Sesuai janji Fatih, hari ini ia membawa Nurul untuk bertemu dengan keluarga besarnya. Dalam perjalanan menuju ke sana, hati Nurul merasa dag dig dug. Ia mencemaskan reaksi keluar suaminya ketika bertemu dengannya nanti. Apa yang akan mereka lakukan? Akankah mereka menerimanya atau tidak? Banyak pertanyaan yang timbul di pikirannya. Fatih yang sedang menyetir di sampingnya menyadari kegugupan sang istri. Dengan lembut diraihnya tangan Nurul ke dalam genggamannya. Ia usap punggung tangan Nurul dengan ibu jarinya sebagai tanda menenangkan hatinya. Ia menoleh dan menatap Nurul seraya berkata, "Kau tenang saja, ada aku di sini bersamamu. Insya Allah mereka pasti menerimamu sebagai menantunya." Fatih tersenyum. Nurul diam. Di dalam hati tidak putus-putusnya ia berdoa dan berharap pertemuan p