Bab 13

1100 Words
Hari ini adalah hari kepulangan Fito dari Rumah sakit. Kondisinya yang sudah lumayan membaik membuatnya bisa segera keluar dari rumah sakit untuk selanjutnya mendapatkan perawatan jalan saja. Sebelum pulang, Fito dijadwalkan untuk melakukan konfrerensi pers untuk menjawab pertanyaan para awak media yang sudah menunggunya untuk melakukan konfirmasi perdana secara resmi sejak mengalami kecelakaan tunggal tersebut. Jika selama ini berita yang beredar simpang siur bisa dimaklumi karena lebih banyak ditulis berdasarkan opini dan asumsi saja. Kali ini, Fito dan tim dari rumah sakit akan menjawab rasa penasaran publik secara langsung. Meski sudah bisa berjalan secara perlahan namun Fito tetap menggunakan kursi roda selama wawancara. Dari gestur tubuhnya terlihat kalau Fito tidak terlalu nyaman untuk diwawancara tapi ia tidak mungkin bisa menolak karena sekarang adalah saat yang tepat baginya untuk meluruskan berita yang telah menyudutkan Fida belakangan ini. Fida menatap dari kejauhan tanpa berniat untuk bergabung disana. Sebenarnya tim rumah sakit dan juga tim management Fito meminta Fida untuk ikut serta tapi ditolak oleh Fida karena tidak ingin masuk terlalu dalam kedalam pusaran masalah yang membelit Fito. Meskipun namanya ikut terseret namun Fida memilih untuk melihat sejauh mana Fito mampu menyelesaikan masalah yang menjerat mereka. Sebagian orang mungkin akan mengambil kesempatan untuk meloloskan diri sendiri dengan membangun opini publik agar keraguan dan cacian berbalik menjadi simpati. Tapi jelas bukan Fida orangnya. Fida adalah tipikal orang yang tidak mau merepotkan diri untuk memusingkan penilaian orang lain tentangnya. Biar saja orang yang tidak mengenalnya memandang jelek dirinya. Namun, semuanya tidak hanya tentang dirinya seorang. Ada orang tua dan sahabatnya yang juga harus ia fikirkan. Desakan dari orang terdekat membuatnya harus melindungi dirinya sendiri demi mengurangi kecemasan orang terdekat padanya. " Mas Fito, apa benar foto yang beredar adalah foto mas Fito dengan wanita yang diduga sebagai pacar baru mas Fito ?" tanya salah satu awak media setelah sebelumnya sesi basa basi tentang kondisi Fito berakhir. " Apa benar wanita tersebut bekerja di rumah sakit ini? dan karena alasan tersebut makanya mas Fito dirawat disini ?" tanya yang lainnya. " Mas, apa karena alasan yang sama, yang membuat hubungan Mas Fito dengan Mbak Gisella jadi renggang?" Meski sudah diberitahu untuk bertanya satu persatu tapi tampaknya mereka tidak peduli karena sedang berlomba untuk mengorek informasi sebanyak mungkin. Setelah menarik nafas panjang yang tidak coba untuk ia sembunyikan, Fito meraih microphone untuk mulai menjawab pertanyaan para awak media. Mulut Fida jadi menganga begitu jawaban pertama Fito mulai terdengar. Bukannya menyangkal apa yang terjadi, Fito malah membenarkan asumsi wartawan tersebut. " Benar kalau foto yang beredar adalah foto saya dengan seorang perempuan yang kalian sangkakan tapi tidak benar kalau dia yang telah membuat renggang ataupun rusak hubungan saya dengan Gisella. Sama sekali bukan. Sebelum kejadian kecelakaan, kami sudah mengakhiri hubungan kami tapi belum sempat memberitahukan kepada teman - teman semua karena kesibukan kami berdua. Kami hanya sedang menunggu jadwal yang tepat untuk .... Tenyata keputusan Fida untuk tidak terlibat secara langsung pada konferensi pers tersebut berakibat buruk padanya. Kalau saja ia bisa menduga jalan pikiran Fito sebelumnya maka hal ini tidak akan sampai terjadi. Dibandingkan untuk menjernihkan berita yang ada, Fito malah membuat berita baru yang tentu saja akan membuat mereka jadi semakin kontroversial nantinya. Tidak ingin menunggu lebih lama, maka Fida berlalu meninggalkan kerumunan tersebut. Baru saja mendudukkan tubuhnya di ruang kerjanya, pintu terbuka dan memunculkan sosok dokter Ryan dengan wajah tidak bersahabat di sana. " Kamu tahu dia akan berbicara seperti itu ?" tanyanya menuduh. Mengusik harga diri Fida. Kenapa cara bicara dokter Ryan seringkali membuat Fida tidak nyaman. Fida menarik nafas lelah berusaha bersabar untuk menjawab pertanyaan dokter Ryan tanpa terpancing emosi. " Aku tidak tahu." jawab Fida jujur. " Harusnya aku sudah membereskannya sejak awal." desis dokter Ryan membuat Fida mengernyitkan dahinya. " Apa maksudmu?" tanya Fida menyelidik. " Laki - laki itu telah mencoba menghalangi jalanku, apa aku tidak berhak untuk menyingkirkannya?" tanya dokter Ryan tak butuh jawaban," Bukankah sejak kasus ini muncul aku sudah menawarkan bantuan untuk mengatasinya, kenapa kamu tidak bisa menerima uluran tanganku? masihkah kamu ingin memberi kesempatan pada b******n itu?" Fida terdiam untuk hal yang tidak terlalu ia mengerti. Tuduhan dari dokter Ryan membuatnya menoleh jauh ke dalam lubuk hatinya. Fida sendiri tidak benar - benar tahu apa yang ia inginkan. Nama Fito terlihat disana namun berkabutkan keraguan. Fida tidak bisa percaya begitu saja pada pria yang telah menyiakan dirinya dimasa lalu. " Sekali berselingkuh pria akan kembali melakukan hal yang sama di kemudian hari. Harusnya kamu tidak terlalu naif sampai tidak tahu dengan hal begitu." ucap dokter Ryan tajam. " Wanita memang seringkali menjadi korban dari perasaan sentimentilnya sendiri." decak dokter Ryan melihat kegamangan dari Fida. Fida menatap nanar pada dokter Ryan. Seperti itukah dirinya dimata pria itu? Fida bukannya tidak ingin mencoba membuka hati pada dokter Ryan, tapi saat ia mencoba selangkah untuk mendekat disaat itu juga perkataan dokter Ryan membuatnya mundur seketika. Sudut pandang mereka pasti berbeda tapi kenapa seakan tidak ada titik temu sedikitpun. Benarkah Fida telah bersikap naif dan sentimentil? Tidak bisakah dokter Ryan memberinya sedikit ruang untuk memahami perasaannya sendiri? Fida butuh waktu untuk memutuskan yang terbaik untuk masa depan mereka agar tidak ada penyesalan dikemudian hari dan juga tidak ada yang disakiti terlalu dalam. " Kamu masih saja mempertahankan tembok yang sama padaku." gumam dokter Ryan kecewa membuat Fida menatapnya tidak enak hati. " Maafkan aku..." balas Fida berbisik. " Aku tidak butuh permintaan maaf darimu, itu hanya akan membuatku merasa semakin tidak diinginkan." Fida menggelengkan kepalanya. Ucapan dokter Ryan membuatnya serba salah. " Setelah sejauh ini, apa kamu masih belum mau menerima bantuan dariku?" dokter Ryan menatap Fida dengan tatapan yang sulit untuk diterjemahkan oleh Fida. " Aku masih berusaha mencerna situasinya. Yang terjadi diluar hanya dari sudut pandang Fito saja. Aku sama sekali tidak tahu." " Kalau begitu kita buat konfirmasi dari sudut pandang kita. Pers juga harus menulis berita yang berimbang." " Apa aku harus menceritakan isi hatiku pada khalayak ramai?." " Tentu saja! sejak awal sudah menjadi konsumsi publik juga. Dan, semua itu terjadi karena dia. Pilihanmu sekarang hanya dua. Pertama membuat konferensi pers juga atau membawa masalah ini ke jalur hukum dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan dan penyebaran berita palsu." Fida memandang dokter Ryan lekat. Apakah memang harus begitu? Keduanya sama mengganggunya bagi mental Fida. Fida mungkin bisa menanggung cercaan netizen dimedia sosialnya tapi ia rasanya tidak sanggup menghadapi orang banyak untuk membicarakan masalah pribadinya. Tidak! Fida bukanlah artis seperti Fito. Masalah pribadinya cukuplah menjadi urusan dirinya sendiri dan orang yang bersangkutan. Dokter Ryan jelas melihat keraguan diwajah Fida. Alih - alih melihatnya sebagai keengganan karena Fida yang introvert, dia justru menganggap itu sebagai penolakan pada dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD