"Aku harus bagaimana?"
Dia tidak mungkin mencari orang lain lagi. Kemarin saja, dari sekian ribu pelamar yang mendaftar, hanya sebelas orang yang cocok. Sementara itu, dari sebelas orang itu, hanya Juan lah yang sesuai dengan karakter yang dia inginkan.
“Tunggu! Jangan pergi dulu, kita bisa bicara lagi,” panggil Lucy.
Sementara itu Juan, tersenyum tipis hingga tak ada yang menyadarinya saat Lucy memanggilnya kembali. "Enak saja menikah tanpa menyentuh, memangnya dalam cerita n****+ yang pakai perjanjian nggak boleh tidur bareng. Justru kalau bisa, aku buat dia secepatnya hamil biar tidak jadi cerai,” batin Juan.
Lelaki itu pun membalikkan badannya. “Apa kamu bilang?” Juan pura-pura tidak dengar.
“Kita bisa berunding lagi tentang poin-poin dalam surat perjanjian ini. Please, duduklah kembali Tuan,” pinta Lucy.
Juan pun duduk kembali di hadapan Lucy. Dia lipat tangannya di d**a. Sorot mata tajam dia layangkan pada wanita yang ada di hadapannya.
“Oke, kalau poin 5 memang tidak Anda setujui, tapi poin lainnya, sudah bisa Anda terima bukan?” tanya Lucy.
“Selain poin nomor 5, semua bisa saya terima,” jawab Juan.
Lucy menghela nafas panjang. Sepertinya, dia harus memutar otak supaya bisa menghindar dari hubungan badan yang diinginkan oleh Juan, jika mereka menikah nantinya.
“Oke, kamu tulis saja apa yang kamu inginkan, lalu kamu tandatangani, biar nanti pengacaraku yang mengurusnya,” putus Lucy pada akhirnya.
Juan pun akhirnya menandatangani surat perjanjian itu dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
Juan dan Lucy pun akhirnya memutuskan untuk menikah satu bulan kemudian. Ryan dan Hera shock saat tiba-tiba, Lucy memberikan pada kedua orang itu undangan pernikahannya.
Wajah Mama Hera tampak tegang. Padahal, dia sudah menyuruh banyak orang suruhannya untuk melamar menjadi suami Lucy. Dan kesepuluh orang yang terpilih itu adalah orang suruhannya. Harusnya, salah satu dari mereka yang terpilih supaya meski Lucy memimpin perusahaan, dia masih bisa memiliki kendali. Namun, mengapa jadi Juan yang terpilih? Kenapa bukan mereka?
“Lucy, laki-laki mana yang mau kamu ajak menikah kontrak?” cibir Hera.
Lucy hanya tersenyum saja menanggapinya. “Jangan lupa datang ya Ma,” ucapnya.
Lucy pun segera pergi dari rumah mewah ayahnya yang sekarang ditinggali oleh ibu dan adik tirinya setelah memberikan undangan itu.
Sementara itu, Hera dan Ryan langsung menghubungi anak buahnya. Hera menyuruh anak buahnya menyelidiki siapa lelaki yang menjadi calon suami Lucy.
Beberapa jam kemudian, anak buah Hera pun melaporkan biodata palsu milik Juan. Senyum di bibir hera pun mengembang, dia memiliki rencana licik untuk sedikit membuat huru hara di acara pernikahan Lucy nanti.
***
Tepat sehari sebelum acara pernikahan Lucy dan Juan, grup WA keluarga ramai dengan berita miring tentang status Juan yang hanya sebagai staf administrasi.
Bahkan berita tentang Juan yang hanya mengincar harta Lucy pun mulai menyebar. Banyak keluarga yang mencemooh dan menyayangkan keputusan Lucy.
Sayangnya, sang empunya tidak sempat membaca berita di grup WA keluarga. Wanita itu terlalu sibuk mempelajari segala hal yang berurusan dengan kantor pada asisten kakeknya.
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Lucy dan Juan. Pernikahan mereka diadakan di hotel mewah. Hampir semua keluarga Lucy yang datang mencibir Juan. Mereka berpikir, Juan tidak pantas mendampingi wanita seperti Lucy.
“Dasar lelaki tidak tahu malu! Bisa-bisanya mendompleng hidup pada istrinya. Dia sangat beruntung mendapatkan Lucy yang notabene pewaris utama.”
“Benar, sepertinya, lelaki itu menyukai Lucy karena uangnya saja.”
Untungnya Juan masih belum datang, hingga tak perlu mendengarkan cibiran keluarga Lucy tentangnya.
Akad nikah dimulai pukul 9 pagi. Namun hingga pukul 08.50 WIB Juan belum muncul. Senyum licik terbit di bibir Hera dan Ryan. Dia yakin, pernikahan Lucy akan batal kali ini.
"Mbak, kenapa calon istri Lucy belum datang?" tanya Tono, adik Hera.
"Mana kutahu, dia mundur kali, takut bersanding dengan wanita kaya seperti Lucy. Atau, bisa jadi dia harus menikahi wanita lain yang sudah hamil karena ulahnya, seperti yang ada di n****+-n****+ itu," jawab Hera setengah mencibir.
Sebuah ide gila tiba-tiba terlintas di pikiran Tono. Kalau dia bisa menikahi Lucy, tentu hidupnya akan lebih bahagia. Selain menjadi kaya raya mendadak, dia juga akan memiliki istri yang cantik bak boneka.ketukan terdenggggaar saat Lucy baru saja selesai dirias.
"Lucy, tolong telepon calon suamimu! Akad nikah dimulai sepuluh menit lahi, tapi mengapa hingga sekarang dia belum tiba?" kata paman Lucy yang bernama Tono. "Kalau memang dia berniat mengundurkan diri dari pernikahan ini, biar paman yang menggantikannya. Daripada kamu tidak dapat warisan?" lanjutnya dengan senyum m***m.
Paman Tono adalah adik Hera, lelaki m***m berperut buncit itu sudah memiliki istri, tapi dia seolah tidak pernah puas mencari wanita muda untuk menjadi selingkuhannya.
Mata Lucy membola seketika mendengar ucapan paman tirinya. Daripada dia harus menikah dengan lelaki m***m berperut buncit itu, lebih baik dia kehilangan harta warisan kakeknya.
Lucy segera mengambil handphone-nya dan menelepon Juan. Hingga dering ke sepuluh, lelaki itu tak jua mengangkat panggilannya.
"Kamu dimana Juan? Angkat doong!"
Lucy gelisah. Jika sampai pernikahan ini gagal, dia pasti akan kehilangan harta warisan kakeknya. Rumah ayahnya sudah dikuasai oleh Hera dan anak tirinya. Dia tidak rela jika perusahaan kakeknya pun dikuasai oleh wanita tamak itu.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Namun Juan masih juga belum datang. Teleponnya pun juga tak dijawab. Lucy segera keluar dari kamarnya untuk menemui penghulu. Dia ingin meminta waktu supaya penghulu itu mau menunggu.
Lucy sudah duduk di hadapan penghulu. "Pak, saya mohon, tunggu setengah jam lagi ya. Kalau memang Juan tidak datang, Bapak boleh pergi," pinta Lucy sedikit mengiba.
Penghulu itu melirik jam tangannya kemudian mengangguk. Lucy bernafas lega karena penghulu akhirnya mau menuruti permintaannya. Wanita itu pun kembali menghubungi Juan. dia juga mengirimkan pesan pada lelaki itu. Namun, tak ada satupun yang dibalas.
"Kamu sebenarnya kemana sih Juan? Apa kamu mengundurkan diri dari sayembara ini? Tapi ... kenapa tiba-tiba?"
Sementara itu, Hera dan Ryan mendekati Lucy. "Silahkan tunggu calon suamimu itu! Sampai lebaran monyet juga tidak akan datang, lebih baik, batalkan saja pernikahan ini!"
Lucy menatap tajam ibu dan adik tirinya. "Kalian? Jangan bilang kalau kalian yang membuat Juan tidak datang?'