Ebo

2179 Words
Pulang sekolah mereka memutuskan untuk jalan kaki saja di banding naik angkot,hitung – hitung menghemat uang pengeluaran,ini sih saran dari Tiara ,Afifah hanya mengiyakan saja ,toh bagus juga saran Tiara,lagian juga deket jarak kosnya. “ Oh ya Fa,Abis ganti baju kita makan di luar yuk” Ucap Tiara mengawali pembicaraan,Tiara ingin mengenalkan kepada Afifah Ayam Geprek terenak menurutnya di wilayah sini,Afifah wajib harus mencoba rasanya di jamin mungkin ketagihan,dirinya saja seporsi saja kurang,mungkin dua porsi baru puas,jika bukan karena mikir keuangannya mungkin akan ia gas aja. Afifah memutar miring wajahnya menghadap Tiara,mengangkat alisnya sedikit menandakan sedang memikirkan sesuatu.kemudian membuka suara membalas ajakan Tiara. “Kayaknya kalo siang aku gak bisa Ra,soalnya aku mau tidur siang habis pulang ini”Ucap Afifah menolak ajakan Tiara,dengan wajah tak enak. Sejujurnya bukan ia tak mau,Cuma kebiasaannya di kampung jika sepulang sekolah dia harus tidur siang,ntah minimal beberapa menit yang menting tidur siang , baginya itu sudah suatu kebiasaan,jadi jika ia tidak tidur siang maka sorenya akan mengantuk berat. “ Oh Yaud-d”ucapan Tiara terpotong karena Afifah menyela ucapannya. “ tapi gapapa deh,sekali – sekali aku gak tidur siang,nanti aja habis ashar aku tidurnya”Afifah sedikit menyengir yang menampakan gigi putihnya. “ Eh Fa abis ashar lebih baik tidak usah tidur lebih baik di hindarkan” ucap Tiara mengingatkan. Afifah menampilkan wajah kebingungannya,bukankan dia hanya tidur,bukan ngelakuin hal yang di larang. “Emang kenapa Ra,aku kan Cuma tidur ,lagian abis ashar aku juga udah gak ngapai – ngapai lagi,kan lebih baik aku tidur” “ Iya tau Fa,Cuma di khawatirkan kamu nanti kelewat sholat maghribnya,terus juga pasti nanti kamu habis bangun kepala kamu pusing dan linglung” “ Iya juga sih Ra,makanya Ibu aku marah kalo aku tidur habis Ashar” Ucap Afifah mengiyakan ucapan Tiara yang memang benar ,dia pernah sewaktu ketika pulang sekolah sampek sore ,jadi dia langsung tidur ,sehabis bangun kepala terasa pening dan linglung juga tiada semangat.ia malah berfikir jika waktu sudah pagi padahal masih malam. “ Makasih ya Ra,udah ngingetin”menampilkan senyum tulus. “ Kamu mah Fa,dari tadi terima kasih mulu” “He ..He..He”bercengengesan menampilkan gigi – giginya yang putih bersih. “ Gimana kalok gak habis sholat Ashar kita piginya,lagian gak palah jauh kok Fa, Ayuklah please mau ya Fa ”sambungya, menampilkan wajah memelas dan mengedipkan mata puppy eyes. “Hmm okelah ayok”mengiyakan ajakan Tiara. “Yeah”sorak Tiara girang. Tak terasa karena dari tadi asyik mengobrol,Pagar hitam yang menghubungkan masuk kosnya telah kelihatan dari jarak lima meter. Afifah berjalan berdampingan dengan Tiara,Afifah mendorong lebih dulu pagar hitam itu,di ikuti kemudian Tiara yang juga masuk lalu Tiara mendorong gerbang itu hingga tertutup. Mereka berjalan melintasi wanita – wanita yang sedang bergosip di bawah pohon cery rindang, suara tawa yang begitu kencang masuk ke rongga telinga mereka,begitu berisik fikirnya. Sepertinya mereka membicarakan keburukan orang lain,macem gak ada kerjaan lain aja ketimbang bergosip. Oh iya kost an mereka memang kost an khusus muslimah,Cuma yang sudah menikah pun juga di perbolehkan ngekost di situ tapi juga harus menunjukan surat nikah. Seorang wanita berambut lurus dengan make up yang begitu menor,terutama bagian bibir seperti warna darah lipstiknya.wanita itu menatap sinis ke arah mereka. “Wah ada yang baru pulang sekolah”cibirnya sambil melirik ke arah temannya,temannya yang lain hanya mengangguk dan berbisik – bisik. “Ngapain perempuan sekolah tinggi – tinggi toh ujung – ujungnya di dapur juga,,ya gak”sambungnya dengan nada mengejek,temannya yang lain mengangguk mengiyakan perkataan si wanita berdandan menor. Afifah dan Tiara mengabaikan perkataan mereka yang merendahkannya,sedikit berjalan agak cepat supaya segera terlewat dari kumpulan ibu – ibu tukang gosip itu. “ Buang – buang duit orang tua aja, toh nanti juga pengangguran ,nyusahin mamak bapaknya aja, dasar anak – anak zaman sekarang gak ada yang beres,gak berguna lagi hanya nyusahin orang tua saja”cibir wanita berdandanan menor,sambil menyisir rambutnya dengan sela – sela jari. Tiara menahan tangan Afifah supaya mengabaikan perkataan mereka. “Udah Fa ,biarin aja mereka berkata suka hati tentang kita, lagian juga apa yang dia katakan tidak bener,jadi abaikan aja.”bisik Tiara pelan. Afifah menarik nafas untuk menghilangkan rasa amarah,dia paling tidak bisa jika orang mengatai secara terang – terangan ,menjelek – jelekan dirinya tanpa tahu kebenarannya.hanya spekulasi dan perbuatan satu orang yang salah hingga di samaratakan menjadi buruk. Afifah rasanya sakit jika di perlakukan seperti itu,dia sama sekali bukan orang yang suka menjelekkan orang atau bahkan suka mencari kesalahan seseorang. Harapan dengan ia tidak mencampuri urusan orang lain,maka orang lain janganlah sibuk mengurusi dirinya.“Iya Ra,Cuma aku gak suka aja dia ngatai seperti itu”ucapnya pelan. “ Udah biarin aja, kita sabar aja,tidak semua perbuatan yang menyakiti di balas dengan kejahatan juga” “kamu mau dengar gak Fa suatu kisah dari Imam Hasan Al – Bashri.”sambung Tiara.menarik Afifah pelan agar melanjutkan langkahnya sampai ke kamar kos mereka masing – masing. “ Apaan tuh Ra ?,Kepo nih aku,He..He”Afifah mengikuti langkah Tiara yang sedikit di depannya, matanya menoleh sekilas kepada wanita – wanita tadi.mereka masih asyik bergunjing tentang mereka ,samar – samar terdengar. “mereka sombong – sombong amat sih, padahal masih anak bau kencur ,tapi lagaknya sok kali,masih anak baru di kost ini aja sok banget” . Afifah tidak tahu siapa yang berucap yang pasti ia mengabaikan sebisa mungkin. “ Gini Ra, Suatu ketika pelayan Imam Hasan Al-Bashri menyampaikan bahwa seseorang telah menjelek-jelekkan namanya. Mendengar hal tersebut, sang Imam kemudian memanggil pelayan dan memintanya untuk memberikan kurma pada orang tersebut. Pelayan berkata, “wahai imam, bukankah dia telah menjelekkanmu di hadapan orang banyak. Tapi kenapa engkau malah memberinya kurma?” Sang imam pun menjawab, “Bukankah sudah sepantasnya aku memberikan hadiah bagi orang yang telah membuat diriku di sisi Allah SWT”. “Apa maksud semua ini wahai Jibril?” Tanya Rasul SAW pun ketika turun ayat: “Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” . Jibril pun menjawab, “Wahai Rasul Allah, sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu untuk memaafkan orang yang menzalimimu, memberi kepada orang yang pelit kepadamu, dan menyambung silaturahim kepada orang yang memutuskannya denganmu”. “Nah jadi kesimpulannya walaupun orang berbuat tidak baik kepada kita,kita tidak perlu bahas dengan kejahatan pula, tapi balaslah dengan kebaikan pula,kamu dengar gak Fa kalo air dapat memadam api yang panas,nah begitulah hati manusia di tetesi dengan sifat kelembutan,kebaikan lama – lama hati mereka juga luluh”Ucap Tiara panjang lebar. Afifah mengangguk – angguk setelah mendengar cerita Tiara. Tiara berhenti karena kamar kosnya telah sampai,ia mengambil kuncinya yang ia simpan di tas.lalu membuka hingga terdengar suara klik besi yang bergesekan menandakan pintu telah terbuka. “ Aku duluan ya Fa,” “ Iya Ra”Afifah meneruskan langkahnya melewati satu kamar kos lagi maka sampai lah dia di depan kamarnya ,ia lepaskan tas punggungya ia rogoh untuk mencari kunci kamarnya, Namun Nihil tidak ia temukan,tiba – tiba ia teringat sesuatu jika sebelum pergi sekolah tadi ia menitipkan kuncinya kepada Buk Hajjah Romlah.Dasar sifat pelupanya gak bisa hilang.gampang banget pelupa,Akhirnya Afifah memutuskan mengambil kunci ke rumah Buk Hajjah Romlah sendiri tanpa di temani Tiara,biarlah ia sendiri saja yang mengambilnya,lagian Tiara juga sudah masuk ke dalam kamarnya. ***** Seperti perjanjian tadi sehabis sholat Ashar mereka akan pergi makan di luar,tampilan Afifah sudah selesai dengan pakain baju tidur di padukan lagi dengan rok,Afifah mengecek Hpnya mecari nomor Tiara pada aplikasi hijau yang terdapat logo telepon, sebelumnya telah ia simpan di kontaknya,ia klik terdengar nada sambung yang menghubungkan ke salah satu panggilan. “ Halo Assalamualaikum Ra,aku udah siap nih,kamu udah siap apa belum”tanya Afifah. “Wa’alaikumussalam Fa,bentar lagi nih Fa aku siap,ini aku masih pakai jilbab”jawabnya di seberang telepon. “Oh yaudah Ra,aku tunggu di depan kamarmu ya” “Okey Fa” Hingga terdengar suara tuut yang menandakan panggilan telah berakhir. Afifah mengunci kamarnya dan menaruh di tas selempangnya,Afifah sengaja membawa tas selempang untuk menaruh kunci dan Hp nya,karena jika ia taruh di saku baju tidurnya takutnya hilang ,saku baju tidurnya hanya sedalam tiga ruas jari jadi jika ia lasak sedikit saja mungkin akan jatuh. Afifah berjalan ke arah kamar Tiara yang masih tertutup pintunya,Afifah memanggil Tiara dan sesekali mengetuk pintu hingga terdengar suara sautan Tiara di dalam . “Bentar Fa” Terdengar suara pintu terbuka dari dalam Afifah menatap Tiara yang sudah siap dengan baju gamisnya. “lama banget si Ra bukai pintunya”kesal Afifah. “ Iya maaf ya Fa,”ujarnya meminta maaf karena telah membuat Afifah menunggu lama. “Yaudah yuk langsung berangkat aja,takut ntar kemaleman pulangnya”sambungnya. “Okey yuk” Afifah dan Tiara memutuskan naik becak sekaligus jalan – jalan sore .hanya 15 menit saja mereka telah sampai di warung yang bertuliskan warung Ayam Geprek wak Min terlihat begitu jelas pada baliho yang diletakkan di depan warung. Afifah menarik salah satu kursi di ikuti dengan Tiara .mereka duduk paling depan sehingga bisa melihat bagaimana kesibukan para pekerja warung yang sedang mengolah pesanan para pembeli.sebelum duduk tadi mereka sudah terlebih dulu memesan hanya tinggal menunggu pesanan datang. “ Fa ini langganan aku biasa beli ayam geperek,ntar lah kamu cobai rasanya ,pasti kamu bakal kurang”Ucap Tiara mengenalkan langganan ia biasa membelik Ayam Geprek . “Masa sih Ra,jadi makin lapar aku denger kamu bilang gitu”jawab Afifah dengan memegang perutnya,perutnya juga sudah terasa bunyi – bunyi cacing yang minta jatah makan. “ ini mbak pesenannya,selama menikmati” Ucap pelayan dengan nampan berisi 2 piring ayam geprek,lalu menyajikan di depan meja . “Makasih mbak”Ucap Tiara dengan menampilkan senyum kepada pelayan yang sudah mengenalnya karena ia biasa mampir kesini. Afifah menatap piring berisi nasi yang di bentuk dari cetakan mangkuk.di sebelahnya piring berisi Ayam yang telah di baluri tepung dan juga mangkuk berisi sambal bewarna hijau kemerahan.mereka menyantap tanpa tersisa sebutir nasi,bersih mengkilat seperti habis di cuci. Afifah mengeluarkan suara yang begitu kuat,karena kekenyangan ,angin yang berasal dari lambung menguap ke mulut dan mengeluarkan suara “Heeghh” Tiara memperhatikan Afifah sedetik,Ia menyelesaikan kunyahan makanan yang berada di mulutnya dan menenggak segelas air putih di depannya. “ Astagfirullah Afifah, sendawa gak boleh kuat kali gitu,gak baik Fa”Tiara mengingatkan. “Iya tadi aku kekenyangan kali Ra,maaf ya”ujarnya meminta maaf. “ Iya aku tahu tapi lain kali jangan begitu lagi Fa, karena bersendawa kuat seperti itu bukan lah adab seorang muslim,seorang muslim harus menjunjung adab sebagaimana yang telah di ajarkan Rasulullah,Fa.” Afifah cengengesan, ia sudah tahu sebenarnya tentang hal ini, tapi tadi ia tidak bisa menahan keinginannya untuk bersendawa, rasanya sudah diujung tenggorokan dan tidak bisa ia tahan lagi. "Iy, Ra. Maaf, ua. Tapi kelepasan banget sumpah. Udah nggak bisa ditahan lagi," ujarnya pada Tiara. Tiara tersenyum sebelum tertawa. "Yauda deh iya, sekali lagi jangan gitu ya, nggak boleh, apalagi kamu perempuan." Afifah tersenyum dan bersiap seolah anggota kepolisian. "Oke, Ra!" Setelah menyelesaikan makanan mereka,Afifah hendak ke kasir untuk membayar pesanan mereka,ketika melangkahkan satu langkah, terdengar suara kucing mengeong di bawah,Ia mengarahkan pandangan ke bawah dan ternyata kucing berwarna orens dengan kaki terlihat pincang di bagian kaki kirinya,sedikit ada darah merah yang sudah mengering, kucing itu mengelus – elus kepalanya ke kaki Afifah ,hingga menimbulkan rasa geli di kakinya.karena merasa kasihan Afifah mengambil sisa tulang ayam tadi lalu ia berikan kepada kucing itu.kucing itu mengaum ,memegang tulang itu dengan cakarnya,takut jika makanannya di rebut.dasar meong,takut banget makananya di ambil,padahalkan tidak ada yang mau merebut makanannya.bathinnya Afifah. Setelah selesai membayar Afifah dan Tiara memutuskan untuk kembali pulang,sembari menunggu becak lewat,Afifah dan Tiara duduk di bangku batu berbentuk persegi panjang yang menjadi pembatas antara pinggir jalan dengan parit. “Meong” Kucing Orens yang tadi Afifah beri makan ternyata mengikuti mereka,Afifah menatap kasihan pada kucing yang malang,siapalah yang tega menabraknya hingga sampai pincang begitu.Tiara juga mengarahkan pandanganya ke kucing oren tersebut. “Ra,Apa aku bawa pulang aja ya kucing ini,kasihan biar aku obati”setelah bergelut dengan bathinnya dan juga rasa kemanusiaan,Akhirnya Afifah memutuskan membawa pulang kucing itu. “ MasyaAllah Fa,mulia banget kamu Fa” “Yaudah Ra,yuk kita pulang tuh becak uldi depan ada”Ucap Afifah menunjuk tukang becak yang sedang menghampiri ke arah mereka,Afifah menggendong si kucing di pelukannya ,sesekali ia elus hingga tertidur. ***** Sesampainya di kost an ,Afifah langsung mengobati luka pada kaki kucing itu,sehabis mengobati Afifah langsung memberi makan kucing dengan teri yang telah di goreng dan di baluri dengan nasi.untung dia masih ada persediaan teri yang kemarin habis ia beli di pasar. “Meong”kucing oren melahap makanan hingga menyisakan beberapa butir nasi,untung kucing itu mau makan teri,kalau tidak mungkin ia harus membeli ikan untuk makanannya.bisa menipis uangnya jika terus – terusan beli ikan. Afifah mengelus kepala kucing itu, hingga kucing itu menggeliat karena kesenangan di elus. “mulai sekarang aku kasih nama kamu Ebo ya manis”Ucap Afifah lalu terkekeh atas nama panggilan yang telah ia berikan,ntah muncul dari mana nama Ebo itu,yang pasti ia sangat suka dengan panggilan itu. “meong”Seakan mengiyakan karena Afifah telah memberi nama kepada si kucing ,menandakan setuju dan suka pada nama itu. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD