45

1710 Words
"Lumayan" ucap Tara berbisik ke telinga lawson ketika Aeris beranjak untuk membukakan pintu ketika Dexter datang. Lawson tidak merespon komentar Tara dan melihat Aeris yang sudah kembali bersama Dexter. Sama seperti Aeris yang heran ketika melihat ada perempuan lain di apartemen Lawson, Dexter juga langsung menatap bingung pada kehadiran Tara "Kenalin, ini teman gue" ucap Lawson "Tara" "Dexter" ucap Dexter tersenyum senang ketika melihat perempuan cantik di depannya "Gue gak yakin kalau dia cuman sekedar teman Lo" goda Dexter "Hahaha, memang dia gak pernah mau ngaku" ucap Tara jahil "Oh ya? Jadi Lo pacarnya?" "Hmmm... Tanya sendiri deh ke dia" Aeris sedari tadi hanya diam, ia memperhatikan Dexter yang asyik bercanda ria dengan Tara. Ia merasa kosong, dan ia juga merasa aneh dengan dirinya, seharusnya mood nya tidak berubah ketika melihat kejadian ini. "Gue seharusnya gak ngerasain apapun" batin Aeris kemudian tersenyum karena Dexter dan Tara tertawa dengan lelucon mereka. "Dia akan ikut sama kita, ayo berangkat sekarang" ucap Lawson, tanpa disadari oleh Aeris sedari tadi Lawson memperhatikan Aeris karena merasa ada yang aneh namun belum yakin kalau itu menurut perasaannya saja atau memang Aeris yang lebih murung "Kita ke tempat Marth?" Ucap Aeris bertanya "Iya, disana langsung sampai ke tempat gue" jawab Lawson Mereka beranjak bersama-sama dan Aeris menjadi orang yang lebih dahulu keluar dari pintu meninggalkan Lawson dan Tara di belakang. Dexter mengikuti Aeris untuk keluar lebih dahulu. Namun sebelum benar-benar keluar Aeris melirik kamar yang pintunya terbuka dan sepertinya kamar itu tidak dihuni, pasalnya tidak ada tempat tidur disana. Aeris sebenarnya tahu kalau Vampir tidak pernah tidur jadi Ia berpikir apa yang selalu dilakukan oleh lawson ketika orang-orang asyik beristirahat "Mereka serasi deh" ucap Dexter ingin bergosip dengan Aeris "Iyalah, mereka sama-sama vampir, apalagi Tara cantik kayak gitu" "Hahaha Lo yang perempuan aja bilang dia cantik apalagi gue yang laki-laki. Kayaknya dia salah satu cewek tercantik yang pernah gue lihat" "Hahaha Lo ngomong kayak gitu kayak udah hidup ratusan tahun kayak mereka aja. Vampir kan memang cantik-cantik... Enggak cuman di n****+ doang, ternyata kenyataan kayak gitu juga. Kadang gue mikir kalau orang-orang dulu menciptakan dongeng tentang kita pasti berdasarkan kisah nyata. Sekarang jadi mitos karena kita harus menyembunyikan kan identitas kita. Ya kan?" Ucap Aeris mengucapkan pemikirannya yang selama ini dipendam "Iya, pintar juga Lo" Mereka masuk kedalam lift bersama-sama, Lawson dan Tara ada dibelakang mereka sementara Dexter dan Aeris berada di depan. Kedua orang itu terus berbicara membahas banyak hal. Setelah mereka sampai dilobi mereka segera keluar dan menuju mobil Tara yang terparkir di luar ____________ "Eh besok gue ambil cuti aja deh" ucap Aeris ketika mereka berada di mobil "Kenapa?" Heran Dexter yang ada disampingnya, Lawson yang berada di depan hanya melirik kebelakang melalui cermin "Capek aja sih, lagian gue nggak pernah mengambil jatah libur gue di tiap semester" "Hmm.... oke, kalau butuh bantuan mungkin gue bisa berubah menjadi lo" "Lah! Iya gue baru sadar.... Astaga Kenapa gue gak manfaatin lo aja" ucap Aeris girang karena ada yang bisa menggantikannya di kelas jika ia ingin bersantai seharian. Dexter yang mendengar dirinya akan dimanfaatkan oleh Aeris tersenyum pilu karena menyesal mengatakan ide itu "Lo capek ngapain emang?" Ucap Lawson ingin ikut bergabung dengan pembicaraan mereka "Yah.... Capek aja" Selama beberapa lama akhirnya mereka sampai di tempat toko buku milik Marth. Mereka segera turun dari mobil dan masuk ke sana. Ketika Dexter dan Aeris lebih dahulu masuk mereka bisa melihat Marth yang menyambut kedatangan mereka "Ohhh.... Hai Aeris!! Aku mendengar kau sudah menemukan sihir mu" ucap Marth yang langsung senang ketika melihat kedatangan Aeris. Sudah lama Aeris tidak datang mengunjunginya, ia langsung meninggalkan pekerjaannya untuk menyambut mereka "Hahaha, ternyata informasi itu cepat menyebar yah" cengir Aeris, Marth yang menghabiskan hari-harinya di toko ini saja bisa mendengar kabar itu, wajar saja makhluk Immortal lainnya yang selalu berkeliaran juga pasti sudah mengetahuinya "Apa sihir mu? Aku memang mendengar kalau ledakan sihirmu besar tapi aku nggak tahu jenis sihir pas yang kau punya" ucap Marth penasaran, Aeris ragu apakah ia harus memberitahu Marth. Karena sepertinya jenis sihirnya ini sangat sensitif jika dibahas "Emm..... Kristal?" Ucapnya ragu, Marth yang sedari tadi berdiri di depan Aeris dan menatap wajahnya dengan antusias langsung terdiam. Dia berpikir sebentar dan kembali mengingat mengenai sihir itu "Wow" ucapnya pelan "Aku... Sudah lama tidak mendengar tentang sihir itu" lanjutnya "Lo tahu tentang penyihir yang dulu punya kekuatan ini?" Tanya Dexter "Tidak, tapi aku pernah mendengarnya saja. Oh iya ternyata ada Lawson dan Tara disini" ucap Marth mengalihkan perhatiannya, Tara tersenyum, tentu saja Marth mengenal mereka berdua "Kami ingin melewati portal" ucap lawson "Menuju?" "Kastil ku" Aeris yang mendengar itu langsung melihat Lawson yang berdiri di belakangnya, ia dan Lawson saling bertatapan. Aeris melihat dengan bertanya-tanya karena terkejut ketika mendengar kastil milik Lawson Mereka pun akhirnya dibawa oleh Marth menuju salah satu lukisan lagi, setelah dibacakan mantra olehnya mereka dipersilahkan masuk oleh Marth. "Portal ini bakalan langsung antar kalian ke tempat tinggal Lawson. Tapi... Kenapa kalian berempat pergi barsama?" "Kami mau berkunjung ketempat tinggal ku" "Ohhh...." Aeris yang berada di posisi yang paling dekat dengan lukisan portal itu tidak berani masuk duluan, ia menarik Dexter untuk pergi lebih dahulu sebelum dirinya. "Enggak Lo aja diluan" ucap Dexter menolak "Ih kalo gue nyasar gimana" "Mana mungkin, ini langsung ke tempat Lawson" "Yaudah Lo aja diluan" ucap Aeris lagi, mereka saling mendorong untuk membuat salah satu dari mereka pergi duluan. "Udah gue aja!" Ucap Tara yang pusing melihat mereka berdua berdebat, Dexter dan Aeris diam dan tidak berdebat lagi, mereka juga menyingkir untuk memberikan Tara jalan. Tara langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam lukisan itu dan perlahan-lahan tubuhnya seperti ditelan oleh lukisan yang menempel di dinding. Aeris mengulum bibirnya sendiri karena merasa takjub ketika melihat yang terjadi tapi juga takut jika terjebak di sana. "Ayo" ucap Dexter dan segera masuk kedalam menyusul Tara, dan seketika ia sudah berada di dalam lukisan sana, setidaknya itulah yang ada dibenak Aeris. Kini hanya ada Lawson dan Aeris yang menunggu untuk menyusul, Aeris melirik Lawson sebentar dan menatapnya lamat. Mereka saling melihat dalam diam, pikiran mereka asik memikirkan hal-hal lain. "Huh..... Kenapa gue gak bisa Nerima fakta kalau gue sama dia itu adalah kemustahilan, dan sejak kapan gue punya perasaan menjijikkan ini, apa ini cuman rasa kagum yang sementara doang? Gue harap begitu" batin Aeris menatap mata Lawson, ia segera memutuskan kontak mata mereka, Aeris hendak berjalan masuk kedalam. Ketika kakinya sudah melangkah masuk Lawson menahan tangannya, tentunya Aeris kembali menarik kakinya yang sudah menembus dinding portal "Lo kenapa?" Ucap Lawson bertanya "Maksud Lo?" "Lo gak kelihatan kayak biasanya" "Hahaha, emangnya biasanya gue kayak gimana?" Pertanyaan itu berhasil menjebak Lawson, ia tidak tahu harus mendeskripsikan seperti apa, karena Aeris sepertinya hanya sedikit berubah pada dirinya, ia bersikap seperti biasa pada Dexter. "Lo marah sama gue?" Tanya Lawson lagi "Untuk apa gue marah? Emang Lo ngelakuin kesalahan? Enggak kan? Dan apa juga hak gue untuk marah ke Lo" ucap Aeris menegaskan ia tidak memiliki hak untuk memiliki perasaan marah dan mengatur hidup lawson, ia segera melepaskan tangan lawson yang masih menahan tangannya "Ayo masuk, kita ke rumah Lo masa Lo gak ikut" ucap Aeris dan segera masuk ke dalam Lawson menatap tangannya yang dilepaskan oleh Aeris, ia lagi lagi merasa aneh karena Aeris melepaskan tangannya. "Kalian bertengkar?" Ucap Marth yang sedari tadi mengamati "Entahlah" "Hmmm.... Kayaknya iya, oh iya jujur aja sebenernya Lo suka sama siapa?" Tanya Marth lagi "Hah?" "Gak ada, silahkan masuk sebentar lagi portal itu tertutup" Lawson segera masuk kedalam menyusul mereka. Meninggalkan toko buku milik Marth dan dalam sekejap sudah berada di dunia immortal yang mulai gelap Blupppp Lawson keluar, dan ia melihat ketiga temannya yang disambut oleh para penjaga kastil miliknya. "Ngapain kalian?" Ucap lawson melihat para bawahannya mengelilingi mereka "Kedatangan penyihir ini mencurigakan" ucap penjaga kepercayaan lawson "Gue udah bilang kalau gue bawa mereka juga barengan sama Lo. Tapi mereka tetap harus nunggu Lo muncul baru percaya" ucap Tara pasrah, mereka hanya mengenal Tara, tidak dengan Dexter dan Aeris "Mereka bersama ku, bubar" ucap lawson Dexter dan Aeris yang sedari tadi ditahan seperti tahanan kabur langsung saling melirik dan hendak tertawa, Metrkea juga membuat ekspresi mengejek dan tidak percaya dengan keadaan mereka yang ditahan seperti penyusup. Dexter tidak pernah datang kesini sebelumnya karena ia tidak berteman dengan lawson selama ini, ia hanya mendengar isu isu mengenai keluarga vampire itu saja. Jadi ia sama terkejutnya dengan Aeris, ketika mendatangi tempat tinggal Lawson yang menjadikan lawson seperti Raja. Bahkan portalnya saja berada di patung unik, kemudian mereka menuju kastil besar nan kino itu "Dari bentuknya gue yakin sih, rumah dia ini lebih tua dari dia, makanya bentuknya agak horor" ucap Aeris berbisik pada Dexter "Namanya juga Vampir, mereka suka kegelapan" "Kami bisa dengar loh" ucap Lawson, Aeris lagi lagi menahan tawanya dengan Dexter. Mereka berbisik seakan para vampire dengan pendengaran tajam itu tidak bisa mendengar mereka "Lo punya sihir untuk bicara dari hati ke hati gak?" Tanya Aeris lagi pada Dexter "Kenapa?" "Kalo kita dilingkungan Vampire kayak gini, pasti mereka dengar semua ucapan kita, jadi caranya supaya kita aman yah bicara dari hati ke hati "AHAHAHHAAAHAH" Dexter dan Aeris tertawa dengan keras, namun bukan hanya Lawson dan Tara yang bisa mendengar itu, karena tawa mereka yang kuat, suara mereka bisa terdengar sayup oleh vampir yang ada didalam kastil. Lawson lagi lagi melirik mereka yang tertawa dan membuat dua orang yang asik bercanda itu langsung mengatupkan bibirnya. Sebenarnya lawson sedikit kesal karena Aeris tidak seakrab itu dengannya dan justru sepertinya tidak ingin dekat dengannya lagi. "Eh gue gak sabar sampai ayah Lo bangun lagi" ucap Tara tiba-tiba "Bangun?" Guman Aeris bingung "Gilirannya masih lama" ucap lawson sambil melanjutkan langkahnya masuk "Jadi kapan kita ketempat Cormac?" Ucap Dexter, ia tahu istana vampire ada ditempat yang berbeda "Sekarang" Ucap Lawson terus berjalan dengan Tara yang ada disampingnya Mereka terus berjalan masuk, melewati koridor nan remang hingga akhirnya sampai pada aula yang lumayan luas, bahkan langit langit aula itu sangat tinggi, Aeris mendongak untuk melihat keatas langit langit yang terlihat gelap itu. Syyuuuuuttttt Drappp "Oh my!" Aeris tidak menyangka ada orang yang muncul dari langit langit itu, ia mengira orang itu jatuh, tapi ia hanya turun dari atas dan mendarat dengan baik "Akhirnya Kalian datang" ucap Cormac "Loh kok dia disini?" Ucap Dexter heran Bugh Aeris langsung memukul Dexter agar tidak berbicara banyak lagi
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD