“Aku hamil.” Ini adalah kali kedua Aira mendengar penuturan yang sama dari seorang Netalia yang mengajaknya bertemu, berdua, yang paling penting tanpa diketahui kembarannya. Aira masih saja bingung. “Ya terus?” Apa hubungannya sama Aira? “Arka papanya.” Cangkir di tangan pun Aira letakkan di meja, menatap dalam Neta demi menerjemahkan raut wajahnya. Tapi, Aira enggan percaya. “Ngaco.” Beginikah Neta? Yang katanya Ratu di SMA Cakra Buana. Mau jebak Arka, ya? Aira tentu tahu persis bagaimana sosok kembarannya. Arka mana mungkin jadi, “Jangan bercanda.” Neta keluarkan lembaran kertas dari tasnya. Lalu sodorkan kepada Aira sambil bilang, “Aku juga penginnya cuma bercanda, Kak.” Neta juga nggak mau hamil. Tapi Neta sadar, ini salahnya. Dan Aira melihat beberapa catatan medis juga selemba