"Dewa..." suara Gadis terdengar hingga ke meja makan. Sebelumnya dia berdiri di balkon untuk menikmati senja yang katanya menakjubkan. "Ada apa?" sahutku cepat. Aku masih sibuk dengan beberapa tawaran kerjasama yang masih harus kupelajari. Rich mengirimnya pagi ini. Dan lusa, aku harus mengambil keputusan, mana yang akan diterima dan mana yang akan ditolak. "Kemarilah!" seru Gadis. Aku mendengus. Membawa Gadis kemana pun aku pergi ternyata bukan ide yang baik. "Ada apa?" kataku lesu. "Kau bosan denganku?" "Tidak. Kenapa kau berkata demikian?" "Kau terlihat bosan denganku. Apa aku mengganggumu?" Ternyata Gadis bisa dengan mudahnya membaca sikapku. Aku menyesal mengatakannya tadi, meskipun dalam hati. "Maaf. Aku sedikit sibuk, Sayang." "Dewa, kau tidak boleh memforsir dirimu se