52

1805 Words
Mobil yang masuk ke dalam kategori mewah di dunia Immortal kini baru saja sampai di pemukiman para Wizard. Mobil hitam itu terlihat dari jauh ketika masih berada di langit kemudian mendekat dan mendarat di tanah. Mobil itu juga langsung melaju untuk masuk ke dalam pemukiman, kini mereka sedang berjalan untuk menuju tempat tinggal Dexter "Wahh..... Jujur aja waktu naik dan turun tadi jantung gue kayak mau copot, gue takut kalau kita jatuh tiba tiba kalau mobilnya mati" ucap Aeris lega, ia yang duduk di depan bisa melihat langsung pemandangan dari atas sana, mirip dengan pemandangan dari atas pesawat namun mereka terbang lebih rendah dari pada pesawat. "Kurang lebih begitu lah pemandangan kalau Lo udah bisa terbang nanti" ucap Dexter Akhirnya kini mereka berhenti di salah satu rumah yang berada di ujung pemukiman, rumah itu terletak di tengah-tengah halaman yang sangat luas, rerumputan panjang dan menguning terlihat di hamparan halaman rumah itu, Dexter memiliki rumah yang berada dipinggiran desa "Selamat datang di rumah gue" ucap Dexter dan segera keluar dari mobil, Tara juga langsung keluar dari mobil untuk menghirup udara segar dari pedesaan ini "Eh Lo keren bawa mobil ini" puji Aeris pada Lawson sebelum mereka turun dari mobil, lawson tersenyum bangga karena mendapat pujian dari Aeris, ia juga segera keluar menyusul ketiga temannya "Dexter!" Ucap seseorang yang berlari dari dalam rumah, perempuan yang terlihat seperti orang tua Dexter karena memiliki wajah yang mirip. Mereka saling berpelukan, Aeris dan yang lain hanya menatap mereka yang masih melepaskan rasa rindu mereka "Mom, kenalin ini teman teman gue" ucap Dexter pada ibunya, Tara yang berada paling dekat dengannya langsung tersenyum. Ibu Dexter langsung memperhatikan mereka dan tahu kalau dua dari mereka adalah vampir. "Mereka dari dunia manusia?" "Teman di kampus, oh iya yang paling perlu mom kenal itu dia, namanya Aeris, kami datang ke sini karena butuh bantuan Mom sama Dad" terang nya, Aeris yang sedang dibicarakan langsung memberikan senyumnya pada ibu Dexter, tentunya ibu Dexter menunjukkan keramahannya dalam menyambut mereka Mereka langsung dipersilahkan untuk segera masuk kedalam rumah, ibu Dexter mengatakan untuk membicarakannya didalam rumah dan beristirahat sebentar "Your dad belum pulang, mom juga gak tahu dia lagi dimana, entah didunia manusia atau ditempat lain. Dia belum pulang selama seminggu" ucap ibu Dexter, Aeris kini sedang berdiri dan memperhatikan isi rumah Dexter, ia tahu kalau tindakannya ini kurang sopan karena memperhatikan seluruh isi rumah Dexter secara terang-terangan, tapi ia tidak bisa menahan rasa kagumnya untuk melihat benda-benda yang sangat menakjubkan, ada benda benda sihir yang belum pernah ia lihat sebelumnya ada disana. Bahkan sapu rumah mereka bergerak sendiri untuk membersihkan lantai, dan piring dan sponge pembersih juga bergerak sendiri untuk melakukan tugas mereka "Itu sihir?" Ucap Aeris menunjuk pada wastafel "Iya" ucap ibu Dexter, ia heran melihat tingkah Aeris yang terlihat seperti orang yang baru pertama kali melihat sihir sederhana itu "Luar biasa" ucap Aeris kagum, ia melihat Lawson dan Tara sudah duduk di sofa dan ia segera kembali ke sana untuk ikut bergabung dengan yang lain "Mom akan mengambil makanan dulu sebentar, tunggu di sini" Mereka berempat diam ketika menunggu ibu Dexter kembali, Aeris duduk disebelah Dexter dan memberikan lirikan memuji rumahnya pada Dexter, ia memang menyukai desain rumah Dexter yang sederhana namun juga terasa mewah. Benda benda disini jauh lebih ajaib ketimbang yang ada di kastil milik lawson "Berapa umur orang tua Lo?" Tanya Aeris, Dexter langsung diam karena ia memang berhenti menghitung umur mereka "Gue udah gak hitung sih, udah lewat 100" "What? Lo bilang wizard umurnya sama kayak manusia tapi kenapa orang tua Lo masih kelihatan muda di umur segitu?" "Lo gak melihat berapa banyak sihir yang mereka kuasai, mereka menggunakan sihir, tapi tetap aja gak bakalan ngalahin umur vampir dan werewolf, tapi bisa mengalahkan umur manusia" ucap Dexter" "Jadi gue bisa juga dong?" Antusias Aeris "Bisa, tapi Lo belum saatnya mempelajari sihir itu, sihir Lo sendiri belum bisa Lo kendalikan sepenuhnya" Aeris yang tadinya sudah bersemangat langsung memberikan tatapan malasnya kepada Dexter, ia ingin mempelajari banyak Sihir sekarang "Kalau Lo gak bisa mempelajari sihir itu lo juga bisa punya umur yang panjang kayak vampire loh" ucap Tara tiba-tiba, Dexter menatapnya karena tahu Tara akan membicarakan cara yang sangat jarang terjadi itu, namun bukan menutup kemungkinan kalau Aeris tertarik dengan cara itu "Maksud Lo?" "Ada cara lain supaya lo punya waktu hidup yang panjang seperti vampir dan werewolf, tapi dalam hal ini Lo cuman bisa mengandalkan vampire" terang Tara "Apa itu?" "Menjadi peliharaan" ucap Lawson tiba tiba "Apaan sih Lawson, yah Jangan jadi peliharaan dong... Jadi kekasih aja" ucap Tara rak setuju dengan istilah yang digunakan Lawson Aeris heran kenapa lawson menyebut peliharaan, dan Tara yang tidak setuju dengan istilah itu juga terasa mencurigakan "Lo paham?" Ucap Aeris pada Dexter "Mereka lebih paham", jawab Dexter menunjuk Lawson dan Tara "Lo mau tahu?" Ucap Tara memancing Aeris. "Jelas lah" "Jadi gini, ada cara lain supaya Wizard punya umur yang sama dengan vampire atau Werewolf, tapi cara ini cuman berlaku untuk vampir setidaknya sampai sekarang. Yaitu jadi sumber makanan Vampire" jelas Tara dan Aeris belum sepenuhnya paham "Contohnya, dulu ada pasangan Vampire dan manusia, jadi mereka menikah dan perempuan yang seorang manusia ini menjadi sumber darah sebagai makanan si Vampire yang menjadi suaminya, sebagai gantinya setiap Vampire mengambil darahnya, suaminya akan memasukkan sedikit darahnya kedalam tubuh istrinya, jadi manusia itu akan memiliki darah Vampire untuk membuatnya lama menua, tapi yah seumur hidupnya dia harus jadi sumber darah suami vampirnya, mereka jadi punya ikatan gitu" jelas Tara Aeris mengerti kenapa perempuan manusia itu dikatakan sebagai peliharaan, pasalnya manusia itu harus bergantung pada sang vampir dan terus menerus dikuras darahnya, tentunya itu bukanlah hal yang enak, terlebih lagi vampir juga pasti membutuhkan darah yang banyak "So... Apa kabar tentang mereka? Mereka masih seperti itu sampai Sekarang?" Tanyanya Aeris lagi, Tara ragu untuk melanjutkannya karena cerita mereka tidak berakhir bahagia. "Perempuan itu mati" "Hah? Mati? Kok bisa?" "Manusia dan vampire itu susah untuk bersatu Aeris, mereka lebih lemah, Wizard juga jauh lebih kuat dari pada mereka. Jadi kalau wizard dan vampire.... Mungkin bisa kali yah" ucap Tara memberikan kode pada Dexter, Dexter yang tahu sindiran itu langsung menahan tawanya "Jadi manusia itu mati karena kehabisan darah?" Tebak Aeris "Darah Vampire juga ngebuat tubuhnya melemah, gak cocok. Makanya dia mati mendadak, cuman ada beberapa jenis darah manusia yang bisa menahan darah Vampire, jadi kalau manusia istimewa itu mendapatkan darah Vampire, mereka bukannya mati justru jadi kaum vampire juga, makanya sebenernya gak semua manusia bisa jadi Vampire kalau kena gigit doang" jelas Tara. Padahal Tara menceritakan kisah itu tanpa ada ekspresi sedih diwajahnya, ia bahkan tersenyum sambil menceritakannya tapi ia melihat Aeris yang sepertinya merasa iba dengan kisah yang ia bawakan "Kenapa Lo jadi sedih?" Ucap Tara yang bisa merasakan perasaan Aeris "Hah? Yah gue kasihan aja sama suaminya, mereka mau hidup bersama dalam waktu yang lama tapi malah dipisahkan dengan cepat" ucap Aeris, Tara yang mendengar itu hanya diam, dan melirik lawson yang ada disebelahnya Ibu Dexter akhirnya datang membawakan mereka makanan dan minuman, ia menyajikannya diatas meja yang ada dihadapan mereka "Kalian lagi ngomongin apa? Serius banget rasanya" ucap ibunya "Gak ada Mom, sini duduk dekat Dexter aja" ucap Dexter menepuk sofa yang ada disebelahnya "Jadi mom, gue mau ceritain kenapa kami ke sini, gue juga yakin mom heran kenapa gue tiba tiba pulang" jelas Dexter ingin memberitahu alasan kedatangan mereka. "Mom memang heran, sejak kapan kau pulang tanpa alasan, hahhaha" Mereka tertawa seketika, Dexter memang tidak akan pulang jika bukan karena suatu hal, entah itu ia butuh sesuatu atau hal lainnya "Mom udah dengar berita tentang wizard yang buat kekacauan di dunia manusia?" Tanya Dexter "Oh... Tentu udah dong, kenapa? Itu Kalian?" Tebaknya, Dexter diam karena ibunya pasti menebak dengan asal, namun tebakannya benar "Kenapa diam? Jangan bilang tebakan mom benar?" "Iya" ucap Dexter "Hah? Jadi.... Dia yang buat ledakan sihir itu?" Tunjuk ibu Dexter pada Aeris, hanya Aeris yang seorang wizard diantara teman-teman anaknya "Iya mom, dan dia benar benar gak sengaja ngelakuin itu, dia baru bisa mengendalikan sihirnya" ucap Dexter "Jangan bohong, dia sudah tua, gak mungkin baru kali ini dia memakainya" "Dia disegel mom, sihirnya disegel dan baru aja terbuka beberapa bulan lalu, gak tahu kenapa bisa terbuka gitu aja tapi dia juga gak tahu siapa yang menyegel sihirnya" terang Dexter, ibunya terdiam mencoba mencerna apa yang disampaikan anaknya, ia tidak bisa langsung percaya dengan berita ini tapi anaknya sendiri yang langsung memberitahunya, ia yakin Dexter tidak mungkin mengarang cerita Ibu Dexter kini menatap Aeris yang ada disebelah Dexter, ia dan Aeris terpisah dengan Dexter yang ada ditengah mereka. Aeris hanya memberikan senyum ramahnya yang sedikit canggung "Wizard tidak akan menyegel sihir seseorang dengan mudah, pasti ada alasannya" ucap ibu Dexter "Kami tahu mom, dan setelah kami cari tahu sepertinya karena orang Yang menyegelnya tahu kalau dia punya kekuatan langka, yang kuat juga tentunya, dia punya sihir kristal, dan itu bisa membuatnya menemukan kristal Vespera" Ibu Dexter langsung membelalakkan matanya pada Dexter, menurutnya kristal itu sebaiknya tidak ditentukan sampai kapan pun "Jangan! Jangan sampai kau mencarinya, jangan gunakan kekuatan mu untuk menemukan kristal itu" ucap ibu Dexte pada Aeris "Tapi- "Kalau kita tidak menemukannya, pasti Guner yang akan menemukannya" "Dia gak akan bisa menemukan kristal itu, dia tidak punya siapapun yang bisa membantunya menemukannya. Sebelum mom melihat Aeris sekarang mom sudah merasa tenang sejak kematian Xaun. Tapi sekarang mom kembali cemas" ucap Ibunya, Dexter yang mendengar perkataan itu terkejut, kalimat itu seperti memberikan arti kalau ia tidak senang dengan kemunculan Aeris sekarang "Mom? Kenapa ngomong gitu sih?" Protes Dexter, Lawson dan Tara masih terus mendengarkan mereka "Xaun dibunuh oleh Guner Karena tidak ingin membantunya untuk menemukan kristal Vespera, dia adalah harapan terakhir Guner waktu itu, dia sekarang juga sedang mencari siapa yang menerima kekuatan terakhir dari Xaun, tapi sekarang dia akan mengejar Aeris, jika kau terlibat kau bisa berada dalam bahaya" Dexter terkejut karena sepertinya ibunya tidak ingin ia berdekatan dengan Aeris "Aku gak akan biarin teman ku didalam berbahaya termasuk Dexter" ucap Aeris "Dan dia juga gak akan mau bergabung dengan Guner" ucap Lawson "Sekarang, tapi kalau dia sudah berjumpa dengan Guner semuanya bisa berubah, dia akan menawarkan nya untuk mendapatkan hal yang paling Aeris ingin kan" jelas ibu Dexter "Dia bisa melakukan itu?" Heran Aeris "Dia akan mencari tahu, keinginan mu akan menjadi keinginan gelap mu jika sudah berjumpa dengan dia" "Mom, tenang aja, Aeris ada bersama kami, kami membawa dia kesini karena butuh bantuan Mom and Dad supaya dia bisa ngendaliin sihirnya" jelas Dexter Ibu Dexter diam sebentar, ia menatap Aeris dan merasa sedikit bersalah, karena rasa takutnya ia seperti menyalahkan Aeris yang tidak tahu apa apa "Ck, mom gak tahu harus gimana, mom beneran khawatir" Tara yang sedari tadi membaca empati dari ibu Dexter bisa merasakan kekhawatirannya yang bahkan belum mereda. "Itu normal, tapi kita harus melakukan sesuatu, Aeris harus bersiap untuk menghadapi Guner, makanya dia harus berlatih" ucap Tara
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD