7

2023 Words

Kenzie berjalan dengan aura menyeramkan khasnya. Seluruh pengawal ataupun pelayan yang ia lewati menunduk hormat padanya. Tidak ada yang berani menatap matanya. Tentu saja tidak ada, mereka masih ingin hidup. "Kakak!" Kenzie berbalik menghadap Evelyn yang memanggilnya diikuti Aaron di belakang gadis itu. "Ada apa?" "Aku ikut ke ruangan itu." Kenzie hanya diam. Namun tak menolak jika Aaron mupun Evelyn ikut. Sementara itu, keadaan Jesslyn sangat mengenaskan. Dia sempat tak sadarkan diri selama beberapa jam tapi ia kembali dibangunkan dengan wajahnya yang disiram dan ia lanjut dicambuk. Bahkan darah sudah mengucur dari tubuhnya. Bau amis memenuhi tubuhnya akibat darahnya yang mulai mengering. Lengan sampai kakinya dipenuhi bercak merah bekas cambukan dan sangat banyak darah yan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD