“S--saya b--bisa jelaskan, Yu! Jangan salah paham!” Suaranya terdengar gemetar. Aku tersenyum hambar. “Bapak tak perlu menjelaskan apapun karena saya sudah telanjur meragukan ketulusan Bapak dalam pernikahan ini. Saya merasa, Bapak hanya menjadikan saya alat agar Bapak bisa segera naik jabatan dengan memisahkan saya dengan Dion. Saya yang awalnya tersanjung dipinang oleh orang sebaik Bapak, kini merasa kecewa dan saya meminta agar Bapak segera membatalkan pinangan Bapak pada saya dan rencana pernikahan kita batal.” Entah dari mana keberanian tiba-tiba muncul begitu saja. Aku begitu lancar bicara dan mengucapkan kalimat seberani itu. Suasana meja makan menjadi hening. Semua saling terdiam dan menyimpan sendok seperti kehilangan selera makan. Aku yang baru saja dikuasai rasa sedih, kecew