28. Papa Neta?

1726 Words

Ini masih pagi, tetapi persitegangan sudah terjadi. Sarapan saja belum, tetapi rasanya perut enggan menampung. Keluarga itu terguncang. Rahee melihat Areta yang baru henti menangis, tangan Rahee gemetar saat hendak mengusap kepala mungilnya. Oh, Reta dia cucunya. Membuat mata Rahee lelah menampung air atas desakkan emosi. Segera dia hapus air matanya. “Reta nakal ya, Ma?” Wajah cantiknya menyendu dengan pucuk hidung memerah. Mata berair. Parau, Rahee bicara. “Nggak kok.” “Kak Aira marah sama Reta?” Rahee memilih mendekapnya. Menelan kelat butiran saliva. “Nggak, Sayang.” “Terus? Kak Arka bandel, ya? Mama pukul Kak Arka.” Rahee mengeratkan dekapnya. Ini menyakitkan. Terlampau sulit untuk Rahee jelaskan sebuah jawaban yang pelik kepada Areta. Ah, dugaannya tidak salah ternyata. Mes

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD