Sembilanbelas

1201 Words
Hari pertama di semester baru. Selain tahun baru semangat mereka juga baru. Apalagi utuk Tasya yang baru jadian dengan Rangga si Beruang Kutub. Berhubung jadwal pelajaran belum dibagikan dan suasana masih belum kondusif maka kegiatan KBM belum dapat berjalan dengan semestinya. Situasi kelas X IBB tampak lengang hanya ada beberapa siswa. Kebanyakan dari mereka sedang asyik di perpustakaan. " Astaghfirullahaladzim. Ya Allah, kalian pacaran berjamaah? Dosanya pasti 27 derajat." Yusuf sang KM tampak menggelengkan kepalanya. Tak percaya dengan penglihatannya  di dalam ruang kelas yang dipimpinnya ada 4 pasangan yang sedang mojok. Di sisi dekat pintu masuk ada Tasya dan Rangga yang duduk bersama sambil mengerjakan soal-soal Matematika. Tasya memang pobhia terhadap matpel itu. Namun demi dekat dengan Rangga. Belajar bersama menjadi modus paling jitu supaya mereka bisa semakin dekat. " Razia...Razia..." Yusuf mendekati Tasya. Mengintip kedekatan Rangga dan Tasya dan merampas semua makanan yang berada di atas meja. " Ucup, apaan sih  ganggu konsentrasi aja deh. Ga tahu orang lagi sibuk apa. Sana ambil makanannya." Tasya mengusir Ucup yang kini menjauh darinya dan mendekati pojok kanan tepat di depan meja guru. Di sana pasangan Erik dan Gina malah asyik nonton di laptop. Mereka resmi jadian 2 hari yang lalu. " Eh, kalian lagi nonton apa???" Tanya Ucup galak. Ia mencurigai tontonan pasangan itu. Ternyata setelah mendekat dilihatnya di layar ada tayangan film Frozen. Walaupun umur sudah bukan kategori anak-anak tapi Gina suka dengan film barbie, princess dan sejenisnya. Erik sih oke-oke aja diajak nonton yang begituan. Akhir-akhir ini sejak sering main bareng si kembar adik-adiknya Tasya film anak memang jadi tontonannya. Bahkan semua tokohnya ia hafal. Dhira dan Dhifa memang menggemaskan. " Please deh Cup ga usah ganggu. Lu ngiri ya sama kita-kita. Makanya buruan punya cewek." Gina menekan tombol pause dan menatap Yusuf tidak suka. " Eh, gue udah punya cewek." Yusuf tak terima disangka jomblo. Pacarnya kan anak SMK beda sekolahan. " Nih ambil semua cemilan kita. Terus keluar ya." Erik menyerahkan makanan dan minuman yang masih tersegel. Setelah itu pasangan yang baru jadian itu melanjutkan tontonannya. " Ini juga lagi pada ngapain kalian" Ucup lalu mendekat ke pojok belakang. Di pojok kanan ada Alin dan Asep yang sedang bermain scrabble dan di pojok kiri ada Silvi dan Gilang yang sedang bermain ular tangga. Entah dari mana mereka memiliki barang itu. Masa iya sengaja bawa dari rumah. Kalau scrabble memang ada di kelas itu. Gila. Memang pasangan aneh. Masa kecil kurang bahagia. Gaya pacaran entah ala mana. Pacaran anak SD kali ya. " Baru pertama kali gua lihat orang pacaran main ular tangga. Ha..ha..." Yusuf terbahak melihat Gilang dan Silvi. " Udah deh Cup, jangan gangguin orang. Daripada main yang lain." Jawab Silvi. " Hooh, main scrabble kan menambah penguasaan kosakata dan meningkatkan kecerdasan. Kegiatan yang positif. Daripada main yang lain ntar malah nambah individu baru." Asep berargumen. " Gaya pacaran kita mah bersih. Udah sana buruan keluar nih rampas semua makanan dan minuman kita." Gilang juga menyerahkan makanannya. Ia tak ingin keasyikannya terganggu. " Kalau masih kurang sana ambil seporsi bakso ke tempat Babe gua." Asep juga mengusir teman sebangkunya itu. Ia tidak rela kemesraannya terganggu begitu saja. Pasangan Alin dan Asep baru seminggu jadian. " Oke. Selamat berpacaran ria tapi ingat jangan m***m. Jangan malu-maluin gua." Yusuf memperingatkan. Secara dia kan anak wakasek kesiswaan tidak mau jika di kelasnya terjadi masalah. Mau ditaruh dimana muka culunnya itu. Sang ketua kelas pun pergi ke luar. Sebenarnya tidak jauh, masih berada di bangku depan kelas. Berjaga-jaga layaknya seorang hansip atau satpam. Ia sibuk sendiri menikmati makanan dan minuman hasil rampasannya. Lumayan sisanya buat di bawa ke rumah. Adiknya yang masih TK pasti senang dibawain oleh-oleh. **** Waktu menunjukkan pukul 12. Sebenarnya boleh pulang. Tapi Tasya dan kawan-kawan masih betah di sekolah. Apalagi kalau bukan berduaan dengan pacar. " Jalan ke Mall yuk." Gina si tukang nge Mall langsung mencari sekutu. " Ehmm, ga ah. Lagi boke nih. Jatah uang jajan belum cair." Jawab Silvi. Jawaban yang mengenaskan. Ini kan tanggal muda. " Jalan-jalan doang ga usah blanja." Bujuk Gina. " Iya. Tapi butuh makan dan minum kan." Alin memberi suara. Apalagi Alin dia paling males menghamburkan uangnya. " Tenang ada Tasya, atau..Erik." Jawab Gina sambil melirik sang pacar dan Tasya bergantian. " Sorry, aku ga ikut. Libur dulu ke Mall. Sama kaya Silvi lagi boke." Tasya menegaskan. " Walah,...cari alasan aja. Kapan sih kamu boke." Seru Silvi. Kenyataannya Tasya tidak pernah kehabisan uang. " Serius aku lagi di skors selama seminggu ga ada acara minta duit. Udah over banget pengeluaran. Aku lagi penghematan." Tasya bicara jujur.  Gara-gara shopping di Bali dan Yogya yang kelewatan Tasya mendapat hukuman dari Mamanya. Sang Papa mendadak sulit untuk dirayu. " Sayang nih mumpung lagi salse. Besok-besok kita udah sibuk lagi." Gina terus memaksa. " Kalau mau nongkrong di warung bakso Asep aja. Biar gratisan." Usul Alin. " Atau di rumah Tasya, lumayan banyak fasilitas gratisan juga." Asep memberi ide lain. " Yup. Gue setuju kita ke rumah Tasya." Gilang antusias. Gilang dan Silvi baru jadian tadi pagi. Gara-gara Tasya yang punya pacar semua sahabatnya jadi latah ikut-ikutan. " Idih, kalian gimana sih.  tuan rumahnya aja ga ngajakin." Tasya cemberut. Bawa teman serombongan ke rumah kan harus izin dulu Papanya. Gak bisa dadak-dadakan. " Kalau gitu gue yang ngajakin. Kita ke rumah Om gue." Sela Erik sambil melirik ke arah Tasya. " Iya Tasya hitung-hitung acara perayaan ultah kamu. 2 Hari lagi kan." Gilang memberi dukungan. Dulu ia ngeceng banget sama Tasya, setelah tahu jadian sama Rangga, Gilang langsung nembak Silvi yang memang naksir Gilang sejak lama. " Maksa amat. Erik kamu sok- sok an deh. Oke tunggu 5 menit aku telpon dulu Mama Papa." Tasya mengalah. " Kalau ga diizinin ntar aku yang ngomong." Erik berusaha membantu. Tasya lalu menelpon sang ayah yang ternyata mengizinkannya tentu dengan segala bujuk rayu Tasya. Demikian juga dengan sang Mama. Wanita itu dengan mudah memberi izin asalkan telah ada persetujuan suaminya. " Oke. Kalian menang. Boleh. Kalian boleh main...silahkan ajak yang lainnya." Tasya tersenyum ceria. " Cari si Ucup Sep" Perintah Alin kepada kekasihnya. " Tasya, Maaf ya Kakak ga ikut." Sebuah pernyataan dilontarkan Rangga sang kekasih hati pujaan Tasya. " Ko ga ikut sih Kak?" Tasya tampak kecewa. Ini kan kencan pertama mereka. " Ga asyik banget sih Kak Rangga." Silvi protes. " Maaf tapi saya ada acara nanti jam 1." Dengan gaya formalnya Rangga yang kaku dan sok serius beralasan. " Batalin aja dong Kak. Kak Rangga ga kasihan sama aku ya." Tasya mengeluarkan jurusnya. Merajuk. " Maaf ya. Tapi gimana nih." Rangga tetap pada pendiriannya. Ia memang sudah ada janji dengan orang Pramuka di Kwarcab. " Ya udah kalau gitu." Tasya masih kesal." " Sekali lagi maaf ya." Rangga juga merasa bersalah. " Kalau gitu aku pamit dulu ya." Rangga bangkit dari tempat duduknya. " Tolong teleponin Pak Ading dong Rik, minta jemput sekarang. Aku anter dulu Kak Rangga." Tasya melepas kepergian Rangga ke luar kelas. Baru juga jadian udah mulai ngeselin. Nasib punya pacar orang penting. Batin Tasya merana. Akhirnya Tasya dan gengnya juga Erik dan teman-temannya berangkat ke rumah Tasya. Mereka yang 7 orang naik mobil bersama Tasya. Sementara Asep dan Yusuf naik motor. Azril dan Rio juga akan menyusul. *** TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD