Mobil hitam itu melaju pada kecepatan sedang. Kailen mengendarai mobil dengan wajah tertekuk. Rasanya sangat ingin memprotes tingkah Adam yang seenaknya merusak sepatu miliknya. Tetapi Kailen tidak mempunyai keberanian untuk melakukan hal itu. Sehingga dia hanya dapat menelan kekesalannya seorang diri. Adam melirik ke arah Kailen dan menyadari jika saat ini sekretarisnya sedang kesal padanya. Namun Adam bersikap seolah acuh pada Kailen dan membiarkan wanita itu diselimuti emosi. "Nanti berhenti di pusat perbelanjaan depan sana. Aku ingin makan siang," ucap Adam. "Baik, Sir," jawab Kailen pelan tanpa menoleh ke arah Adam. Sepanjang jalan tidak ada obrolan lagi di antara mereka hingga suasana berubah menjadi hening. Kailen lebih memilih memperhatikan jalanan kota yang tidak pernah se