15.Be A Gantleman

3066 Words
Aku menyesal tlah membuatmu menangis Dan biarkan kau memilih yang lain... Namun jangan pernah kau dustai takdirmu.. Pasti itu terbaik untukmu.... Janganlah lagi kau memintaku kembali... Aku bukanlah untukmu.... Meskiku memohon dan meminta hatimu... Jangan pernah tinggalkan dirinya Untuk diriku... (Aku bukan untukmu,Rosa)     Masalah kehamilan Sashi membuatku bermuara pada kesepian dan keputusasaan panjang.Seakan bersekutu,baik Rara atau Sashi tidak menghubungiku sama sekali.Aku pun tidak berminat menghubungi mereka.Percuma juga,Rara pasti menuntut kesiapanku menikahi Sashi,dan Sashi seperti menunggu keputusan masa depannya.Lalu aku??aku sendiri tak tau lagi aku mesti gimana. Berhari hari aku mengurung diri di apartemen,hanya kopi dan rokok.Aku menghindari minuman yang hanya akan mempengeruh keadaanku.Aku hampir menolak makan kecuali aku merasa lapar. Sampai seminggu lamanya aku berdiam diri sampai aku putuskan ke Bandung seorang diri.Makam keluarga Rara jadi tujuanku. Dari tiga makam di hadapanku,aku konsen di makam mama Rara.Aku terpakur sendiri setelah aku menabur bunga di ketiga makam itu. "Tante....maafkan aku....."desisku tertahan Aku diam sebentar,menunduk lagi. "Aku mungkin ga bisa menepati janjiku pada tante untuk menjaga Rara.Aku malah menyakiti Rara tante"keluhku lalu terisak pelan Hening terasa hanya suara gemrisik daun yang terdengar di keteduhan komplek pemakaman ini. "Aku yang terus menerus bilang kalo aku sayang Rara,aku cinta Rara tante"keluhku lagi malah jeritan putus asaku yang keluar Aku menyusut kasar airmataku "Apa tante ga sampaikan pesanku untuk bilang sama tuhan untuk buat aku dan Rara berjodoh???apa tante ga mikir Rara bakal gimana kalo aku mutusin nikahin Sashi??" Aku terisak hebat lagi "Kasih tau aku tante....kasih tau aku mesti gimana..."rengekku Aku terdiam terisak lagi "Rara keras kepala tante,tolong datangi dia dan kasih tau Rara supaya mau aku bawa pergi!!"keluhku semakin putus asa. Tetap tak ada jawaban apa pun... "Maafin kebodohan aku tante...maafin seandainya aku ga bisa sama sama Rara lagi.Maafkan aku kalo sampai detik ini aku masih menyintai putri tante...aku pamit dulu....."desisku sambil bangkit setelah membersihkan bokongku dan menyusut airmataku Aku tinggalkan komplek pemakaman dan pulang ke Jakarta lagi Gilakan aku???ya aku benar benar gila. Sepulang aku dari Bandung juga tak membantuku lepas dari kegilaan.Aku tetap mengurung diri di apartemen,aku mengabaikan undangan makan malam mamaku sampai dia merasa perlu menghubungiku "Ga...are you okey?"tanya mamaku Aku menghela nafas pelan "Aku ga apa apa mah"jwabku malas Gantian mamaku menghela nafas "Mama sudah tau soal Sashi...mama...." "Bisa ga kita ga omongin ini dulu?"potongku Mamaku menghela nafas lagi "Maaf...mama hanya mau bilang,Sashi ga menuntut apa pun..."jelas mamaku Aku diam "Ga ..kamu tau kan mama yang ga akan tinggalin kamu di kondisi apa pun?" Aku refleks mengngaguk lalu aku merutuki kebodohanku.Mana ada mamaku lihat "Aku tau mah...mama ibuku,seberapa besar pun kesalahanku,pasti mama trus ada buat aku"jawabku Mamaku menarik nafasnya lagi dan hembusannya terdengar jelas olehku "Mama ga akan menceramahimu apa pun.Mama harap kamu pulang,walaupun sebentar,mama rindu Ga"pintanya "Ya..aku bakal nengokin mama,tapi ga tau kapan.Aku butuh ruang mah!"jawabku "Okey....kabarin mama kalo kamu butuh sesuatu"pintanya Aku mengangguk lagi.Bodoh lagikan aku. "Okey...love you mom!"tutupku dan tidak memberikan kesempatan mamaku bicara lagi Yakin aku kalo aku terus membiarkan kami terlibat obrolan,dia malah bakal nangis. Dan kesendirian itu semakin aku nikmati.Seperti pesakitan,aku trus mengurung diri di apartemenku.Sampai Rengga juga menyusulku "Butuh teman ga?"tanyanya sambil mengacungkan dua gelas kopi di gelas karton berlogo warna hijau Aku tertawa "Masuk Reng!"ajakku sambil mengambil alih satu gelas kopi di tangannya Rengga masuk lalu menghempaskan tubuhnya di sofa. "Elo disuruh nyokap gue?"tanyaku ikutan duduk di sisi sofa yang lain "Iya..kalo ga ngapain benar,elo udah gede,bisa urus diri.Beruntung lo punya emak jadi masih di cari.Coba kaya gue ga punya emak,siapa yang bakal nyari walau gue busuk di kamar"keluhnya Aku tertawa "Lalu?"tanyaku Rengga menggeleng sambil menaruh gelas kopi yang dia minum seteguk "Ga ada,gue ga mau kepo,urusan elo,kalo dengar cerita nyokap elo,gue juga ga bisa kasih pendapat apa pun.Gue kesini cuma mau mastiin elo masih hidup"sanggahnya santai Aku tertawa.Kami lalu terdiam sampai aku menghela nafas pelan "Elo pernah merasa baper karena urusan cinta ga sih Reng?"tanyaku Rengga tertawa pelan "Masih nanya,emang bokap ga cerita gimana gue mesti kabur ke kampung nyokap karena di paksa lepasin Sinta?"keluhnya Aku tersenyum "Ya maksud gue itu,elo pernah ga ngerasa kewalahan,hadapin story elo sama Sinta?"kejarku Rengga terpakur menatap gelas kopinya "Dari awal Ga,gue kewalahan sama rasa ya gue punya buat Sinta.Pertama dia ngajak gue kenalan pas gue masuk SMA,dari situ gue tau kalo hati gue bilang ,gue mau sama nih cewe.Gue maju mundur untuk ngomong.Sinta itu tipe cewe mandiri.Berantem aja jago,gue ngerasa ga punya fungsi,seandainya gue jadi pacar dia"tetap tidak menatapku "Lalu?" "Ya gue pendem dengan cara gue nulis puisi.Eh malah dia yang baper,gue pikir cewe jagoan kaya dia ga romantis,ga taunya romantis banget.Ya udah gue jadi semangat bertahan suka dia diam diam.Dia takut bilang karena takut di bilang cewe bitchy,gue takut bilang karena takut dia tolak dan takut dia cuma suka gue karena puisi gue doang dan bukan guenya.Butuh waktu lama Ga,lebih dari setahun kita berdua kaya orang bodoh yang mendem rasa.Friendzone yang saling bikin baper" "Trus elo tahan?"tanyaku menyela sambil menaruh kopiku juga di meja Rengga tertawa "Ga punya pilihan guenya.Sampai gue berhasil nyium dia trus gue tembak deh"kata Rengga menoleh ke arahku lalu tertawa lepas Aku tertawa "Ternyata elo laki juga ya"komenku "Gue ga mesti bersikap kaya playboy cuma buat nunjukin gue laki.Gue bertahan kok deket Sinta walau ga jelas statusnya.Sinta juga walaupun gue tau dia di deketin cowo cowo lain"sanggah Rengga "Elo ga coba jalan sama siapa gitu biar Sinta cemburu?"tanyaku mengingat Rengga ganteng dan kaya "Ga minat gue"tolaknya menggeleng "Alasannya?,ga mau sakitin Sinta?,ayolah...elo kan ganteng,tajir juga"godaku mengingat Rengga harusnya jadi pewaris bisnis ekspedisi papanya sebelum dia berkarier jadi jaksa Rengga tersenyum "Ga Bro,gue takut tuhan marah"cetusnya Aku jadi terdiam mendengar kata tuhan di sebut "Sory..gue ga maksud menggurui.Banyak kejadian yang gue temuin gitu,teman gue cinta sama cewe tapi takut bilang,dia jalan sana sini sama cewe lain buat bikin cemburu.Tapi pas dia akhrinya berani bilang sama tuh cewe dan di terima,dia malah mesti menghadapi kemarahan tuhan dengan bikin dia terus menerus nyaksiin gimana cewe yang dia sayang terus menerus merasa kesakitan sampai sempat dia lepasin.Untungnya ga segila elo dengan bikin cewe lain bunting"ledeknya Aku memutar mataku "Trus akhirnya teman elo?"tanyaku "Ya bersatu juga,trus berpisah lagi.Gue ga tau endinganya gimana.Kusut sih kaya elo"jelas Rengga Aku terdiam "Lihat elo sekrang.Elo mati matian bilang ma Rara elo sayang,tapi ga bisa nahan diri sampe elo mesti libatin Sashi.Tuhan lagi marah Ga sama elo yang labil.Elo tetapin hati elo buat siapa,tapi elo jalanin rasa cinta yang tuhan titipin sama elo dengan setengah hati.Elo bisa santai nidurin Sashi dan Rara juga kan?"tembak Rengga "Elo ga nidurin Sinta?"tanyaku berbalik Rengga tersenyum "Ga...sampai tuhan mutusin dia jodoh gue"jawab Rengga mantap Aku tersenyum "Sinta itu segala buat gue Ga.Waktu gue di paksa putus ma Sinta,gue sendirian,tapi ga bikin gue minat juga cari orang buat gantiin posisi Sinta" "Alasannya?" "Gue mesti mastiin dia udah dapat jodoh dulu" "Lalu elo?" "Gue laki,gampang buat gue cari setelah gue yakin Sinta aman.Tapi Sinta ga aman walaupun kita sekarang sama sama lagi,sebelum gue nikahin dia.Tapi emang Sinta juga keras kepala,jadi dia pun berusaha tunjukin ga cuma sama semua orang tapi ma tuhan juga kalo cuma gue yang dia mau.Dia bilang biar tuhan yakin sama keseriusan cinta kita berdua trus mutusin kita jodoh,dan gue setuju sama dia"jelasnya padaku Aku terdiam seperti di tampar rasanya mendengar perkataan Rengga "Elo punya saran buat masalah gue?"tanyaku menatapnya lagi Rengga tertawa "Yakin lo minta saran gue?"ledeknya Aku mengangguk "Nikahin Sashi!"jawabnya Aku menggeleng pelan. "Bukan saran itu sih"kataku malas lalu bersandar pada badan sofa Rengga terbahak dan membuatku makin kesal.Aku pikir dengan pemikiran dia yang romantis bakal dukung aku bawa Rara kawin lari. "Tuh kan elo ga bisa nerima padahal elo belum tanya alasan gue kasih saran itu"keluh Rengga Aku menatapnya lagi "Karena Sashi hamil kan?"tebakku Dia mengangguk dan menggeleng "Banyak alasan Ga,pertama karena Sashi hamil,kedua udah saatnya elo tegas jadi laki.Jangan gantung Rara,lepasin!,toh elo ga bisa lagi ngejanjiin apa apa.Yakin lo Rara mau di poligami???,ketiga elo masih ga takut tuhan marah lagi ma elo?"jwab Rengga Aku diam menyimak "Ga...singkirin soal perasaan elo ma Sashi,ama Rara.Elo fokus deh sama diri elo sendiri.Seandainya elo ada di posisi salab satu dari dua perempuan itu.Elo ke Sashi kasih komitmen hubungan tapi ga kasih keyakinan soal perasaan.Ke Rara elo kasih semua perasaan elo tapi ga kasih dia komitmen hubungan.Buat gue jadi ga guna dua duanya.Nah sekarang di tambah calon anak di perut Sashi.Ini bukan lagi soal perasaan Ga.Ini soal nurani elo sendiri" Aku masih diam mendengarkan "Elo memang bisa ga nikahin Sashi,hal yang paling mungkin elo lakuin bikin surat perjanjian soal elo yang bakal tanggung jawab penuh sama tuh anak.Akte juga bisa di bikin dengan hanya mencantumkan nama Sashi sebagai ibu,dan tanpa ada nama elo sebagai ayah.Lalu setelah itu apa elo sanggup tersiksa batin elo seandainya tuhan marah lagi sama elo?"tanya Rengga "Tuhan bakal marah apa lagi Reng,kan gue urus"kilahku "Gimana seandainya ternyata anak itu lucu dan elo sayang,naluri Ga,ikatan ayah dan anak ga akan bisa bohong.Tapi Tuhan marah dan bikin tuh anak ga mau nerima elo,sementara elo terlanjur sayang.Bakal gimana lo,atau kemarahan tuhan yang lebih besar lagi mungkin aja terjadi" "Apa lagi?"tanyaku mulai merasa ngeri "Gimana kalo Tuhan ga akan kasih elo keturunan buat elo,karena elo pernah nolak saat dia kasih elo anak,walaupun dengan cara salah."dan sukses membuatku tercenung "Bisa elo ga nikahin Sashi dan tetap nikahin Rara.Tapi sanggup ga menanggung beban rasa bersalah elo karena harus lari dari tanggung jawab elo?,dan apa menurut lo Rara mau?" Aku menggeleng "Rara mau gue nikahin Sashi Reng"jwabku tersendat Rengga tersenyum "Dari awal gue kenal Rara,gue yakin dia perempuan baik,sayang cintanya sama elo bikin dia harus jadi ga baik.Ini konsep b******n yang benar buat gue.Elo lelaki,bukan elo jadiin perempuan yang elo bilang elo cintain,di hargain orang,tapi malah elo buat dia ga di hargain orang banyak karena kelakuan elo.Ini ironi Ga"gunyam Rengga sambil menggeleng pelan "Ya ironi ...."ungkapku setuju "Kita lahir itu karena seorang perempuan,kita bisa jadi apa pun karena seorang perempuan,kita bisa berdiri tegak juga karena cinta seorang perempuan.Gue makanya selalu berusaha meletakkan perempuan di tahta paling tinggi yang paling bisa gue lakuin.Orang bilang gue kalah sama Sinta.Gue ga malu Ga.Kenyataannya lelaki lebih rendah dari perempuan.Sekuat dan sehebatnya lelaki,kita ga bisa menciptakan kehidupan.Perempuan bisa Ga,dengan hamil dan melahirkan" Aku mengangguk tanpa suara "Balik lagi ke soal Sashi yang hamil.Gue bilang ini soal nurani elo sendiri.Gimana kalo Sashi adek elo,dia hamil,ketakutan sendirian tanpa kepastian masa depan buat anak yang dia kandung,misalkan dia pertahanin,waktu dia berjuang lahiran,apa elo sanggup biarin dia sendirian,padahal pas bikinnya berdua elo.Kalo elo ga punya cinta buat Sashi kasih dia sedikit rasa kasihan elo"kata Rengga sambil menatapku Aku menatapnya juga lalu perlahan aku tersenyum "Thanks Reng...."desisku Rengga tersenyum "Kadang manusia itu selalu ingat soal dirinya yang kesakitan tanpa berpikir ada orang lain juga yang ikut kesakitan karena perbuatan dirinya.Bahagianya elo itu bisa jadi kesakitan buat orang lain,bisa jadi kesakitan elo jadi bahagia buat orang lain.Kalo gue lebih milih sakit Ga,di banding gue nyakitin orang.Karena dari situ gue bisa belajar gimana nyembuhin luka dan bertenggang rasa.Harusnya kalo elo beneran kenal Rara elo bisa banyak belajar sama dia.Dia selalu memilih menikmati rasa sakit dan membiarkan orang lain merasakan kebahagian,dari situ dia belajar untuk terus tegar,dan bisa berdamai trus sama setiap keadaan yang paling pahit yang harus dia hadapi.Bikin Rara bisa punya hati seluas samudra untuk terus bisa memberi maaf.Gue respek sama usaha dia bikin elo jadi lelaki!"kata Rengga lalu bangkit "Elo mau kemana?"tanyaku menahan tangannya "Jemput Sinta,dia lagi pemotretan buat majalah yang pakai baju rancangannya.Kalo gue ga jemput bisa repot gue"keluhnya "Repotnya?" "Takut ada laki yang lebih bisa perlakuin dia lebih berharga di banding gimana gue perlakuin dia.Bisa the end gue"kata Rengga Aku terbahak dan Rengga cengar cengir sambil menutup pintu apartemenku.Pantes jadi jaksa.Pinter argumantasi,mengsugesti,mendefinisikan masalah juga,objektif juga.Jujur aku merasa lega dan mendapat pencerahan.Memang aku butuh menguatkan keyakinanku lagi di sore harinya untuk bertemu mamaku.Ya aku jadi tergerak untuk menemui mamaku "Sagara...."desisnya melihatku muncul di rumah lalu setengah berlari memelukku Aku membalas pelukan hangatnya "Maafin aku mah!"pintaku dalam pelukanku "Ga nak...mama yang salah.Mama terlalu sibuk jadi ga sempat nemenin kamu"sanggahnya Aku tertawa "Aku udah terlalu besar buat mama temenin,duduk yuk mah!"ajakku masih memeluknya Dia menurut saat aku bimbing duduk di sofa.Perlahan aku meringkuk di pangkuannya "Mah...waktu mama hamil aku,perasaan mama gimana?"tanyaku sambil mengadah menatapnya Mamaku tersenyum "Bahagia Ga..mama akhirnya di kasih kepercayaan untuk hamil"jelas mamaku "Ga nyesel kalo ternyata aku malah repotin mama?"tanyaku lagi Mamaku tertawa pelan "Seorang ibu di repotin anak itu sudah keharusan,biar dia terus merasa di butuhkan.Jangan mengurung diri lagi ya!,ceritakan semua sama mama.Rara bisa anggap mama seperti ibunya dengan menceritakan keluh kesahnya soal kamu"kata mamaku Aku langsung duduk dan menghadapnya "Rara curhat sama mama?"tanyaku "Hm...semua...kamu pikir mama tau dari mana soal Sashi.Sashi yang malah ga datang nemuin mama"jelas mamaku Aku diam dan terpaku lagi "Ga....mama tau kamu bingung.Tapi mama setuju dengan Rara yang memilih melepasmu dan mengabaikan rasa sakit yang dia rasakan.Ini soal kehidupan baru Ga,soal masa depan seorang anak yang menunggu keputusanmu.Anggap kamu sudah tidak punya masa depan lagi dengan Rara,tapi apa kamu tega menghancurkan harapan hidup seorang anak.Anakmu loh!"kata mamaku "Mama ga suka Rara ya?,atau mama ga tau soal hubunganku dengan Rara?"tanyaku beruntun Mamaku tertawa pelan "Cuma tuhan yang tau gimana berharapnya mama punya mantu seperti Rara.Bukan Sashi ga baik Ga.Ini soal keegoisan seorang ibu,yang mau anaknya bahagia.Mama ibumu,mama tau kalo bahagiamu bukan sama Sashi tapi sama Rara.Tapi kali ini mama tidak bisa bersikap egois.Ada anak lain yang mesti mama pikirkan juga apalagi itu bagian dari kamu,pastinya bagian mama juga" Aku terdiam "Dari awal mama tau,siapa yang kamu mau,jujur mama kecewa semenjak kejadian yang memaksa kamu harus bertunangan dengan Sashi.Mau banget mama marah sama kamu.Tapi Rara meyakinkan mama,ini udah jalan tuhan.Kita ga bisa protes.Saat mama lihat Rara tegar menerima,akhirnya mama juga bisa berdamai dengan keadaan ini Ga"lanjut mamaku Aku tersenyum "Rara itu kaya separuh malaikat ya?"gunyamku Mamaku tersenyum lalu mengangguk pelan "Mama tanya sama Rara kenapa dia ikhlas memaafkanmu dan melepasmu dengan Sashi,kamu mau tau dia jawab apa?"tanya mamaku Aku menggeleng pelan "Dia bilang,dia lebih butuh punya keluarga di banding punya suami.Kalo kamu nikah sama Sashi,dia bisa punya kamu dan Sashi sebagai saudara,punya mama Sashi dan mama sebagai ibu.Dan punya papamu dan papa Sashi juga sebagai ayah.Punya Rengga dan Jo sebagai adik atau kakak.Dan punya Larasati juga sebagai kakak.Kami semua lihat gimana dia tegar dan hancur bersamaan Ga"jelas mamaku "Kami?"tanyaku bingung "Ya....Rara datang mencarimu sewaktu makan malam dan saat kami semua berkumpul di rumah ini.Dengan suara serak dan terbata bata dia menjelaskan kondisi Sashi setelah tau kamu ga ada kabar beberapa hari ini.Sinta sampai ga berhenti nangis waktu dia jujur kalo dia sakit hati karena dia mencintaimu Ga.Keikhlasan dia yang bikin dia tegar melepasmu demi anak yang Sashi kandung.Papamu sampai secara khusus memeluknya dan mengantarnya pulang.Dan dengan santai dia bilang akhirnya aku punya keluarga.Gadis itu....mama sendiri ga akan sanggup jadi seperti dia"lanjut mamaku lagi dan mulai menangis Aku merangkul bahunya dan mencium pucuk kepala mamaku "Itu kenapa aku sayang banget sama Rara dan berat buat aku putuskan aku mesti gimana"jelasku Mama memukul pelan dadaku "Jangan sia siakan pengorbanan Rara Ga.Dia sudah bersusah payah.Jalanin semua sebagai permintaan terakhir dia sebagai wanita yang mencintaimu.Mama yakin dia akan siap hadapi semua.Ada kami yang akan menemaninya.Sashi ga akan setegar Rara Ga"kata mamaku Aku menatapnya "Menurut mama begitu?"tanyaku "Terserah kamu.Tapi saat kamu memutuskan yang lain,toh Rara ga akan menerimamu!"kata mamaku Aku tercenung. "Biar aku pertimbangkan"kataku akhirnya Mamaku memelukku lagi lalu mengangguk. "Sagara....." Aku dan mamaku menoleh dan menemukan Rara berdiri sambil menumpuk tangannya di atas perutnya dan dia tersenyum "Mau ngapain dia mah?"ledeknya Mamaku tertawa "Mama?"tanyaku mengejeknya "Iyalah...mama ga kasih tau Saga kalo mama sekrang mama aku juga?"keluhnya Aku tertawa "Mana bisa gitu?"tanyaku sambil bangkit mendekat ke arahnya "Kenapa ga bisa?,elo sia sia in mama elo.Berhari hari ga ada kabar.Mending buat gue kan kalo elo sia sia in"tanyanya sambil tolak pinggang begitu aku berdiri di hadapannya Aku tertawa lalu pas aku menoleh ke arah mamaku.Mamaku juga tertawa "Jangan ngarep"ledekku menyentil dahinya Dia meringis lalu tertawa "Tapi gue mau berbagi"lanjutku Dia tersenyum "Udah enakan?"tanyanya sambil mengusap pipiku Aku tersenyum "Lumayan..."desisku mengnangkap tanganya lalu menciumnya Dia tersenyum dan berubah panik saat aku bersimpuh dan memeluk kedua kakinya "Ga...ngapain jangan gini,mah...bantu aku...Saga gila"jeritnya berontak berusaha melepaskan pelukanku di kakinya "Diam Ra!,sebentar!,biar gue lega!"pintaku Dia menurut dan diam "Gue minta maaf....gue...."ungkapku tercekat Perlahan aku merasa elusan tangannya di rambutku "Elo harus tau,ini bukan soal perasaan gue ma elo,bukan juga soal perasaan gue ma Sashi.Ini soal gue yang mau belajar bertanggung jawab atas perbuatan gue dan kesalahan gue Ra"ungkapku masih tetap memeluk kakinya Aku merasa rasa lega perlahan merambat naik walaupun aku dengar isakan pelan Rara juga mamaku "Gue....salah Ra...nyakitin elo.Maaf gue juga ga akan bisa balikin perasaan elo yang terlanjur berantakan.Tapi gue....mau belajar untuk memperbaiki kesalahan gue"ungkapku sambil mengadah menatapnya Dia tersenyum dan butiran airmatanya jatuh di wajahku bercampur dengan airmataku. "Dengan cinta lo,elo masih sanggup kan lihat gue yang berusaha jadi gentleman?"tanyaku Dia mengangguk dan terus menangis tanpa suara. "Makasih..."desisku Dia memgangguk "Bangun!,lelaki bukan tempatnya ada di bawah.Elo mesti tetap berdiri kokoh!"perintahnya sambil membantuku bangkit Aku menangis lagi saat aku berdiri berhadapan dengannya "Sayang elo Ga....Dan akan selalu sayang elo."desisnya berhambur memelukku Aku balas memeluknya dan menciumi rambutnya yang tergerai. "Jangan tinggalin gue ya!!"pintaku Dia mengangguk "Mana mungkin,mama bakal sibuk sendiri persiapin pernikahan elo kalo gue ga bantu.Gue bisa di pecat jadi anak,terus yatim piatu lagi"keluhnya sambil menangis Aku tertawa dalam tangisku "Jangan bohong Ra!"pintaku Dia melepaskan pelukan kami lalu cemberut menatapku "Anak mama kenapa sih ga pernah percaya aku?"keluhnya pada mamaku yang perlahan mendekat ke arah kami Aku tertawa lalu merangkulnya "Percaya...cuma ngingetin!"sanggahku "Ya udah,tunggu apa lagi?,temuin Sashi,lambat banget jadi laki!"keluhnya galak sambil melepas rangkulanku "Lah galak amat,mama yakin mau punya anak galak kaya gini?"ledekku Dia cemberut lalu beralih memeluk pinggang mamaku "Sana pergi...urus anak dan calon ponakak gue,gue bakal sibuk sama mama buat pesan macem macem.Jadi anak nyusahin lo!"usirnya mendorong bahuku tetap memeluk mamaku dengan satu tangannya Aku dan mamaku tertawa "Sana kasih tau Sashi,kasihan dia nunggu kamu datang!"usir mamaku juga "Rara?"tanyaku "Kita janjian mau nonton drama sambil ngeteh ya mah?"tanyanya sambil menatap mamaku Mamaku tersenyum sambil mengangguk "Okey...aku jalan dulu!"pamitku beranjak Aku lalu menghentikan langkahku "Kenapa lagi?"tanya Rara melotot begitu aku berbalik "Lupa cium elo,tar ga bisa lagi!"godaku sambil meraup wajahnya dan mencium bibirnya sekilas. Dia merona lalu mendorongku "Mama juga karena kalian berdua wanita luar biasa"kataku lalu mencium pipi mamaku Rara dan mamaku tertawa melepasku pergi.Aku bergegas ke rumah Sashi.Dan begitu tiba,mamanya yang membuka pintu "Sagara...."desisnya "Sashi mana tante?"tanyaku sambil mencium tangannya "Di kamar.....kamu..."gunyamnya bingung dan terbata "Aku temuin Sashi dulu baru aku ketemu tante dan om ya"kataku menerobos masuk rumah Sashi. Aku naik ke lantai atas rumah Sashi dan menerobos masuk kamarnya yang memang aku tau. "Sashi...."tegurku saat membuka pintu kamar dan dia sedang berbaring "Sagara....."desisnya pelan lalu perlahan bangkit saat aku mendekat Aku menghela nafas pelan. "Aku tau aku ga bisa menjanjikan apa pun sama kamu.Aku ga punya pekerjaan,aku ga punya cinta yang kamu harapkan,aku ga bisa jadi yang kamu minta"kataku Sashi menatapku menunggu "Aku hanya berusaha melakukan apa yang mesti dan aku harus lakuin atas bayi yang kamu kandung,anakku,anak kita"kataku hampir tersengal Sashi masih menatapku "Apa dengan alasan itu semua,kamu masih bersedia nikah sama aku?,kalo kamu bisa menerima semua hal yang aku ungkapin tadi,ayo kita nikah!"akhirnya aku ungkapkan Sashi terbelak lalu menutup tangannya yang ternganga "Sas...."desisku makin mendekat dan dia berhambur memelukku "Ya...aku mau bersabar untuk menerima adanya dirimu Ga...."desisnya dalam pelukanku Aku menghela nafas lega "Kalo gitu ga ada alasan lagi untuk kita menunda pernikahan!"desisku lirih Sashi mengangguk dan terisak dalam pelukanku bersamaan dengan suara dari arah pintu kamar Sashi "Alhamdulilah....."suara mamanya yang berdiri di depan pintu tepat aku menoleh ke arah pintu kamar Aku tersenyum ke arahnya lalu perlahan pintu kamar Sashi,dia tutup dan memberikan kesempatan aku dan Sashi menikmati rasa lega yang perlahan naik. Mungkin lebih baik seperti ini.Cukup perasaanku dan Rara yang menangis.Bukan mengajak orang lain ikutan menangis juga.Semoga keputusanku memutus kesedihan yang mungkin tercipta karena kesalahanku benar adanya.Kuatkanlah aku tuhan..... And keputusan Saga adalah menikahi Sashi....Gokil ya Rara.....sanggupkah kalian jadi dia???? See you nextpart aja deh kalo ga bisa jawab.Tau aku kalian lagi nangis kaya aku. Apa yang akan terjadi nanti???apa malah Rara yang nikah ma Saga???apa Sashi bakal lepas Saga??? Ikutin terus ya!!! Kiss and love ❤❤❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD