11

1702 Words
"Ck, untuk apa coba kumpul kumpul segala, perasaan gak ada hal penting yang harus dibicarain" batin Aeris yang kini sedang berada diruangan HIMA atau himpunan mahasiswa, semua mahasiswa dari Pendidikan kedokteran hewan sepertinya berada disana. Meskipun tidak dijamin semuanya ada disana, namun Aeris harus berada disana karena satu angkatan mereka dikatakan untuk wajib berkumpul. "Lihatlah para manusa pencari perhatian itu" ucaonya yang berdiri sambal bersandar ditiang pojok ruangan, ia bisa melihat orang orang yang saling berbicara, berlalu Lalang dan tertawa. Perkumpulan mereka ini merupakan kegiatan kebersamaan angkatan "Kenapa diam aja?" ucap seseorang menghampirinya, Aeris meliriknua sebentar dan mengalihkan perhatiannya dari Lawwson yang datang menyapa "Yah terus lo mau gue ngapain?" "Kenapa gak gabung sama yang lain" "Karena gue rasa gak ada yang perlu dibahas sama mereka, lo sendiri ngapain kesini?" "Gak ada alasan spesifik sih, gue lagi melarikan diri dari senior sama beberapa orang yang berkemungkinan ngajak gue bicara" "maksud lo?" heran Aeris dan segera memperhatikan kemana Lawson memberikan isyarat, disalah satu tempat diruangan itu ada beberapa perempuan yang sedang melihat dan curi curi pandang pada mereka "Oh... gue paham, dan gue juga gak mau jadi bahan gossip mereka karena ngomong sama lo, so bye" Aeris hendak pergi meninggalkan Lawson yang dilirik oleh banyak perempuan, tentunya para keturunan Vampire sangat memiliki aura dan paras yang memikat. namun belum sempat ia benar benar jauh, Lawson lebih dahulu menahan tangan kanannya. ia terdiam dan melirik tangan dingin dan putih Lawson yang menggengam pergelangan tangannya. "Ini siang, meskipun cuaca disini lumayan dingin bukan berarti normal aja tangan dia sedingin ini" ucap Aeris didalam hati menyadari Aeris hanya diam sambil melihat tangannya yang digenggam, Lawson langsung melepaskan tangan mereka. "Lo mau kemana? gue malas disini" ucap Lawson "Mau pulang, kayaknya udah bisa pulang nih dan kalau belum boleh gue gak peduli juga" ucap Aeris santai, ia melanjutkan langkahnya dan Lawson segera mengambil tas nya untuk pergi bersama Aeris Mereka segera keluar dari ruangan HIMA bersamaan, meskipun beberapa orang menatap mereka dengan heran dan cuirga mereka pergi membawa tas seakan tidak akan kembali lagi keacara kebersamaan mereka. "Ngapain ngikutin gue" ucap Aeris hendak berjalan ke gerbang kampus, kali ini ia tidak membawa mobilnya lagi dan berencana memakai bus untuk pulang seperti biasanya "Gue gak ngikutin lo, lo mau pakai bus kan? gue juga" "Hmm.... btw lo gak papa?" ucap Aeris secara tiba-tiba, mereka yang berjalan beriringan membuat Lawson melirik Aeris yang ada disampingnya. Ia tidak menjawab apapun karena tidak tahu keadaan seperti apa yang dimaksud Aeris "Walaupun cuaca ditempat kita ini dominan mendung dan dingin, tapi ini masih tengah hari dan sangat cerah. Gak normal rasanya tangan lo sedingin itu" ucap Aeris langsung menjelaskan rasa herannya Lawson tersenyum paham, tentu saja ia memiliki darah yang dingin seperti tubuh orang yangs sudah mati. Kini Lawson juga sedang memikirkan bagaiamana caranya ia memberi tahu pada Aeris mengenai dirinya yang bukan manusia biasa begitu juga dengab Aeris yang seorang wizard, terlebih lagi aeris bukanlah Wizard biasa namun salah satu wizard dengan kekuatan sihir yang kuat. "Memang begitu dari lahir, badan gue dingin sejak dulu" "Masa sih?" "Hey kalian!" Seseorang bersorak dan mereka merasa kalau sorakan itu bertuju untuk mereka, mereka melihat kesisi kiri tempat suara itu berasal. Ketika menemukan orang yang sedang melihat mereka dengan tatapan aneh dan senyuman licik sambil melipat kedua tangannya didada, ekspresi Aeris berubah menjadi ekspresi malas. mengingat ia dan Eyota berakhir tidak baik dengannya ketika dikafetaria. Eyota mendekati mereka dan saling bertatapan cukup lama dengan Lawson "Pendangan yang langka namun cukup menarik, ada apa gerangan kalian berdua jalan bareng kayak gini, mau kencan?" ucap Eyota "Apa berarti kalau gue jalan berdua sama bapak lo berarti gue calon ibu tiri lo" ucap Aeris memberikan sendirian "Hahaha, gue suka selera humor lo, gak masalah sih kalau lo jadi ibu tiri gue, lagian lo bakalan mau kok sama bapak gue setelah ngelihat dia" balas Eyota dengan senyum khasnya "Kalian saling kenal?" tanya Lawson pada Eyota, tentunya ia tahu siapa Eyota sebenarnya "Belum lama" ucap Aeris menjawab pertanyaan yang sebenarnya ditujukan untuk Eyota "Lo sendiri?" tanya Eyota "Sudah lama" ucap Lawson, Aeris meliriknya sebentar karena jawaban itu termasuk jawaban yang berbohong, ia tidak mengenal Lawson dalam waktu yang lama "Ohh bukannya dia kelihatan baru baru ini?" ucap Eyota lagi "Wait, kelihatan? maksud lo selama ini gue gak bisa terlihat?" ucap Aeris dengan bodohnya yang tidak mengerti pembicaraan mereka "Bukan begitu Aeris, bukannya lo ngerasa ada sesuatu yang aneh belakangan ini? Gue memang gak tahu secara spesfik apa yang yang udah lo alami, tapi kejadian kejadian abnormal itu yag ngebuatlo selalu memancarkan perasaan emosi penasaran mu, rasa bingung lo" jelas Eyota berbicara dengan Aeris sambil mendekati wajah perempuan itu, Aeris bahkan menjauhkan kwpalanya kebelakang karena Eyota yang terlalu mendekat sambil menatap mata Aeris "Wow, dan sekarang lo semakin bingung setelah mendengar perkataan gue" ucap Eyota lagi Mendengar ucapan Eyota tentunya membuat Aeris menjadi semakin bingung terlebih lagi perempuan itu terus menebak emosi yang ada didalam pikirannya. Lawson belum mengatakan apapun karena ia juga ingin mendengar jawaban Aeris. "Lo.... jangan sok tahu" ucap Aeris dengan ekspresi datar tidak ingin menunjukkan kalau ia membenarkan apa yang diucapkan oleh Eyota "Gue gak sok tahu, kebetulan aja gue bisa mengetahui beberapa hal tanpa orang lain beri tahu, gue yakin lo punya kemampuan lo sendiri dan lebih darii gue. Gue gak sabar lo sadar., atau.... selama ini lo cumin pura pura" "Huft. stop biacarain hal hal yang gak gue ngerti dan pahami, minggir" Aeris yang semakin muak dengan semua yang dikatakan oleh eyota langsung menggeser tubu perempuan itu agar tidak menghalangi jalannya, ia melewatinya dan meninggalkan Lawson yang masih berdiri ditempatnya "Kenapa dia bodoh banget" ucap Eyota pada Lawson "Lo juga gak pintar" "WOhoo lihat siapa yang ngomong, ngapain lo nempelin dia? gue perhatian lo jadi penjaga dia sekarang, apa dia bener bener gak sadar?" "lo udah sendiri dan masih nanyain hal yang sama, bukannya itu bukti lo juga bodoh" "CK, dasar menyebalkan, gue baru balik dari Borstle, berita tentang dia udah nyebar" "Hah?" Lawson sedikit tercengang karena berita mengenai Aeris sudah sampai disana, itu berarti mau tidak mau Aeris harus segera mengetahui jati dirinya sebelum banyak yang ingin mencari tahu tetang dirinya atau merencanakan hal hal lain yang jahat padanya. Lawson sudah lama tidak pergi ke dunia immortal sehingga ia tidak tahu kabar apa yang masuk kesana "Bukan masalah besar kalau dia seterkenal itu karena punya kekuatan yang langka dan menarik, t*i masalahnya dia gak sadar. lo tahu sendiri gimana jadinya kalau elpas kendali terlebih lagi kalau disini. dia bisa saja langsung di hokum mati. Manusia gak boleh tahu tentang kita" ucap Eyota, setelah mengatakan itu ia pergi meninggalkan Lawson, laki laki itu segera menyusul Aeris yang belum berjalan jauh Bus baru saja berhenti dan Aeris masuk kedalam, ia tidak menyadari kalau Lawson yang baru sampai langsung mengikutinya masuk kedalam bus dan duduk disamping Aeris. ketika ia baru duduk, Aeris tidak menyangka Lawson sudah duduk disampingnya "Ngapain lo disini?" heran Aeris "Nhgapain lagi? apa gue gak boleh naik bus? gue juga mau pulang" "Lo gak pernah keliahatan naik bus ini" "Gue baru pindah" Aeris tidak ingin menayakan lebih jauh kemana Lawson pindah, ia diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. "Perkataan Eyota tadi pasti benar" ucap Lawson memulai percakapan mereka lagi "Kenapa lo mikir gitu?" "Karena kayaknya lo kaget dia tahu perasaan lo" "Halah, dia cumin sok tahu dan lagian gue gak sepenuhnya kenal sama dia. Gue gak sengaja aja ketemu sama dia, dia jurusan apa yah?" "Dia anak peternakan jadi masih satu fakultas dengan kita" "Lo kenal dia dong?" tebak Aeris dan Lawson hanya mengangguk Setelah mengetahui Eyota merupakan anak peternakan, Aeris menyadari kalau merek akan sering bertemu nantinya baik secara kebetulan atau sengaja. Ia juga sedikit penasaran bagaimana Lawson bisa mengenal Eyota selang beberapa lama mereka didalam perjalanan akhirnya mereka bisa meihat halte tempat pemberhentian mereka. Aeris tidak mengatakan apapun pada Lawson mengenai dimana ia akan turun, ketika bus berhenti ia langsung beranjak berdiri dan turun darisana. "Lah? lo ngapain turun disini?" heran Aeris melihat Lawson berada dibelakangnya ikut turun dengannya "Gue tinggal disekitar sini" jelas Lawson, bus segera pergi dari hadapan mereka "Oke kalau gitu kasih tahu gue lo tinggal dimana" pancing Aeris, ia kini yakin kalau sebenarnya laki laki itu mengikutinya dengan sengaja "Disana" ucap Lawson menujuk gedung tinggi yang lumayan jauh dari halte mereka berada. Ini adalah halte terdekat dari sana sehingga wajar saja kalau mereka menaiki bus yang sama dan berhenti dihalte yang sama. "Yaudah, sana" ucap Aeris "Lo tinggal dimana?" "Gue gak mau beri tahu, gue juga masih mau nunggu sesuatu disini jadi lo pergi aja diluan" Lawson mengangguk dan segera pergi meninggalkan Aeris setelah melambaikan tangannya, ia berjalan mengarag gedung yang sudah ia tunjukkan pada Aeris. Sementara Aeris yang masih sangat curiga pada Lawson terus menerus menatap punggung laki laki itu dari belakang hingga menjauh. Ia ingin memastikan apakah Lawson benar benar masuk kedalam gedung apartemen yang ia klaim tempat tinggalnya. "s**t" ucap Aeris ketika melihat Lawson benar benar masuk kesana, tentunya itu membuktikan laki laki itu benar benar tinggal disana setelah berhasil masuk menggunakan kartunya. Itu juga berarti mereka tidak tinggal berjauhan. "Dia ada dilantai berapa dan sebelah mana?" bati Aeris sebelum segera menyebarang jalan untuk menuju apartemennya. Ia segera masuk, kini ada kemajuan yang ada didalam diri Aeris, ia sudah pandai membiaskaan diri untuk mengabaikan perasaan perasaan anehnya ketika bertemu dengan beberapa orang yang membawa hawa aneh baginya, tentunya ia tidak tahu kalau mereka adalah kaum Vamipre, Lycan atau yang lainnya namun Aeris pandai mengelompokkan mereka sesuai dengan pengelompokan yang ia buat sendiri didalam benaknya. Aeris masuk kedalam lift yang lumayan ramai, ketika ia diam pikirannya tidak pernah sediam bibirnya, pikiran pikiran random akan muncul begitu saja. Sampai akhirnya Aeris masih memikirkan betapa dekatnya ia dengan Lawson belakangan ini dan mereka tinggal berdekatan "Sejak kapan yah dia tinggal disana dan kenapa gak pernah kelihatan sama gue?" Batinnya "Dia juga kenal Eyota dan." Pikiran Aeris menyimpulkan bagaimana kedua orang itu mengenal dan mengingat Eyota adalah anak peternakan, Ia teringat melihat papan bunga yang ada dipemakaman Licia dimana salah satunya dipersembahkan oleh anak peternakan dari universtasnya. "Hah? Apa ini, kok gue ngerasa aneh" batin Aeris terkejut dengan jalan pikirnya sendiri, ia curiga pada Eyota dan Lawson, yang toba tiba mendekatinya dan tahu kalau ia mengalami kejadian aneh
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD