CHAPTER-11

1968 Words

Cahaya keemasan menerobos kaca tebal di kamar manssion milik Papa. Senja menyambut dengan wibawanya. Daun menguning, laut berubah warna dan tanah pun ikut tunduk dengan kedatangan sang Senja. Kemilaunya, menyejukkan hari dan jiwa tiap insan yang mampu memaknai hadirnya senja di tiap harinya. Gadis terlelap di atas ranjang berukuran king size di dalam kamar. Setelah lelah berdebat denganku mengenai pernikahan kami, dia akhirnya mengalah karena kelelahan. Gadis merasa sangat malu jika harus menemui tamu dengan perut buncitnya. Kutanya padanya, "Kau malu mengandung anak kita?", dia bilang, "Tidak. Tapi.." Sebelum Gadis selesai mengutarakan alasannya, aku mendebatnya lagi. Lama-kelamaan, dia mengalah. Pernikahan kami harus segera dilaksanakan. Aku tidak mau terus menerus menanggun

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD