40

1481 Words
Ledakan yang terjadi sudah berhasil menghancurkan seluruh dinding gudang. sihir Aeris terjadi antara 1000 jam sekian beton yang sudah hancur itu, seketika mereka langsung terkena hujan yang berada di luar, gudang yang tadinya melindungi mereka dari air hujan sini langsung membasahi mereka dan meredakan abu yang berasal dari reruntuhan Setelah ledakan itu kini semua yang tadinya ada di dalam gudang tua menjadi hening seketika. Tentunya ledakan yang terjadi juga bisa terdengar hingga keluar, pasti sebentar lagi akan ada seseorang yang datang untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di sana . Tesss Tesss Tesss Suara tetesan darah yang keluar dari tubuh Hiro bisa didengar oleh Aeris, ia yang masih meluapkan kemarahannya menatap Hiro yang tewas, bahkan makanya tidak tertutup setelah mati tertusuk disana. Air hujan ikut membasahi mayatnya yang segar "Aaaahhhhh!" "Hirooo!!!" Suara teriakan para wanita dan laki-laki yang terkejut dengan apa yang mereka lihat langsung memenuhi telinga Aeris. Mereka tidak hanya terkejut dengan kondisi Hiro yang malang karena berakhir terampas ke benda tajam dan langsung tewas, tapi juga ketakutan ketika melihat Aeris yang menatap mereka dengan dingin, matanya sudah menjadi sebiru laut dengan kilapan yang tajam, belum lagi tangannya yang mengeluarkan cahaya seperti asap yang sama birunya dengan matanya. Tubuh mereka kesakitan setelah terhempas, kini mereka berusaha kabur dari sana dengan merangkak, mereka tidak peduli lagi dengan rasa dingin yang membalut tubuh mereka. Air mata ketakutan mereka bercampur dengan air hujan yang turun Sretttt Trakkkkk Ketika Nova hendak berlari pergi dari reruntuhan tempat mereka, Aeris yang memiliki jarak jauh dari mereka tiba-tiba langsung melesat dengan cepat mendekatinya dan menginjak kakinya hingga patah. Aeris kalang kabut untuk mengendalikan perasaan ingin membunuhnya, Nova salah satu laki-laki yang paling semangat untuk memperkosanya tadi, dia yang merobek jaketnya dan hampir menelanjangi nya. Jika saja sederhana tidak muncul pasti hal olehnya sudah terjadi Melihat temannya yang sudah kesakitan oleh Aeris membuat Kurnia tidak berani untuk bertahan berlama-lama disana, ia juga segera beranjak untuk pergi ke arah lain selagi Aeris tidak melihatnya karena sibuk dengan Nova. Slepppp Tanpa ia duga Aeris mengeluarkan sihir dari tangannya, cahaya biru keluar dan menghempas tubuh Kurnia kembali hingga laki-laki itu terbang dan terhempas tinggi kemudian jatuh ke reruntuhan hingga menimbulkan suara patah tulang yang bisa didengar oleh mereka. Ketika laki-laki itu sudah tidak ada yang bisa bergerak, Aeris memberikan tatapan dan senyum smirk nya pada Heshi, Fize dan Rary yang sudah menangis ketakutan. Mereka tidak berani bergerak dari posisinya karena sudah melihat apa yang terjadi kepada Nova dan Kurnia yang mencoba untuk kabur. Mereka berada di tempat yang berbeda-beda dan tidak berani bergerak. "Kenapa kalian nangis?" Ucap Aeris dengan sedikit tertawa "Mana tawa kalian itu hah? Bukannya tadi kalian bahagia banget? Kenapa nangis!!!!" Teriak Aeris memberikan ketakutan pada mereka, kini Aeris justru terlihat menjadi orang yang jahat padahal dia sendirilah korbannya. Ia sama basahnya dengan mereka, bahkan penampilannya lebih kacau, pakaian tebalnya sudah tidak ada, hanya ada sebuah kemeja yang masih bisa ia pertahankan sampai sekarang "Gue udah lama mencari Kalian" ucap Aeris mulai mendekati Heshi yang merangkak mundur takut padanya "Gue memang benar-benar bodoh enggak mengingat kejadian yang yang hampir membuat gue mati. Ketika 4 laki-laki dan dan 3 perempuan mencoba untuk membunuh gue hanya karena gue menolong perempuan yang kalian bully. Bahkan kalian perlakuan keji. Lo pasti bertanya-tanya kenapa gue selamat kan?" Kini Aeris berjongkok dihadapan Heshi, mata birunya menatap Heshi yang pasti sudah mengeluarkan keringat di seluruh wajahnya. Ia mengulurkan tangannya memperlihatkan cahaya biru seperti asap tebal yang bergerumul. Aeris merasa sedikit bahagia karena akhirnya sihirnya keluar dan bisa dikendalikan olehnya, meskipun ia sudah melakukan ledakan yang luar biasa hingga menimbulkan kehancuran di sekitarnya "Lo.... Lo siapa?" Ucap Heshi dengan nada bergetar ketakutan "Gue Aeris, Lo kenal gue kan....? Lo kehilangan ingatan?" Ejek Aeris, ia menatap dengan kebencian karena tidak menyangka kalau Heshi orang yang lebih b***t dibanding yang ia kira. Kini ia tahu salah satu pekerjaan mereka, yaitu membuat video yang tidak senonoh dan menjualnya di situs gelap. Awalnya ia mengira kalau mereka hanyalah sekelompok perempuan yang suka membully, tapi ternyata mereka lebih dari seorang pembunuh. Mereka tidak hanya membunuh mental orang yang masih hidup, mereka membunuhnya sampai nyawa mereka benar-benar melayang "Mana hp Lo" ucap Aeris mengulurkan tangannya, Heshi tentunya tidak akan memberikannya dengan mudah karena disana terdapat banyak privasinya dan juga video-video yang tidak boleh tersebar "Lo mau mati? Gue yakin lo pasti bakalan milih hidup di penjara daripada mati malam ini kan? Atau... Lo memilih mati? Gue bisa mengabulkan itu" "No!.... Aeris... Ampun.... Maafin gue ... Plis.... Gue bakalan melakukan apapun yang lo mau, tolonglah Ris..... Please...." Bujuk Heshi yang kini mengemis pada Aeris, bahkan tangannya juga terlihat memohon kepada Aeris "Jangan bergerak!" Teriak Aeris dan membuat 2 orang perempuan yang baru saja hendak kabur perlahan-lahan menjadi ketakutan setengah mati ketika mendengar teriakan Aeris. Mereka langsung terdiam dan melihat ke belakang, Aeris berjalan mendekati mereka secara perlahan untuk membuat mereka semakin ketakutan, entah kenapa Aeris sangat menikmati ekspresi mereka yang takut akan dirinya Tangan Aeris mengambil salah satu tiang besi yang berserak di tanah, ia mencari tiang besi itu hingga bergesekan dengan lantai semen. Suara gesekan besi dan lantai langsung terdengar hingga membuat mereka semakin menangis keras "Dasar biadab!" Teriak Aeris dan melayangkan besi itu kelangit, ia hendak memukul Fezi dengan besi Tranggggg Tangan Aeris tidaklah sekuat tangan vampir, meskipun ia bisa mengangkat besi kini ia bisa merasakan kalau besi itu tertahan melayang di udara seakan mengenai sesuatu. Ia melihat Lawson yang sudah menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa. Sementara laki-laki itu juga menatap mata biru Aeris yang belum padam Merasa kegiatannya terhalang membuat Aeris langsung mencoba merebut tiang besi itu lagi, ia menariknya dengan kedua tangannya namun tidak bisa lepas dari genggaman Lawson "Lawson! Lepasin" ucapnya sambil terus menarik, ketika ia dihalangi oleh lawson, Fezi langsung mencoba berdiri untuk kabur dari sana dan pergerakannya bisa terbaca oleh Aeris Dukkk Kretakk Aeris lagi lagi menendang tulang kering kaki Fezi kali ini, suara tulang dari perempuan yang kurus itu langsung terdengar beserta dengan suara tangisan dan rintihan kesakitannya "Aeris!" Panggil Lawson yang tidak menyangka kalau Aeris langsung melukai Fezi di hadapannya. Lawson juga berada di bawah hujan yang sama dengan Aeris, ia bisa mendengar ledakan yang disebabkan oleh Aeris, belum lagi ledakan itu adalah ledakan sihir yang bisa dikenali oleh dirinya "Mereka gak pantas hidup!" Ucapnya dan beranjak untuk mendekati Fezi lagi, namun belum sempat ia mendekati Fezi suara mobil polisi yang mendekat terdengar, ia menghentikan langkahnya dan memperhatikan sekitar. Dari kejauhan lampu-lampu mobil polisi yang ada di jalanan sudah terlihat, mereka sudah tidak berada di dalam ruangan lagi sehingga pemandangan yang luas bisa mereka tatap dengan bebas. Jika saja hari ini tidak hujan maka akan banyak orang yang menyaksikan mereka. "Ayo kita pergi" ucap Lawson menarik tangan Aeris "Gue belum selesai" ucapnya dengan nada kesal, Lawson mencium aroma darah yang sangat banyak sejak tadi, dia tahu kalau Aeris sudah membunuh satu orang laki-laki sementara dua lagi dalam keadaan yang krisis. "Udah" ucap Lawson menahan tangan Aeris yang ingin mengejar salah satu dari mereka. Rary sudah mencoba berlari menjauh dengan kaki yang bergetar karena ketakutan, Ia mendengar suara mobil polisi dan membuatnya ada harapan untuk selamat "Akhh! Mereka bakalan lepas!" Teriak Aeris kesal tidak bisa melawan kuatnya tangan Lawso "Emangnya Lo mau ngapain mereka hah? Lo mau bunuh mereka semua? Ris dengerin gue!" Ucap lawson dengan tegas, suaranya yang menjadi lebih keras daripada biasanya membuat Aeris diam, lawson memegang kedua bahunya agar mereka saling melihat satu sama lain "Lo bakalan kena masalah besar Ris, kita nggak boleh memakai manusia dengan sihir kita. Apalagi lu baru aja mendapatkan Sihir lo. Lihat kekacauan yang terjadi di sekitar Lo, ini udah cukup. Meskipun mereka memang orang jahat bukan berarti lu juga harus menjadi jahat kayak mereka" ucap lawson mencoba menyadarkan Aeris. Sinar dari cahaya senter polisi terlihat, Lawson segera menarik Aeris ke dalam gendongannya dan membawanya pergi jauh dari sana meninggalkan lokasi kejadian Sretttt Setelah mereka pergi, para polisi segera memasuki wilayah gedung yang sudah menjadi rata. Mereka langsung menyenter pada sebuah mayat yang terlihat sangat mengenaskan. Mereka terkejut dengan apa terjadi. Rary sudah berada di dalam penanganan medis setelah terjatuh pingsan saat hendak meminta pertolongan. Mereka terkena luka bagian dalam, dan mereka semua sidah tidak ada yang tersadar termasuk Heshi. "Apa yang terjadi disini" ucap para polisi itu heran, dinding gedung sudah hancur, dari posisinya sepertinya Hiro itu terpental dan tertusuk. Kemudian tiga orang perempuan yang badannya remuk dan penuh lebam. Kemudian dua laki-laki lain yang mengalami hal yang serupa namun juga memiliki patah tulang yang lebih parah. Tidak mungkin itu semua terjadi dikarenakan sebuah ledakan yang tidak jelas asalnya Seorang perempuan yang berasal dari salah satu pihak kampus segera ikut masuk dalam lokasi bersama para polisi, ia mantap Hiro dan juga yang lainnya. Kemudian ia memperhatikan keruntuhan yang ada, Ia berpikir sebentar kemudian melihat ke arah yang jauh didepan mereka, seakan ia bisa melihat sesuatu yang sangat sulit untuk terlihat bagi para polisi yang sedang memeriksa
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD