Kelopak mata Nurul terasa berat. Semalam ia tidak bisa tidur. Dokter baru saja keluar setelah memeriksa keadaan Fatih. Meskipun detak jantungnya normal dan tenang, Fatih belum juga membuka matanya. "Apa kau begitu bahagia di sana? Sehingga kau tidak jua kembali pulang?" Nurul menyentuh kepala Fatih dan mengusapnya dengan sayang. Karena lelah, Nurul tertidur di samping Fatih dalam keadaan kepala di atas kedua tangannya. Setengah jam kemudian ia terbangun karena rasa lapar merajai perutnya. Ia menguap, kemudian bangun dan berjalan ke kamar mandi. Nurul membuka jilbabnya terlebih dahulu supaya tidak basah lalu ia gantungkan di gantungan besi yang ada di sana sebelum ia membasuh wajahnya. Setelah dari kamar mandi, Nurul kembali mendekati Fatih. Kemudian ia mendekatkan wajahnya mencium ke