Neta berbaring menatap langit-langit kamarnya. Waktu seolah berjalan lambat di tempat Neta yang sakit. Neta selalu bertanya-tanya: Satu tahun kemudian, apa dia masih seperti ini? Dua tahun kemudian, apa kabar dengan hidupnya nanti? Tiga tahun kemudian, apakah neta masih hidup atau sudah mati? Tidak tahu. Sekarang saja rasanya Neta tidak puas melukai tubuh sendiri. Yang Neta tatap bekas goresan jarum di pahanya, baru saja dia melukai bagian itu karena ingat dengan kalimat Arka Neta si sampah masyarakat. Hatinya sakit, tapi air mata susah keluar kalau Neta tidak memancing dengan luka di fisik. Dan jika tidak dikeluarkan, hati Neta tak pernah tenang, lalu dia akan mual, hingga muntah kemudian. Mungkin itu hanya terjadi di Neta, dia akan merasa mual pada saat tekanan menerpa terlalu banya