CHAPTER 7

1048 Words
Ayura kira, ajakan makan malam Aditya itu bercanda. Tapi nyatanya Aditya benar-benar datang menjemputnya. Untungnya Haras sedang belajar kelompok di rumah Cindy, jadi Ayura tak perlu membuat penjelasan aneh-aneh yang kemudian akan berakhir menjadi sebuah kebohongan. Sebisa mungkin Ayura tak berbohong pada Haras. Aditya ternyata membawanya ke sebuah restoran Korea. Aditya bilang dia sedang ingin makan sesuatu yang dihidangkan panas-panas. Ayura sendiri memang cukup menyukai masakan Korea. Selain karena dia memang sering menonton variety show dari negri Ginseng itu, juga karena masakan Korea menurut Ayura punya ciri khas sendiri. Awalnya mereka makan dalam keadaan yang damai. Obrolan merekapun tidak menjurus ke hal-hal yang sensitif menurut Ayura. Tapi itu hanya berlangsung sebentar. Akhirnya pembahasan terlarang itu keluar juga dari mulut Aditya. Hal itu mampu menghilangkan nafsu makan Ayura dalam detik pertama. Ayura tak ingin membahas hal itu lagi. Ia sudah melupakannya dan menguburnya. Meski ia tak benar-benar lupa. Jadi sebelum semuanya muncul lagi ke permukaan, Ayura merasa harus menghentikan Aditya mengungkit hal itu. "Kelana, aku—" "Mas Jo kehilangan semua memorynya, Kak. Kecelakan itu merenggung memory Mas Jo selama 10 tahun terakhir. Ingatan Mas Jo kembali ke 10 tahun sebelum dia ketemu kakak. Sebelum kalian menikah." Ayura tertegun. Beku. Seperti sebuah gong yang dipukul, telinganya berdengung. "Aku tau kalau kemarin ada masalah antara kakak dan Mas Jo, melibatkan Haras dan Cindy, kan?" Ayura melotot kaget. "Mas Jo minta Karen menangani kasus itu." Aditya mengamati wajah Ayura, meneliti ekspresi yang Ayura berikan. "Kemaren Karen bilang masalahnya udah selesai, Mas Jo ngebatalin tuntutan." Ayura belum bersuara. Masih bergelut dengan pikirannya. Jika Karen yang menangani kasus itu, itu berarti Karen juga sudah tau keberadaannya dan Haras. Bertambah satu lagi orang yang tau. Meskipun Aditya bilang Jonattan kehilangan ingatannya, tidak menjamin bahwa kondisinya aman saat ini. Jonattan boleh saja lupa, mungkin kejadian kemarin juga kebetulan, tapi itu tidak bisa membuat Ayura merasa lega. Ia justru merasa makin terancam. "Jadi, Karen udah tau?" Air muka Ayura berubah. Aditya tak langsung menjawab. Ditatapnya Ayura mencoba menebak isi kepala wanita itu. "Karen hanya tau Haras, Karen nggak tau kalau ibu Haras itu kakak. Mas Jo kayaknya nggak kasih tau nama kakak ke Karen," jelas Aditya membuat Ayura tanpa sadar menghela napas lega. Ayura memijit keningnya. "Kak.." Aditya meletakkan sumpitnya. Menatap Ayura serius. "Mas Jo udah lupa sama kakak. Mas Jo sama sekali nggak ingat sama kakak. Dan aku janji, aku nggak akan kasih tau siapapun tentang kakak. Tentang Haras juga." Ayura balas menatap Aditya. "Aku rasa keluarga Mas Jo juga nggak akan mengenali kakak. Kalau kemarin bukan karena CV, aku juga mungkin nggak akan mengenali kakak." Aditya mencoba meyakinkan Ayura. Meski samar, Aditya bisa menerka kalau Ayura sedang dalam mode was-was. Bukan tak mungkin kabur ada dalam kepala Ayura saat ini. Aditya tidak bisa membiarkan itu terjadi. Tidak lagi. Bertemu Ayura lagi setelah 10 tahun adalah sebuah keajaiban baginya. Seperti tadi, Ayura masih banyak diam. Aditya tak tau sejak kapan Ayura jadi sependiam ini. Setahunya dulu Ayura adalah wanita yang periang dan ceria. Ayura hanya menatap kepulan asap yang berasal dari panci di depannya. "Dan Mas Jo udah nikah sama Kak Fani, 7 tahun lalu.." ucap Aditya lagi. **** Tak cukup makan malam ditambah obrolan menguras emosi di restoran tadi, Aditya juga membawa Ayura secara agak paksa menghadiri sebuah pesta. Sebenarnya bukan pesta, tapi sebuah acara amal. Charity event yang memang sering dilakukan orang-orang kaya. Ayura yakin akan banyak sekali orang-orang kelas atas di sana. Ia ingin menolak, tapi Aditya punya cara untuk membuatnya terpaksa ikut. Mereka memasuki gedung di mana acara dilaksanakan. Sudah hampir penuh karena memang sudah di tengah acara. Mereka datang agak terlambat karena sebenarnya acara mulai pukul 8. Sekarang sudah pukul 9. Ayura tak begitu nyaman. Apalagi beberapa orang memandanginya dengan tatapan aneh. Pakaian yang ia kenakan memang terlalu sederhana ke acara ini. Meski Ayura tak tau apa faedahnya datang ke sebuah acara amal memakai pakaian mahal harga selangit. Itu seperti bukan ingin beramal, tapi pamer. Aditya sempat menyapa beberapa kolega bisnisnya. Mengenalkan Ayura sebagai teman, bukan karyawan. Memang siapa yang akan membawa karyawan ke acara seperti ini? Sejauh ini Ayura merasa sedikit lega karena ia tak melihat ada tanda-tanda orang yang ia kenal. Lebih penting lagi tak ada Jonattan di sana. "Minum dulu.." Aditya menyerahkan segelas jus jeruk karena ia tau Ayura tidak minum alkohol. "Acaranya masih lama?" "Kenapa? Kakak nggak nyaman ya?" Ayura hanya tersenyum kecut. "Sebentar lagi, ya. Setelah ini aku antar kakak pulang.." Ayura menghela napas. Setidaknya ia bisa menahannya lima sampai sepuluh menit lagi. Namun kemudian seperti takdir, matanya tak sengaja menangkap sosok Jonattan terselip di antara ratusan tamu yang sedang bercengkrama. Pria itu tersenyum tipis, berbincang dengan pria setengah baya di depannya. Lalu dari sisi satunya, seorang wanita anggun menghampiri mereka. Ayura melihat dengan jelas bagaimana wanita itu melingkarkan tangannya ke lengan Jonattan. Tersenyum mesra. "Baiklah, kita sambut orang penting yang sudah berusaha keras demi suksesnya acara kita malam ini. Kita sambut, Steffani Adinata.." tepuk tangan menggema di dalam ruangan. Langkah Fani diiringi oleh tatapan penuh kekaguman dari segala sisi. "Itu istrinya Mas Jo," ucap Aditya pelan seolah mempertegas segalanya. "Kak mau ke mana?" Aditya menahan tangan Ayura. "Aku mau pulang." "Aku antar." Ayura tak mengiyakan pun tak menolak. "Kelana.." Langkah keduanya terhenti. Baik Aditya maupun Ayura sama-sama terpana beberapa detik. "Tante.." sapa Aditya yang lebih dulu sadar. Ayura mematung. Sungguh takdir sangat kejam padanya. "Ini.." wanita anggun itu gantian memandang Ayura, meneliti. Setahunya kekasih Aditya bukan ini. Lagipula ia kenal dengan kekasih ponakannya itu. "Mi, eh ada Kelana.." seorang wanita cantik lainnya muncul. Tersenyum manis. Dan tak bisa dielakkan, perhatiannya juga tertuju pada Ayura. "Teman Kelana, Tante.." Aditya berusaha bersikap tenang. Kedua wanita itu mengerutkan kening. Ayura menunduk sekilas memberi salam, kemudian berlalu. Aditya langsung mengejar setelah pamit. Kedua wanita yang tinggal itu saling pandang. Tapi kemudian keduanya mengendikkan bahu dan bergabung bersama kolega-kolega bisnis di dalam. "Jo.." "Mami.." Jonattan dan Fani menghampiri wanita itu. **** "Kak, tunggu.." "Kamu nggak usah antar aku. Aku pulang pakai taksi.." "Tapi Kak.." "Please Kel, aku pulang sendiri aja.." pinta Ayura memelas. Kelana termagu. Tak menyangka dengan reaksi Ayura. Ponsel Ayura berbunyi. "Hallo," Kelana masih diam menunggu sampai Ayura pergi. Hingga Ayura masuk ke dalam mobil dan berlalu, Aditya masih diam di sana. Menatap hingga mobil itu hilang di belokan. "Dirgantara. Ada hubungan apa dia sama Kak Fara?" ***********
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD