Senandung lagu mendayu bersama hembusan angin yang datang melewatinya. Bia, perempuan itu tersenyum kala menatap burung yang bertebrangan karena di sembur angin, suara-suara yang menenangkan untuk jiwa yang sedang dirundung sepi.
Terdengar suara ketukan pada pintu kamar, membuat Bia mengalihkan pandangannya.
"Bia?"
"Iya.." Bia berjalan menuju pintu kamar, dan membukanya perlahan.
"Tirtan?" Tirtan tersenyum lebar.
"Bi. Kamu mau ikut aku nggak?"
"Kemana? Kamu jangan jalan kesana sini, bentar lagi pernikahan kamu mau mulai, sikung."
"Nggak kemana-mana Bi. Kedepan aja, aku mau kenalin kamu sama orang." Bia mengernyitkan dahinya.
"Siapa?"
"Udah, ayo. Eh tapi kamu ganti baju dulu deh. Aku juga mau siap-siap, nanti kamu langsung kedepan ya." Bia berdehem lalu menutup pintu kamar setelah
