Untuk sepersekian detik lamanya, Tania betah berada di pelukan Leo. Bisa Tania rasakan kalau d**a Leo berdebar-debar seperti dirinya saat ini.
Kenapa jantungnya berdebar sepertiku?
Leo tak berniat memeluknya tapi entah mengapa nalurinya menjadi tertantang ketika melihat wajah Tania yang kesal padanya. Ia ingin menggoda gadis itu. Hanya menggoda bukan memeluk, tapi entah mengapa sepertinya tangannya lebih pintar dari otaknya.
Eh?
Tin! Tin! Tin!
Suara klakson itu membuat Tania sedikit tersentak karena kaget dan langsung menarik dirinya untuk kembali ke posisi duduknya yang benar.
Sebuah mobil langsung menyalip dari belakang karena kesal pada mobil Leo yang berjalan pelan dan di tengah-tengah jalan, membuat pengendara lain kesusahan jika mau menyalip. Itu karena Leo tak fokus setelah memeluk Tania tadi. Pikirannya langsung kemana-mana.
"Bapak, awas!" Tania berteriak saat melihat mobil di depannya berhenti mendadak dan Leo hampir saja menabrak mobil yang sengaja menghadang mobilnya.
"Tania, kamu gak papa?" tanya Leo pada Tania yang terlihat terkejut dan napasnya naik turun karena takut. Untung saja Leo sigap dengan merentangkan tangan kirinya di depan d**a Tania, ia berniat menahan badan Tania yang hendak menabrak dashboard.
Tania menoleh ke arah Leo pelan dan mengangguk ke arahnya kemudian. Jantungnya masih berdebar-debar karena kejadian barusan yang mendadak. Tania tak suka melihat tabrakan dan ia merasa ngeri sendiri membayangkan mobil Leo menabrak mobil di depannya.
Setelah memastikan bahwa Tania baik-baik saja dan gadis itu sudah bernapas dengan baik, Leo membuka pintu mobil dan turun kemudian. Ia ingin tahu kenapa mobil di depannya menghadangnya.
Leo yang heran kenapa pemilik mobil di depannya itu tak juga turun dari mobilnya, akhirnya berjalan mendekat ke arahnya. Leo mengetuk pintu kaca mobil tersebut ketika ia sudah berdiri di samping mobil tersebut. Pintu kaca mobil terbuka, sang sopir menatap Leo dengan dingin.
Shit!
Pemuda di dalam mobil keluar dengan santai, tapi amarah di dadanya karena cemburu masih menguasainya. Bukan dengan sengaja pemuda itu berada di belakang mobil Leo. Ia bahkan tidak tahu kalau ia mengemudi di belakang mobil Leo. Pemuda itu baru pulang dari rumah kliennya dan kebetulan sedang tergesa-gesa di tengah jalan, tapi mobil Leo menghadang mobilnya. Leo berjalan pelan di depannya. Saat ia mau menyalip mobil Leo di kiri, tiba-tiba mobil Leo menghalanginya, begitupun ketika ia hendak menyalip ke kanan, hingga ia geram sekali. Pemuda itu mendekati mobil Leo dan ia bisa melihat kalau Leo tengah memeluk wanita sembari menyetir pelan. Kesal karena melihat dua orang bermesraan di jalan hingga membuat pengguna jalan lain kesusahan, pemuda itu langsung menyembunyikan klakson berkali-kali dan membuat si wanita di dalam mobil Leo itu langsung bangkit dari pelukan kekasihnya. Pemuda itu tersenyum dan langsung menyalip mobil Leo. Ketika ia menoleh ke arah mobil Leo, ia kaget saat ia mengenali pengendara mobil yang adalah Leo dan perempuan yang duduk disampingnya adalah mantan kekasih yang ia campakkan, Tania. Ya, pemuda itu adalah Ilham. Darah di dadanya langsung berdesir karena cemburu, apalagi ia ingat bagaimana Tania berada di dalam pelukan Leo tadi.
Karena kesal, Ilham memutuskan menghadang mobil Leo. Ia telah merekam video bagaimana Leo mengemudikan mobilnya sembari memeluk wanita hingga menghalangi mobil lain untuk berkendara dengan baik.
Ilham yang keluar dari mobilnya itu langsung dikenali oleh Tania yang menunggu di mobil Leo. Tania kaget, ia berusaha melepaskan sabuk pengamannya yang mengikat tubuhnya erat, tapi tak bisa. Ia takut Leo dan Tania bersitegang. Tania bisa melihat wajah Ilham yang marah dan Leo yang bersikap biasa saja. Ilham mendekat ke arah Leo, Tania masih berusaha melepaskan diri dari sabuk pengaman yang susah dilepaskan.
Tania bisa melihat kalau Leo dan Ilham berbicara. Cukup lama dan sepertinya Ilham terlihat kesal, sedangkan Leo biasa saja, bahkan ia sedikit tertawa.
Apa yang sebenarnya mereka berdua bicarakan? Pikir Tania.
"Aku akan melaporkanmu ke polisi!" kata Ilham kesal.
"Silahkan," jawab Leo santai. Ia tahu dia bersalah dan ia tak akan berkilah dari hal itu. Ilham semakin marah, apalagi Leo malah tertawa sumbang ketika Ilham bertanya kenapa Leo memeluk Tania.
"Jangan harap kamu bisa permainkan Tania!" kata Leo.
"Jangan cemas, aku akan mengirimkan undangan pernikahan kami padamu," jawab Leo seraya menepuk bahu kiri Ilham dengan pelan dan berbalik lalu berjalan pergi dari sana.
Tania merasa lega, Leo akhirnya kembali tanpa adanya perdebatan sengit bahkan baku hantam antara Ilham dan Leo.
Hei! Memangnya kau siapa sampai bermimpi diperebutkan oleh dua pria, Tania? Please, sadarlah!
Tania memejamkan mata, ia tak habis pikir dengan dirinya sendiri. Saat Leo menghidupkan mesin mobilnya, Ilham berjalan ke arah mobil Leo menuju ke arah mana Tania duduk. Ilham langsung mengetuk pintu kaca mobil Leo dimana Tania berada. Leo heran dengan kelakukan Ilham itu, apa yang sebenarnya pria itu inginkan?
Tania menoleh ke arah Leo dengan wajah bingungnya, "kamu mau bicara dengannya?" tanya Leo.
"Buka saja kacanya, pak," pinta Tania dan Leo membukanya. Ilham senang ketika melihat wajah Tania, senyum terukir di wajahnya dan itu membuat Leo merasa kesal.
"Bisa kita bicara?" tanya Ilham. Tania bimbang, selain karena seatbeltnya macet, ia merasa tak ada hal yang perlu ia bicarakan dengan Ilham.
"Maaf, tapi aku sibuk hari ini," kata Tania menolak pelan.
"Aku tidak akan memproses masalah tadi ke polisi, asal kamu mau ikut denganku," kata Ilham. Dahi Tania berkerut tak paham. Ia tak mengerti apa maksud ucapan Ilham barusan hingga ia menoleh ke arah Leo.
"Dia punya video kita sayang, video yang tadi kamu bersandar di dadaku dan aku memelukmu sembari mengendarai mobil. Kita sudah salah karena banyak pengendara lain yang susah menyalip gara-gara kelakuan kita," kata Leo. Tania kaget dan ia tak menyangka untuk urusan sepele itu Ilham akan melaporkannya ke polisi. Padahal Ilham juga salah karena menghadang mobil Leo tiba-tiba di depan. Kalau terjadi kecelakaan bagaimana?
"Lapor saja, aku tadi pusing makanya pak Leo berusaha melindungiku. Maaf, kami buru-buru," kata Tania pada Ilham dengan tegas yang membuat pria itu heran. Leo juga kaget mendengarnya, ia senang karena Tania berani menolak pria itu sekarang.
Leo menghidupkan mobilnya setelah Tania menutup kaca mobilnya dan tak memedulikan Ilham yang sekali lagi patah hati dengan menatapnya sendu.
Ilham masih berdiri di pinggir jalan ketika melihat mobil Leo menjauh. Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia sangat menginginkan wanita dalam hidupnya dan wanita itu adalah Tania Belia Sandra.