, tak ada yang bisa ia lakukai selain berusaha dan berdoa. . . Bersambung.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
305.8K
bc

The Ensnared by Love

read
105.4K
bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
296.1K
bc

Accidentally Married

read
106.2K
bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
157.8K
bc

Dua Cincin CEO

read
232.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook