Pernah dengar kata karma?
Aku berharap karma tak akan datang. Dalam hidupku
~Nevada Louisa Amara~
Darrel memijit pelipisnya dengan lembut karena rasa pusing di kepalanya, ia baru saja pulang kerja padahal hari sudah sangat malam namun bagaimana lagi, banyak kerjaan yang harus diselesaikan detik itu juga dan sebagai pimpinan ia harus memberi contoh yang baik untuk karyawannya.
Mobil yang ia kendarai berjalan dengan pelan karena memang ia sengaja mengemudi dengan kecepatan lambat karena tak mau terjadi kecelakaan, mengingat kondisinya sedang kurang sehat.
Saat sedang melihat kanan dan kiri sepanjang jalan, hampir semua toko sudah tutup mengingat sudah sangat malam namun ada satu toko pakaian masih buka, Darrel tahu persis itu toko gaun pengantin yang dulu Nevada kelola karena ia pernah menjadi pembelinya. Sebuah gaun pernikahan indah terpajang tepat di depan kaca, melihat keindahan gaun itu yang menghipnotisnya membuat Darrel menghentikan mobilnya dan diam menatap gaun tersebut.
"Gaun yang indah, pasti Nevada terlihat cantik memakainya."
Sontak Darrel pun langsung keluar dari mobilnya dengan segera karena takut toko akan tutup, penjaga toko tersebut terkejut melihat kehadiran pria tampan dan gagah yang memasuki tokonya malam-malam begini.
"Selamat malam Pak, ada yang bisa saya bantu?"
"Saya mau beli gaun, sepatu, dan perhiasaan yang terpajang di depan kaca."
"Kalau boleh tahu buat siapa Pak?"
"Memangnya penting saya beritahu untuk siapa?"
Darrel menatap tajam dan tak suka pada pelayan wanita tersebut untuk menurutnya terlalu ingin tahu, melihat tatapan tajam Darrel, pelayan tersebut langsung menunduk minta maaf dan mengambil barang yang ingin dibeli pria tersebut.
Sambil menunggu pelayan tersebut menyiapkan pesanannya, Darrel melihat-lihat seisi toko yang menurutnya masih sama dekorasinya sebelum dan sesudah Nevada pergi, warna cerah dan berwarna serba putih, itulah kesukaan Nevada. Saat membayangkan Nevada memakai gaun itu membuat Darrel tanpa sadar tersenyum senang.
"Darrel."
Saat mendengar namanya disebut, Darrel pun menoleh ke samping dan melihat wanita cantik yang sedang mengandung, menatap terkejut akan kehadirannya di toko miliknya, siapa lagi kalau bukan Faira. Darrel yang memang tak menyukai wanita itu langsung mengalihkan pandangannya dengan angkuh, menurutnya Faira itu tipe wanita munafik dan licik. Faira sendiri hanya tersenyum tipis saat melihat reaksi Darrel saat melihatnya.
"Sedang apa di sini? Siapa tahu saya bisa bantu carikan apa yang mau kamu beli, oh ya terima kasih sudah mengantar saya ke rumah sakit saat itu."
"Saya enggak butuh bantuan Anda, dan ucapan terima kasih itu seharusnya Anda berikan pada Nevada bukan pada saya."
Faira ingin membalas ucapan pria tampan dan gagah di depannya namun terhenti saat pelayan datang dan membawa pesanan Darrel sambil menyebutkan harganya, Darrel pun langsung mengeluarkan kartu kreditnya untuk metode p********n karena ia tak membawa uang tunai.
Kening Faira berkerut bingung melihat pesanan Darrel saat pelayan tersebut menyebutkan nama dan harganya, sepengatahuan dirinya Darrel sudah menikah bahkan kabar kehamilan istrinya pun sudah menyebar luas, ia juga diundang untuk datang ke pesta perayaan kehamilan Fiona, istri Darrel.
Saat sudah membayar, Darrel langsung pergi dari sini karena muak berdekatan dengan Faira namun wanita itu seakan tak menyadari atau pura-pura bodoh malah menahan tangannya.
"Gaun pengantin itu untuk siapa? Buat Fiona ya?"
"Bukan urusan Anda, tapi karena Anda bertanya maka akan saya jawab, gaun ini untuk Nevada Louisa Amara."
Darrel langsung melepaskan tangannya dari genggaman Faira dengan kasar lalu pergi begitu saja tanpa peduli reaksi kaget dan terkejut yang terlihat jelas di wajah cantik wanita itu. Faira hendak bertanya lagi dan mengejar Darrel namun sayangnya mobil pria itu sudah berjalan pergi meninggalkan tokonya.
Rasa pusing di kepala Darrel langsung hilang digantikan rasa senang saat ia melihat gaun tersebut dalam tas belanja, pasti Nevada akan sangat senang mengetahui ia membelikan gaun seindah ini untuknya. Akhirnya ia sampai di apartemennya dan langsung berlari menuju lift ke lantai tempat apartemennya berada.
Setelah lift terbuka, ia langsung keluar dan berjalan menuju pintu apartemennya. Darrel menekan kata sandi apartemennya lalu pintu tersebut terbuka, ia bisa melihat Nevada yang sedang sibuk di ruang tamu, pasti wanita itu sedang mengerjakan tugas kantornya.
"Nevada."
"Kau sudah pulang? Aku tadi membeli makanan, biar aku panaskan."
Nevada langsung berjalan ke arah dapur tanpa menoleh ke arah Darrel membuat pria itu bingung, Darrel sendiri memutuskan untuk mandi lalu berganti baju dulu sebelum memberikan hadiah tersebut pada Nevada. Setelah selesai berganti pakaian, Darrel keluar dari kamar dan menuruni tangga, ia melihat Nevada sedang duduk di meja makan dan menunggunya.
"Makanannya sudah aku panaskan, kau bisa memakannya."
"Ini undangan apa?"
Nevada menoleh ke arah Darrel dan terkejut saat Darrel melihat undangan perayaan kehamilan Fiona, namun ia segera mengubah ekspresinya menjadi datar, sudah cukup ia hilang kendali kemarin namun sekarang ia harus sadar posisinya.
"Kamu lupa? Kamu sama Fiona kan buat perayaan kehamilan anak pertama kalian, selamat ya, tadi dia datang ke sini dan mengundang aku. Ternyata Fiona orangnya baik banget ya?"
"Ya, dia orang baik karena telah menyadarkan aku bahwa aku ini benalu di pernikahan kalian," lanjut Nevada bicara dalam hati saat mengingat perkataan menyakitkan wanita itu padanya tadi.
"Itu apaan?"
Belum sempat Darrel sadar akan keterkejutannya, ia dibuat terkejut saat melihat Nevada sedang memeriksa tas belanja yang berisi gaun, sepatu, dan perhiasaan bahkan wanita itu mengeluarkan semuanya. Darrel bisa melihat ekspresi datar di wajah cantik tersebut, yang jauh dari ekspektasinya. Namun ucapan yang keluar dari mulut Nevada selanjutnya membuat ia terkejut kembali.
"Buat Fiona ya? Pasti dia cantik memakai ini, selera kamu bagus. Pasti kalian akan terlihat serasi waktu bersanding di perayaan nanti."
Nevada sendiri berusaha mati-matian untuk tersenyum walaupun tipis, hatinya terasa semakin retak melihat keindahan gaun tersebut dan membayangkan Fiona akan memakai gaun tersebut di samping Darrel. Matanya sudah berkaca-kaca hanya membayangkannya saja apalagi saat ia melihatnya sendiri.
"Nevada, gaun itu bukan untuk ...
"Udah jangan bicara, makan dulu nanti makanannya dingin lagi. Aku tinggal ke kamar ya, aku mengantuk mau tidur."
Setelah mengatakan hal itu, Nevada mencium pipi Darrel sebentar lalu beranjak pergi dari ruang makan dan berjalan ke arah kamar meninggalkan Darrel yang menatap sendu pada Nevada yang salah paham akan semua ini bahkan ia baru tahu ada perayaan kehamilan Fiona, pasti wanita itu sengaja melakukan semua ini untuk membuat hubungannya dan Nevada retak.
"Sialan!"
Tangerang, 18 Juni 2020