Part 26 Terlambat

831 Words

Seperti angin yang melewati udara, menepis semua angan membawanya terbang keatas langit seperti luasnya para burung yang mengepakkan sayapnya untuk terbang lebih tinggi. Angin dan angan itu datang dihadapan matanya, Nunu. Laki-laki itu tak berkedip melihat tempat dimana punggung itu bersandar dari lima menit sebelumnya, suara yang merdu tadi pun hilang tak berbekas akan siulan. Nunu menundukkan kepalanya, menggelengkan kepala dan berdecak meruntuki kebodohannya atas semua kehaluan nya. Nunu berbalik badan dan saat itu Syahwa datang menghampirinya dengan tergesa. Syahwa menatap Nunu, dadanya bergerak naik turun seusai berlari. "Nunu. Kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba berlari?" tanyanya. "Maafkan aku Sya. Aku tadi melihat Bia, aku-aku sangat jelas, jelas banget denger suara Bia. Dia sebut na

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD