48

1929 Words
Benar saja seperti dugaannya, tidak ada vampire yang berkeliaran selama ia mengendapkan keluar, sepertinya beberapa vampire yang masih di kastil berada didalam ruangan lain dan yang lainnya sedang pergi keluar. Aeris sudah berhasil keluar kastil dan kupu kupu itu ternyata sudah menunggu ny diluar, ia bisa melihat kupu-kupu emas itu terbang diatas dan mulai pergi kearah lain Tanpa ragu Aeris langsung mengikutinya, ia keluar dari gerbang dan berjalan menuju hutan, langkahnya masih bis aia lihat karena langit yang lumayan terang malam ini. "Dia mau ngajak aku kemana sih?" Ucap Aeris sambil terus berjalan cepat, ia ingin melesat namun dia harus mengikuti kupu-kupu itu untuk tahu tujuannya, ia juga belum bisa terbang sampai sekarang. Dengan inisiatif sendiri, Aeris mencoba terbang dengan cara melompat kedepan, ia berlari dan melompat namun tidak terjadi apapun. Happ "Argh!" Happ Trappp "Ish kok gak bisa sih" ucap Aeris kesal, karena ia terus mencoba, ia menyadari kalau kupu-kupu itu sudah lebih jauh dan segera mengejarnya. Sepanjang perjalanan dengan mengikuti kupu-kupu itu, Aeris tidak merasakan waktu berlalu, semuanya seperti terjadi begitu saja. Karena ia asik menikmati pemandangan yang ada disekitarnya, ia melihat beberapa bunga yang mengeluarkan cahaya dan juga serangga-serangga yang terbang seperti kunang kunang. Dan kini ia menyadari kupu kupu yang ia ikuti sepertinya akan membawanya untuk masuk kedalam hutan yang jauh lebih lebat dan seperti perbukitan. "Tunggu!" Ucap Aeris pada kupu-kupu itu tapi kupu-kupu itu hanya berhenti ditepian hutan lain itu, menunggunya untuk kembali mengikuti "Lo mau bawa gue kemana?!" Ucap Aeris, ia tahu kupu-kupu itu tidak mungkin berbicara namun setidaknya dia pasti mendengarkan, kupu-kupu itu kembali bergerak dan mau tidak mau Aeris kembali mengikuti. Blupppp "Hahh?" Aeris terkejut karena ia baru saja merasakan ia menembus sesuatu, ia melihat kebelakang dan menyadari ada tabir yang baru saja ia lewati, ia mencoba melewatkan tangannya dari sana dan masih bisa melewatinya. "Apa ini?" Ucapnya heran, ia kembali melihat kedepannya dan menjadi lebih terkagum kagum. Hutan ini seperti dunia ajaib yang ada didalam dongeng, meskipun hari sudah malam cahaya muncul dari banyak benda disana, lumut juga mengeluarkan cahaya hijau yang membuat ia terlihat menempel menyelimuti batu yang gelap. Dan makhluk kecil bercahaya dengan berbagai warna lebih banyak disini. "Tempat apa ini" ucap Aeris kesenangan, ia terus berjalan memperhatikan sekitarnya. Tempat yang ia masuki adalah hutan hidup, kebalikan dari hutan mati yang sebenarnya tidak berada jauh dari hutan hidup. Para makhluk ajaib yang ada di hutan ini langsung menyambutnya. Para peri dengan bentuk yang beragam mengintipnya secara sembunyi-sembunyi, dari atas pohon Aeris bisa melihat peri kecil dengan bentuk seperti manusia jamur langsung bersembunyi ketika Aeris melihatnya. Dan tidak jarang juga ada peri hijau dengan tubuh yang sangat kurus melambaikan tangan padanya. "Okey.... Mereka ramah, tapi kemana gue sebenernya" batin Aeris lagi,. kupu kupu yang ia ikuti kini hingga dipohon, Aeris tidak tahu apa yang sebenarnya ingin ditunjukkan padanya "Halo? Jadi Lo mau nunjukin apa ke gue?" Ucap Aeris pada kupu-kupu itu, para peri yang ada disekitarnya langsung mengerumuni dengan tatapan mereka. Entah itu secara terang-terangan atau sembunyi. Tubuh mereka juga membuat Aeris tidak bisa langsung membedakan apakah mereka Tumbuhan atau makhluk hidup. Aeris memperhatikan sekitarnya, mencoba mencari hal aneh yang mungkin menunggu untuk ditemukan olehnya. "Berani Juga" ucap seorang laki-laki, Aeris yang asik mencari cari langsung mengalihkan perhatiannya pada suara itu Greeellltakkk Akar akar hijau muncul dengan tiba-tiba dan cepat dari tanah, Aeris yang tidak bisa mencerna apa yang terjadi langsung terlilit oleh akar itu, ia diikat pada sebuah pohon dengan akar yang ikut menutup mulutnya. Aeris tidak sempat teriak ketika sadar ia berada didalam bahaya "Hmpph!" Tinta Aeris, ia melihat laki laki itu lagi dan segera sadar kau mereka pernah bertemu sebelumnya "Tak ku sangka kau datang kesini..., Seharusnya kau menetap di dunia manusia, dan ku dengar kau juga sudah menemukan sihir mu" ucapnya, ia memang sudah melilit tangan Aeris dalam posisi terkepal agar tidak bisa mengeluarkan sihirnya. Aeris tidak lagi melawan, ia diam membiarkan laki laki itu berbicara, ia mengubah taktiknya agar laki laki itu heran mengapa ia diam, mata Aeris hanya menatap dingin padanya. "Sebenarnya aku gak mau berbuat jahat padamu" ucap laki-laki itu lagi, ia menghela nafas dan bersender pada pohon yang ada dihadapannya Aeris. "Tapi aku benar-benar tidak mengharapkan kehadiran mu" ucapnya lagi "Kau mungkin bertanya-tanya aku siapa, namaku Rigel, dan kau juga pasti sadar aku bukan Vampire, Werewolf atau Wizard, aku Guardian. Aku terlahir untuk menjaga hutan ini, hutan ini adalah nyawaku" ucapnya lagi, Aeris yang mendengar itu langsung mengerti kenapa Rigel terlihat berbeda dari makhluk Immortal lainnya "Ck, aku bosan bicara sendiri, jangan teriak atau aku akan menutup mulut mu lagi" Akar itu segera bergerak pergi dari mulut Aeris namun tidak melepaskan tubuhnya. Ia hanya membebaskan Aeris untuk berbicara "Jadi... Kenapa lo gak mau gue ada disini? Emangnya salah gue apa?" Ucap Aeris bertanya "Kau bisa membuat aku mati" "Euhh..... gue gak mau bunuh Lo juga.…" "Tapi keberadaan kamu bisa bikin aku mati" Mendengar perkataan Rigel membuat Aeris merasa ada yang aneh, seakan Rigel seperti laki laki yang bisa mati karena rasa cintanya pada Aeris "Wait, Lo bisa gak sih kalo ngomong jelas jelas? Kenapa gue bisa bikin lo mati?" "Karena sihir mu, aku tahu orangnya itu kau, orang yang bakalan buat ramalan itu terjadi" "Oh ramalan bodoh itu" ucap Aeris, huntung ia sudah mendengar ramalan itu dari Dexter sebelumnya "Iya, jadi.... aku harus membunuh mu supaya semuanya gak terjadi" "What!!! Gila Lo!!" Teriak Aeris yang melihat Rigel mulai mengulurkan tangannya lagi untuk melakukan sihir "Rigel!! Lo bisa salah orang!!" Teriak Aeris bisa merasakan akar itu mulai melilit tubuhnya _________beberapa saat sebelumnya_ "Gue mau ketempat gue dulu" ucap Tara beranjak dari tempat duduknya, Lawson mengangguk dan ikut berdiri. Tara memberikan senyuman dan kecupan di pipi lawson sebelum ia terbang dengan cepat, ia hilang dari pandangan Lawson dengan begitu saja Kini Lawson berjalan santai untuk kembali ke kastilnya, ia merasa bosan dan masih kenyang jika pergi berburu sekarang. Lawson sebenarnya ingin membawa Aeris jalan-jalan karena ia belum melihat semua kehebatan yang ada didunia mereka. Apalagi Aeris setidaknya harus ke dunia tempat para Wizard, sang pengusaha berbagai macam sihir, bahkan untuk menjalani kehidupan mereka sehari-hari para wizard selalu menggunakan sihirnya untuk menggerakkan benda-benda rumah. Derap langkah kaki Lawson akhirnya berhenti didepan pintu, Lawson merasa ada sesuatu yang aneh sekarang, ia tidak merasakan kalau Aeris berada didalam kastilnya. Rasa cemas langsung muncul dan lawson melesat dengan cepat masuk kedalam dan menuju kamar tempat Aeris dan Dexter seharusnya berada. Perlahan-lahan ia membuka pintu dan melihat kedalam, matanya langsung tertuju kepada dua ranjang yang ada disana, hanya ada satu orang yang sedang tertidur pulsa didalam. "Dexter!" Teriak lawson membuat Dexter langsung terbangun dan terduduk, ia melihat sekitarnya karena terkejut dengan suara yang seperti sambaran petir "Akh!! Apaa!!" Teirak Dexter setengah sadar "Mana Aeris?!" "Apaan sih Lo?! Dia...." Dexter hendak protes karena pertanyaan lawson yang tidak jelas, ia yakin kalau Aeris tidur di tempatnya namun ketika ia melirik keranjang yang ada di sebelahnya tidak ada Aeris disana Dexter masih terdiam berusaha mencerna apa yang terjadi tapi lawson sudah segera pergi keluar untuk mencari kemana Aeris pergi. Dexter juga langsung beranjak dari posisinya untuk mengikuti Lawson "Lawson! Dia kemana?" Ucap Dexter panik ketika mereka sudah ada di luar "Pasti dia masih ada di sekitar sini" ucap Lawson, kini ia mencoba mencari keberadaan Aeris dengan inderanya, para teman Vampire nya masih banyak yang berburu sekarang. Dexter terbang untuk melihat dari atas karena ia tahu Aeris belum bisa terbang. Setelah lawson memejamkan mata beberapa saat, kini matanya terbuka dan berubah menjadi warna hitam sepenuhnya, ia sudah mengeluarkan sihirnya dan segera melesat dengan cepat Srakkkk Dexter yang berada diatas bisa melihat bayangan hitam Lewat dengan cepat hingga membuat pepohonan bergoyang, ia tahu kalau itu adalah Lawson dan segera menyusulnya. Lawson sadar kalau ia akan segera masuk kedalam hutan hidup, dan langsung menembus sekat yang membatasinya. Srakkk Saat lawson baru saja masuk, para kaum peri langsung berlarian, mereka merasakan kehadiran kekuatan gelap yang seharusnya tidak ada di hutan hidup. "Aeris!" Teriak Lawson Sementara itu, Aeris kini masih berada disekapan Rigel, guardian itu sudah mulai mengeratkan cengkraman akar yang melilit tubuh Aeris. Meskipun ia ragu ia terus melanjutkan nya, Rigel ragu Karena ia sadar Aeris tidak melakukan kesalahan apapun, tapi ia tahu Aeris bisa melakukan kejadian besar yang merugikan banyak hal nanti "Arghhhhh!" Teriak Rigel frustasi, ini kedua kalinya ia gagal membunuh Aeris karena rasa ragunya "Hahhh.... Ohok ohokk.... Gila!" Ucap Aeris mengambil nafas sebanyak-banyaknya, ia terbatuk karena tubuhnya sudah tercekik oleh Rigel Rigel yang baru saja melepaskan Aeris bisa merasakan seseorang yang baru saja masuk kedalam hutannya dan menembus sekat, ia juga merasakan betapa ketakutannya para penghuni hutan "Dia ada disini" ucap Rigel "Siapa?" Ucap Aeris yang masih terduduk "Lari! Ayo sembunyi!" Ucap Rigel langsung menarik Aeris, Rigel berusaha mengendalikan hutan untuk menghalangi jalan sosok yang sedang mendekat pada mereka "Kenapa dia tiba-tiba kuat, berani beraninya dia kesini, pasti karena dia tahu kau datang" ucap Rigel panik Dengan kekuatannya Rigel yang berusaha melarikan diri membuat pepohonan yang ada di sekitar Lawson bergerak cepat untuk menutupi jalannya. Tapi lawson langsung mengeluarkan sihirnya untuk menebas semua pohon itu, seketika pepohonan yang bergerak itu langsung terbelah DEG kini seseorang berdiri dibelakang mereka, Rigel yang bisa merasakan aura gelap itu langsung memikirkan cara lain untuk kabur dengan cepat. Trakkkk tak tak tak Akar muncul mengelilingi mereka dengan cepat, Aeris melihat akar besar itu tumbuh dengan cepat dan mulai menutup mereka sebagai perlindungan. "Aeris!!" Teriak seseorang dari luar, Rigel terus menggunakan sihirnya, Aeris terdiam karena seseorang memanggil namanya tak terdengar asing "Itu.... Itu lawson" ucap Aeris "Lawson?" Ucap Rigel lagi, ia menghentikan sihirnya begitu saja Trashh Kali ini Aeris yang sudah terbebas langsung menggunakan sihirnya menghancurkan pembatas yang dibuat oleh Rigel. Seketika tembok rotan itu langsung bolong besar Bukannya langsung senang ketika melihat orang yang memanggil namanya, Aeris justru terdiam karena melihat laki laki dengan mata yang hitam sepenuhnya, dan juga aura gelap yang ia bawa "La... Lawson!" Panggil Aeris belum berani mendekat, Rigel yang melihat Lawson langsung tenang, ia mengira kalau pemilik kekuatan yang hampir sama dengan Lawson lah yang datang tadinya. "Ris!! Bisa-bisanya Lo ninggalin gue!" Ucap Dexter, ia berdiri disebelah Lawson, mata lawson kini kembali normal dan aura gelapnya hilang seketika, aura gelap yang menguar dari tubuhnya juga hilang seketika. Ini pertama kalinya Aeris melihat mata Lawson berubah seperti itu, terlihat sangat menakutkan baginya "Kenapa lo pergi dan berjumpa sama dia?" Tanya Lawson, ia memang memiliki hubungan yang lumayan tidak baik dengan Rigel. Mereka adalah pertentangan yang hidup berdekatan, Lawson bisa mengendalikan hutan kematian, dan Rigel bisa mengendalikan hutan hidup. Hutan kematian tidak memiliki guardian namun orang-orang yang memiliki kekuatan gelap seperti Lawson dan Guner bisa belajar untuk mengendalikannya. "Oh dia" Duk Rigel menyenggol Aeris, ia takut kalau Aeris mengatakan ia hendak membunuhnya, kalau ia berbisik pun lawson pasti mendengarnya, jadi Rigel hanya berusaha menahan kalimat Aeris agar tidak salah bicara dengan memberikan kode "Ehm..... Dia Guardian, gue jalan jalan aja terus ketemu dia" ucap Aeris sambil melihat Rigel yang setuju dengan kalimatnya "Kenapa Lo gak ada dikamar Lo? Atau setidaknya kasih tahu gue kalau mau pergi" ucap lawson lagi, ia kesal sekarang Melihat Lawson Yang sepertinya marah kepadanya membuat Aeris bingung harus menjawab apa, dia memang tidak melakukan sesuatu yang salah, tapi juga tidak melakukan hal yang benar "Gue... Juga nggak tahu lo pergi ke mana, gimana caranya gue bilang ke Lo" kini Aeris mencoba memelas "Yaudah, ayo pulang" pasrah Lawson, tapi Aeris justru lagu sendiri karena ia masih ingin bertanya beberapa hal kepada Rigel. Ia ingin tahu kenapa Rigel bertindak ragu-ragu, dua kali ia terlihat ingin mencoba membunuhnya dan membencinya tapi dia juga terlihat baik sekarang "Dia boleh ikut?" Ucap Aeris menunjuk Rigel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD