33

1757 Words
Semua benda-benda yang ada di ruangan ini sangat kecil, namun setidaknya mereka masih bisa duduk di kursi kecil yang di sediakan oleh Goblin yang tinggal di rumah ini. Wajar saja jika perabotannya juga di desain berukuran kecil seperti pemiliknya agar ia bisa menggunakannya dengan nyaman. Mereka sudah diperintahkan masuk untuk berbicara dengan Goblin itu. Aeris kini hanya diam Karena dia sudah membuat masalah ketika mereka pertama kali berjumpa. "Emang Lo pernah lihat dia?" Ucap Dexter bertanya kepadanya, Goblin itu masih asyik mondar-mandir dan belum duduk di hadapan mereka untuk berbicara "Kalau gue perhatikan kayaknya memang bukan dia deh tapi sejenis dia, berarti waktu itu yang gue liat itu Goblin juga" "Dimana?" "Di apartemen gue, Lo inget gak waktu gue mecahin guci keramik sampai kaki berdarah?" Kini Aeris mengajak Lawson untuk berbicara karena yang menolongnya waktu itu adalah lawson Laki laki itu berpikir sebentar dan ingat kalau dirinya memang pernah menolong Aeris, mereka belum terlalu dekat waktu itu bahkan Aeris sama sekali tidak ingin mengajak dan berbicara seperti sekarang. Ia mengangguk mengingatkan kalau dia masih ingat kejadian itu. "Waktu itu gue ngelihat Goblin, dan wajar aja kalau gue terkejut karena gue belum pernah melihat itu sebelumnya. Makanya gue nggak sengaja menyenggol guci, pecah, dan gue injak deh" "Awwww" ringis Dexter, mendengar Aeris menceritakannya dengan sangat santai "Tenang aja, udah gue bilang luka gue cepat sembuh, pasti karena Lo kan?" Ucap Aeris lagi, ia emang yakin kalau yang mengobatinya adalah Lawson. Hal itu ia simpulkan ketika Dexter mengatakan darah Vampire bisa mengobati luka mereka dengan cepat "Iya, gue pakai darah gue supaya luka lo cepat pulih" "Sudah kuduga" ucap Aeris tersenyum "Berarti lu juga yang ngobatin gue waktu di rumah sakit?" Tanyanya lagi, Lawson menatapnya heran karena ia sama sekali tidak ikut campur dengan urusan Aeris ketika berada di rumah sakit, ia tidak mengobati siapapun. Dia hanya mencari tahu siapa Aeris, Kenapa dia memiliki aroma darah yang unik dan aura sinyalnya juga yang kuat "Enggak" ucap Lawson mematahkan ekspektasi Aeris. "Loh jadi-" "Jadi Kenapa kalian datang untuk menemuiku?!" Potong Goblin yang kini sudah duduk di depan mereka, Aeris tidak melanjutkan pertanyaannya lagi, mereka bertiga melihat ke Goblin itu yang juga memperhatikan mereka "Oh.... Setelah kuperhatikan salah satu dari kalian merupakan Vampire yang terkenal itu yah" ucap Goblin itu, tentunya Aeris dan Dexter sudah tahu siapa yang dibicarakan, hanya ada Lawson sebagai vampir di sini "Dia terkenal?" Gumam Aeris di dalam hatinya "Begini, kami berdua adalah Wizard, dan teman ku tak bisa menggunakan sihirnya" ucap Dexter memulai percakapan mereka, ia menunjuk pada Aeris sebagai Wizard yang ia katakan tidak bisa menggunakan sihirnya "Dia? Nggak bisa menggunakan sihirnya? Secara tiba tiba?" "Bukan, hmm.... Dia baru jadi Wizard" ucap Dexter lagi, Goblin itu menjadi bingung dan merasa dibodohi oleh Dexter sekarang "Baru menjadi wizard? Apa maksudmu?" "Dia disegel sejak kecil, dia tidak pernah tahu kalau dirinya merupakan seorang Wizard. Dan tiba-tiba segelnya terbuka sekarang. Karena dari kecil tidak pernah menggunakan sihirnya dia tidak tahu cara menggunakannya" Goblin itu terdiam ini pertama kalinya ia mendengar sihir seseorang bisa disegel sejak kecil dan terbuka setelah dia dewasa Melihat diamnya Goblin itu membuat mereka juga cemas, takut kalau Goblin itu tidak menemukan solusi apapun untuk membantu mereka "Apa kau punya solusi?" Ucap Dexter "Tentu, tapi ini pertama kalinya aku mendengar kejadian seperti ini. Ini kejadian yang sangat langka dan bahkan baru pertama kalinya terjadi, kenapa dia disegel, apa kau tahu kalau kau seorang penyihir?" Goblin itu kini langsung bertanya kepada Aeris "Nggak, setelah segel ku terbuka aku mengalami hal-hal aneh dan mereka datang membantu. Mereka juga yang memberitahuku kalau aku seorang penyihir, Aku tidak mempunyai keluarga lagi dan mereka juga hanya manusia biasa. Tapi orang tua ku yang sudah meninggal sejak aku bayi memang seorang penyihir dan tidak pernah diceritakan kepada ku" jelas Aeris lagi "Bagaimana bisa?" Ucap goblin itu, Goblin sepertinya memang sangat kepo terhadap hal-hal yang mungkin bisa menguntungkan suatu saat nanti. Dia bekerja sama dengan banyak orang, Dia tidak memiliki musuh selama orang itu menguntungkan. Bahkan informasi yang dia dapatkan hari ini bisa saja ia jual kepada orang yang nantinya akan bertanya kepadanya. "Aku gak tahu" ucap Aeris lagi "Jadi kau ke sini untuk meminta bantuan agar kau bisa mengeluarkan sihir mu?" "Yap" "Aku tentu tidak tahu caranya supaya sihir mu cepat keluar, lagipula Kenapa kau tidak ke Vamwecth saja?" "Vamwecth?" "Sekolah para kaum immortal" ucap Dexter menjelaskan "Dia tidak memiliki banyak waktu untuk bersekolah ke sana, lagipula umurnya sudah sangat terlambat" ucap Dexter "Berapa kalian akan membayar Ku untuk membantunya?" Tanya Goblin itu lagi, tidak hanya kurcaci itu saja yang mencari untung, tapi Goblin ini juga akan membantu mereka jika mendapatkan bayaran "Aku.... Apa kau menerima uang manusia?" Ucap Aeris lagi "Uang kalian sangat berguna tapi aku malas menggunakan uang, Aku lagi suka menerima emas perak ataupun barang antik, atau bahkan benda sihir" ucap goblin itu lagi Aeris berpikir sejenak ia tidak memiliki emas namun uang yang ia miliki bisa ia belikan menjadi emas. Meskipun itu akan menghabiskan banyak uang simpanannya. Hanya itu yang ia miliki dia tidak memiliki benda sihir ataupun yang lainnya "Berapa koin emas yang kau mau" "Satu kantong yang berisi 20 emas" "Hah?! Gila! Bisa gak hidup gue" ucap Aeris yang benar benar terkejut "Ehm, maksudnya aku nggak punya sebanyak itu" ucap Aeris lagi setelah berdehem. Lawson yang lihat itu langsung menahan tawanya, ia merasa refleks Aeris tadi lumayan lucu "10 koin" ucap lawson, Aeris dan Dexter melirik padanya karena ia memotong setengah harga dari yang Goblin itu minta "Kau memotong setengah harga!" Ucap Goblin itu dengan nada kesal "Dan aku tahu para Goblin lain akan menerima tawaran 10 koin emas itu untuk membantunya menemukan kekuatannya" ancam Lawson, tentunya tawaran 10 koin emas itu sangat menggiurkan, jika Goblin yang berhadapan dengan mereka sekarang tidak setuju untuk membantu mereka dengan 10 koin emas maka mereka akan mencari Goblin lain yang pasti akan dengan senang hati menerima. Rencana Lawson berhasil, Goblin itu memang tidak puas tawarannya tidak diterima namun juga akan merugi jika tidak menerima Aeris dan yang lain. "Yaudah, 10 koin emas" Ucap Goblin itu terpaksa, Lawson tersenyum menang begitu juga dengan Aeris. "Mana emasnya?" "Untuk jaga jaga, kami akan memberikan 5 koin emas terlebih dahulu karena Goblin sepertimu bisa saja kabur. Walaupun sebenarnya kami bisa mencarimu jika kau kabur, aku sudah mengenali aroma darah mu" ucap lawson, ia kembali mengeluarkan 5 koin emas dan membuat Aeris membelalak "What? Lawson Lo beli emas ini dimana? Gue bakalan ganti" ucap Aeris "Santai, ini bantuan gue" "Bantuan? Ini emas.... Bukan benda yang murah" ucap Aeris, 5 koin emas itu sudah berada di tangan Goblin, Dexter melihat betapa laparnya mata Goblin itu akan emas sampai ia melihatnya dengan mata yang berbinar-binar "Kalau Lo merasa berhutang ke gue nanti lu bisa membantu gue dengan hal lain" ucap lawson lagi "Jadi, apa yang harus kami lakukan untuk membantu kekuatannya keluar" tanya Dexter "Aku udah membawanya ke Batu lingkaran, tidak ada yang terjadi di sana" ucapnya lagi, ia menduga kalau Goblin itu juga akan mencoba membawanya ke Batu lingkar "Kalau begitu dia memiliki Sihir yang lain atau mungkin memang dia belum pandai mengeluarkan sihir nya karena masih kesulitan. Kita akan mencoba cara lain. Ayo kita pergi ke tempat lain" Mereka beranjak mengikuti goblin itu, mereka segera keluar dari dalam rumah dan saat sampai di luar ternyata para kurcaci itu sudah tidak ada di sana. Aeris mencari keberadaan mereka di sekitar namun sepertinya mereka sudah pergi sejak mereka di bawa masuk ke dalam rumah "Aku tidak menjamin kalau dia akan menemukan sihirnya dengan cepat, karena penyihir kecil saja banyak yang kesulitan menemukan sihirnya. Apalagi yang sudah terlanjur besar seperti ini" ucap Goblin itu sambil berjalan, ia bahkan menatap Aeris dari atas sampai kebawah, seperti tidak menyangka ada wizard dewasa yang tidak memiliki kemampuan "Tapi bukan berarti tidak ada harapan, kita membutuhkan waktu tapi juga seharusnya ada yang memancing kekuatannya keluar. Apa kau muda marah?" Tanya Goblin itu lagi pada Aeris "Enggak, tapi aku mudah kesal" "Kesal? Kesal berbeda dengan marah, kalau kesal biasanya orang hanya akan memendamnya sendiri ataupun tidak mengeluarkan rasa emosinya. Marah, harus marah, atau sedih, sedih yang mendalam. Perasaan yang terlalu bahagia enggak bisa mengeluarkan kekuatanmu, rasa kesal juga nggak akan bisa" jelasnya Mereka berjalan memasuki hutan yang lumayan jauh dari tempat tinggal Goblin, banyak pepohonan yang tumbuh dengan jarak yang sangat rapat sehingga mereka kesulitan untuk menghafal jalan yang mereka lewati. Setelah beberapa langkah lebih maju mereka melihat sebuah gua yang lumayan kecil, jika diperhatikan goa itu membawa mereka masuk ke dalam perut bukit. Mereka berada di lembah bukit yang memiliki terowongan. Mulut gua itu juga terbuat dari batu sehingga tidak ada tumbuhan yang tumbuh di sana selain lumut. "Masuk" ucap Goblin itu memerintah Aeris untuk masuk kedalam goa "Aku? Sendirian?" Ucap Aeris tak percaya "Iya, tenang kau akan aman disana, aku akan menyusul" "Cara apa ini?" Heram Dexter, dari yang ia pelajari tidak ada cara seperti ini untuk memancing kekuatan penyihir keluar. "Ini cara ku" ucap Goblin itu "Apa yang ada disana? Apa kau membahayakannya?" "Kalau aku membahayakannya Aku tidak akan mendapatkan 5 koin emas itu lagi. Dia akan aman di sana. Banyak sihir memiliki warna yang terang, meskipun.... Memang ada yang gelap" ucap Goblin itu ragu dengan melirik Lawson, ia mengetahui kalau lawson salah satu pemilik sihir gelap "Jadi ketika dia berada di gua yang gelap gulita seperti itu, dan juga melihat hal lain yang sudah aku taruh di sana. Dia akan mengeluarkan sedikit sihirnya dan dia bisa melihat warna apa yang keluar dari tangannya. Kalau sihirnya hanya keluar sedikit pasti dia melihatnya, dan kalau kekuatannya langsung meledak, dia tidak akan melukai orang lain" ucap Goblin itu Aeris masih menunggu perdebatan diantara ketiga laki-laki itu. Dia menatap gua yang sudah terlihat sangat gelap dari luar. Ia tidak takut pada kegelapan tapi dia takut akan sesuatu yang akan muncul dari sana, terlebih lagi ini ditujukan untuk mengeluarkan kekuatannya. Ketika ketiga laki-laki itu sudah selesai berdebat mereka menatap Aeris bersamaan "Masuk lah, kalau ada persimpangan kau boleh memilih arah manapun. Kau tidak akan tersesat, aku sangat mengenali gua ini" ucap Goblin itu "Apa aku... Perlu sesuatu untuk di bawa? Seperti lampu atau senjata?" "Gak" "Hmmm.... Okey" ucap Aeris, ia melangkahkan kakinya perlahan untuk masuk ke dalam gua. Langkahnya masih terlihat sangat ragu-ragu dan bahkan ia melirik ke belakang untuk melihat Lawson dan Dexter. Lawson diam menatapnya dengan kedua tangan yang ia lipat di d**a, sementara Dexter mengepalkan tangannya untuk memberinya semangat Perlahan-lahan akhirnya dia masuk ke dalam gua dan cahaya dari luar sudah terlihat mulai menjauh darinya. Aeris melihat gua yang gelap, dirinya yakin sebentar lagi dia tidak akan melihat apapun
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD