Segera kulepaskan peganganku, dan membiarkan Leta berdiri tepat di depanku. Pernyataannya barusan, justru membuatku ingin segera menjaga jarak dengannya. "Perempuan itu punya nama, Let. Namanya Mira." Aku meralat panggilannya terhadap wanita yang akhir-akhir ini selalu menarik pemikiran gilaku. Mira memang bukan wanita yang setara dengan kalanganku, namun semua hal tentangnya selalu membuatku tertarik untuk berada di sisinya. Leta berjalan cepat menjauhiku dan duduk pada bangku taman di halaman dengan wajah merengut. Aku mengikutinya, namun tidak duduk di sampingnya dan memilih berdiri di depannya sambil berkacak pinggang. "Dia itu cuma manfaatin kamu doang, Bar!" Dia membuang muka ketika mengucapkannya. Tapi perkataannya seolah memperingatkanku tentang Mira. Aku hanya tersenyum mer