8

1775 Words
"Gue gak ngerti apa yang lo biacarain dan lo gak menjawab pertanyaan gue. Tadi.... gue gak salah lihat kan? Oke gue pasti salah lihat, pasti kepala gue bermasalah lagi" Ucap Aeris yang bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri. Ia lebih memilih mempercayai bahwa yang ia lihat hanyalah masalah yang ditimbulkan oleh saraf otaknya yang membuatnya berhalusinasi, belum lagi Aeris penyuka film dan n****+ sehingga bisa saja kerusakan otaknya sekarang membuat segala halusinasinya terlihat nyata "Kenapa lo bilang salah lihat? emangnya lo lihat apa?" pancing Lawson "Mata lo-, dan dia juga larinya cepat" ucap Aeris ragu ragu "oh ya? jadi lo lihat semuanya? Jadi... apa kesimpulan lo?" "Kesimpulan? Lo bicarain apasih? Akh! gue pusing!" Pekik Aeris yang tidak tahu jalan pikirnya saat ini, ia tersiksa dengan semua yang ia alami, ia teringat hal yang dilakukan pria aneh itu terhadap dirinya dan membjuatnya bergidik ngeri, ia merasakan nafasnya berat dan berusaha menepuk dadaya beberapa kali untuk membantunya kembali bernafas normal, jantungnya berdegup kencang tak karuan, keringat dingin mulai keluar dari dahinya "Hhah hah... gue kenapa" batin Aeris yang tidak tahu apa yang terjadi padanya, hingga secara tiba tiba ia melihat beberapa kilas balik yang ia lupakan malam itu. Sebuah cahaya bak meteor jatuh yang berjalan cepat menuju atahnya dan menghantamnya sampai ia terbangun di rumah sakit. "Lo gak papa?" ucap Lawson mengembalikan kesadaran Aeris, aeris langsung mendongak untuk melihat Lawson yang jaraknya sangat dekat dengannya, padahal beberapa saat lalu ia masih sadar Lawson tidak sedekat ini dengannya. posisi mereka membuat Aeris tersadar mereka terlalu dekat dan membuatnya tidak nyaman "Lo terlalu dekat" ucap Aeris berusaha menjauh Grep Lawson menahan tangan Zhizi yang mendorong tubuhnya "Tangannya.... kenapa bisa dingin, seperti laki laki tadi" Gumam Aeris dalam hati "Gue harus pulang" Dengan pandangan kosong Aeris berbalik hendak pergi darisana, ia berusaha memikirkan hal lain untuk mengalihkan perhatiannya dari hal yang baru saja terjadi, Lawson melihat Aeris yang berjalan sendirian dan bisa melihat beberapa makhluk lain yang juga memperhatikan Aeris dari kejauhan. Baik dari atas gedung yang tinggi dan jarak yang berkilometer jauhnya dari hadapan mereka. "Jangan macam macam" Ucap Lawson, ia sedang bertatapan dengan beberapa pasang mata yang memperhatikan Aeris itu, matanya berwarna emas karena sedang menggunakan kekuatannya Tidak ada respon yang diterima oleh Lawson, para mahluk itu segera pergi dari sana karena tidak ingin berhadapan dengan Lawson yang dipastikan lebih kuat daripada mereka. Setelah memastikan tidak ada yang memperhatikan Aeris, kini Laswon melangkahkan kakinya untuk mendekati Aeris dan mengikutinya dari belakang. Perempuan itu tidak menyadari Lawson masih mengikutinya dari belakang, Sementara Lawson kini mengamatinya karena bisa merasakan apa yang makhluk lain rasakan. Penyebab Aeris diikuti oleh para Vampire dan Werewolf, bahkan Goblin merasa tertarik ketika menyadari keberadaan Aeris. "Penyihir" Ucap Lawson, ia bisa melihat aura biru yang dipancarkan tubuh Aeris Falshback~ Beberapa saat yang lalu Lawson baru saja menyelesaikan sarapannya, dan tentunya sarapannya bukanlah sarapan yang sama dengan apa yang Aeris makan. Ia harus berburu terlebih dahulu atau membeli beberapa kantong darah. Dibandingkan darah manusia yang rasanya lebih lezat, Lawson lebih memilih untuk memangsa darah hewan. Dan hal itu bisa dilihat dari warna matanya yang berwarna emas ketimbang merah. Darah manusia membuat mata mereka menjadi merah dan lebih cepat merasa lapar namun mereka bisa menjadi lebih kuat disbanding pemakan darah hewan, Sementara darah hewan bisa terlihat dari mata berwarna keemasan, namun mereka tidak akan cepat merasa lapar. Darah hewan memang tidak memberikan banyak kekuatan namun ia masih tergolong vampire yang kuat sehingga tidak ada yang berani langsung melawannya secara terang terangan. Sebagai makhluk yang tidak perlu tidur, Lawson berkeliaran dimalam hari untuk menghabsikan waktu hingga menjelang pagi, ia berada diatas gedung yang tinggi untuk mengamati perkataan dan menyadari beberapa vampire yang memangsa darah manusia terlihat berbondong bonding mencari mangsa. Namun ketika menyadari mereka menuju satu tempat yang sama laswon mulai mulai curiga terlebih lagi sepertinya werewolf yang tidak memangsa manusia juga menuju arah yang sama. Lawson segera menjatuhkan dirinya dari gedung yang tinggi, membiarkan dirinya jatuh dari ketinggian dnegan matanya yang tertutup. Selang beberapa saat sebelum dirinya terjatuh ditanah, Lawson menghilang dan sudah berjalan dijalanan dengan santau dan menuju arah yang sama dengan para vampire, ia mennggunakan kekuatan vampirenya untuk melesat dengan cepat mendahului yang lain "AKhhhhh!" Baru saja ia sampai ditempat yang ia tuju, ia bisa mendengar suara teriakan dan melihat Aeris sedang terjebak sebagai mangsa Vampire yang kelaparan. Flashback end~ "Aeris!" teriak Lawson mengehentikan langkah Aeris yang hendak masuk kegedung apartemennya "Eh, lo masih disini? lo ngikutin gue?" heran Aeris melihat Lawson masih berdiri tegak dihadapannya "Lo tinggal disini?" "Iya" "Wahh. lo ada disarangnya" "Sarang apa?" "Aeris, apa sesuatu yang aneh terjadi sama lo belakangan ini?" Pertanyaan Lawson membuat Aeris bingung, dia tidak tahu kejadiap aneh apa yang maksud oleh laki laki iotu, namun ia memang menyadari keanehan keanehan yang terjadi disekelilingnya termasuk pada dirinya "Jadi... hal aneh yang gue lihat tadi memang nyata? dia nanyain itu untuk mastiin gue ngelihat apa enggak? bukannya udah jelas banget kalau gue ngakui keanehan tadi?" gumamnya "Ehm, barussan. saat lo nolongin gue tadi. lo beneran aneh begitu juga pria m***m tadi" "m***m?" "Iya pria m***m, dia mau ngelecehin gue kan? ngapain dia nyium leher gue" Lawson mengangkat kedua alisnya dan tertawa kecil, ia tidak menduga kalau Aeris mengira laki laki tadi ingin berbuat m***m padahal ingin menyantap darahnya "Iyasih, apa yang bisa dipikirkan cewek bodoh kayak dia" ucap Lawson pelan "Apa lo bilang" "Huh? gak ada, gue bakalan antar lo sampai dalam" "Gak perlu, gue aman disini. gak sembarangan orang bisa masuk" "Tapi banyak yang tinggal disini dan lo gak kenal mereka semua" Aeris menatap Lawson heran, tidak mengerti apa yang ada didalam pikiran laki laki itu "DIa harus segera pindah dari sini, atau setidaknya dia tahu siapa lawannya dan cara gunain kekuatannya" batin Lawson Lawson berjalan mendahului Aeris =, ia tidak terima penolakan karena ingin memberikan sedikit perlindungan pada Aeris ketika masuk kedalam apartemennya. Ia ingin memberi peringatan pada semua yang ada disana dengan menunjjukan kedatangannya Mereka berdua segera masuk kedalam dan Lawson memejamkan matanya sebentar, dalam beberapa saat ia membuka matanya dan mengeluarkan aura dingin yang langsung terasa oleh Aeris. Ia bergidik kaget dengan hawa dingin itu dan melipat kedua tangannya seakan memeluk dirinya sendiri "Ih apaan tadi, dingin banget" ucap Aeris "oh, lo ngerasainnya?" "Lo juga ngerasain?" "Dan seharusnya lo enggak" Ting Suara lift yang terbuka terdengar dan mereka segera masuk untuk menuju unit milik Aeris, mereka saling diam selama berada didalam lift hingga akhirnya mereka sampai dilantai yang dituju dan keluar darisana. "Ini tempat gue, gue udah sampai dengan selamat jadi lebih baik lo pergi" ucap Aeris, namun Lawson sedang memperhatikan sekitarnya dan mengabaikan Aeris "Lawson?" "Masuk lah" "ng.... oke, btw makasih" "lo gak nawarin gue masuk?' "Hah?" "Gue tamu, lo gak nawarn gue masuk sebentar setelah nolongin lo?" "Ehehe.... maaf gue gak bisa izinin lo masuk" Drettt Suara pintu yang berbeda terdengar, Aeris dan Lawson melihat Unit apartemen lain terbuka dan seseorang keluar dari sana. Lawson menatapnya dan orang tersebut menatap Aeris dan Lawson secara bergantian Greppp "Ehh lo ngapain?" ucap Aeris terkejut ketika tangan Lawson melingkar dipinggangnya, ia juga mendorong Aeris masuk kedalam apartemennya bersamaan dengannya. Saat mereka berdua sudah masuk Lawson juga menutup pintu. "Ekhem, lepasin gue" ucap Aeris melepaskan tangan Lawson dirinya, ia terdiam ditempatnya. ini adalah pertama kalinya seorang laki laki masuk kedalam tempat tinggalnya dan ia merasa canggung dengan keadaan mereka sekarang "Ngapain lo masuk?" "Mastiin sesuatu" ucap Lawson memperhatikan tempat tinggal Aeris "Huft.. oke lo udah lihat gak ada siapapun disini kan? Jadi terimakasih atas bantuannya dan.. lo bisa bergi" Bukannya mengikuti perintah Aeris, Lawson justru berjalan masuk kedalam untuk memeriksa setiap ruangan "EH lo mau kemana?" panik Aeris, ia terus mengikuti kemana Lawson pergi karena takut laki laki itu melihat sesuatu yang mungkin seharusnya tidak dilihat, Aeris tinggal sendirian dan tidak pernah dikunjungi oleh siapapun, ia takut kalau ia lupa menaruh barang pribadinya sembarangan "Woi itu kamar gue jangan masuk!" teriak Aeris, namun Lawson sudah lenih dahulu membukanya, ia melihat kamar Aeris yang lumayan rapih dan ada pintu kaca menuju balkon "Huft kamar gue aman" batin Aeris dan mengikuti Lawson ke balkon sesampainya dibalkon, Lawson masih terus memperhatikan dan menemukan gedung tinggi lain yang berhadapan dengan kamar Aeris, meskipun lumayan jauh Lawson bisa memantau Aeris darisana ketika malam hari "Oke gue akan pergi" "bagus" ucap Aeris dengan nafas lega, Lawson yang mendengar helaan itu menatap heran padanya "Ehm, yah lo masuk sembarangan kesini, lo gak dengar perintah gue, makanya gue kesal, akhirnya lo mau pulang juga" ucap Aeris membela diri "Gue gak ngomong apapun kan??" "hah?" bingung Aeris lagi, ia baru sadar kembali kalau Lawson tidak mengatakan apapun tapi ia memberikan alasan yang tidak diminta, ia sangat banyak bicara kali ini dan merasa kalah debat dan mental ketika berhadapan dengan Lawson "Kenapa gue ngerasa bodoh didepan dia? padahal orang orang kenal gue sebagai cewek pintar" batin Aeris Lawson sudah berada diluar kamar dan segera disusil oleh Aeris, laki laki itu membuka pintu keluar dan pergi darisana tanpa mengucapkan sepatah katapun, Aeris menatapnya dari depan pintu, ia sudah mengucapkan terimakasih pada Lawson namun tidak mendapatkan respon apapun "Dasar aneh" ucap Aeris dan segera kembali masuk Kini Aeris kembali sendirian dikamarnya dan ia menghidupkan beberapa lampu yang tadinya masih dalam kondisi mati. Lampu kamarnya juga belum dihidupkan ketika Lawson masuk tadi Tlak "Halo?" DEG Jantung Aeris rrasanya mau copot ketika mendengar seseorang yang seakan berdiri dibelakangnya, tangannya masih menyentuh tombol lampu yang baru saja ia hidupkan, Aeris mematung, menunggu suara selanjurnya untuk memastikan pendengarannya tidak salah "Kenapa gak ada suara lagi? Huft. pasti sebelumnya gue salah dengar" batinnya menenangkan diri, perlahan lahan Aeris membalikkan tubuhnya untuk melanjutkan aktifitasnya "AKHH!!!!" Brakkk Trashhhh Aeris terkejut bukan main hingga menabrak guci keramik yang ada dimejanya hingga terjatuh kelantai, tanpa sengaja Aeris juga menginjak serpihan itu karena berusaha menghindari mahkluk yang ada didepannya. Mahkluk mungil dengan telinga dan mata yang besar dan kulit seperti kulit kucing tak berbulu berdiri dihadapannya, kulitnya memiliki lipatan lupatan seakan ia adalah mahkluk tua hingga kulitnya berkeriput, makhluk itu terlihat seperti hantu bagi Aeris yang pertama kali melihat mahkluk aneh langsung didepan matanya "Astaga, kau baik baik saja?" Ucap Makhluk itu cemas melihat keadaan Aeris Mendengar makhluk itu berbicara membuat Aeris yang berdiri disudut kamar dengan kaki yang berdarah semakin panik. "Ja-jangan mendekat, pergi!" ucap Aeris lantang menghusirnya "Aku akan membantu mu mengobati kaki mu" ucap makhluk yang hanya setinggi pinggang Aeris itu "Pergi!" Wushhhhh Aeris berteriak keras dan memejamkan matanya, Cahaya biru memancar dari tubuhnya dengan cepat, ia tidak menyadari itu karena matanya yang ia tutup. Aeris tidak sanngup membuka matanya karena tidak ingin melihat makhluk aneh yang tidak pernah ia lihat sebelumnya itu lagi. Rasa terkejutnya mengalihkan rasa sakit yang ada dikakinya yang sudag mengeluarkan darah dilantai
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD