Selama dua detik penuh aku hanya diam. Memandangi wajah Leo yang hanya berjarak sejengkal dariku. Dia menatapku dalam, seolah mata hitamnya berusaha meyakinkanku. "J-jadi milikmu? Apa maksudnya, Leo?" Tanyaku, mengulang ucapannya, takut jika tadi aku hanya salah dengar. Dia mengangguk, "Iya. Tapi sekarang kita harus melakukan test kehamilan padamu. Setelah itu kita bicarakan kontraknya." Leo bangkit keluar dari mobil. Tapi aku hanya diam di tempat dudukku. Memandangi pria itu berjalan mengitari mobil menuju kursi penumpang. Pintu di sebelahku terbuka. Leo mengulurkan satu tangannya padaku, sambil tersenyum lembut. Aku ragu-ragu, mengamit tangannya dan keluar dari mobil. Lalu Leo mulai berjalan, dengan tanganku masih berada dalam genggamannya. Sepanjang jalan aku terus memandangunya,